nusabali

Tembakau Susur Tak Tergerus Zaman

  • www.nusabali.com-tembakau-susur-tak-tergerus-zaman

Menyusur tembakau, boleh jadi 'adat' atau gaya hidup lama. Namun bukan berarti kebiasaan menyusur termbakau tersebut hilang sama sekali. Kebiasaan tersebut rupanya masih bertahan. Indikasi tersebut ditandai masih dibuatnya tembakau susur.

Aktivitas produksi, mulai dari budidaya, hingga panen dan mengolahnya menjadi tembakau susur bisa ditemui di beberapa tempat di Bali. Salah satunya di kawasan Subak Sukawati, Gianyar. Petani di subak memilih budidaya tembakau susur/lokal setelah musim padi. Dan pada akhir Juli dan awal Agustus ini sudah musim panen. Beberapa petani sudah mengolahnya, memotong dan mengolahnya menjadi bahan tembakau susur. Seperti yang terlihat di jalan raya kawasan Subak Sukawati, Rabu (8/8). Tembakau yang sudah melewati proses fermentasi, dipotong, terus dijemur sehingga kering, menjadi tembakau susur. Harga per kelongkong atau per gulung, setara dengan sekitar 3 kilogram bisa sampai antara Rp 350.000 sampai Rp 400.000. "Sekarang memang sedang musim," ujar Ni Wayan Guwang, seorang petani setempat. Dikatakan tembakau yang dibudidayakan petani setempat adalah tembakau lokal, yang memang kebanyakan untuk 'konsumsi' lokal.Harganya memang lumayan.   *k17

Komentar