Korban Tewas DB Berjatuhan
Bali masuk di antara 7 provinsi KLB kasus DB bersama Banten, Gorontalo, Sulsel, Bengkulu, Sumsel, dan Papua Barat.
Sepekan, 4 Meninggal Dalam Perawatan di RSUD Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Satu lagi pasien demam berdarah (DB) meninggal dalam perawatan di RSUD Buleleng, Kamis (24/3) pagi. Dia adalah Ketut Nanda Cristina, 4, bocah perempuan asal Banjar Yeh Sanih, Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Bocah Nanda Cristina merupakan korban tewas akibat DB keempat yang meregang nyawa di RSUD Buleleng selama sepekan terakhir.
Bocah Nanda Cristina terdeteksi sudah mengalami gejala demam sejak 17 Maret 2016. Oleh ayahnya, I Ketut Pasek Wijana, bocah berusia 4 tahun ini dibawa ke Puskesmas Kubutambahan. Namun, dari hasil pemeriksaan di Puskesmas, bocah malang ini dinyatakan hanya panas biasa.
“Setelah itu, Nanda hanya dirawat di rumah. Tapi, panasnya tidak hilang-hilang,” jelas salah seorang keluarga dekat korban, Hulda, saat ditemui NusaBali di ruang Jenazah RSUD Buleleng di Singaraja, Kamis siang.
Karena kondisinya semakin panas, lanjut Hulda, bocah Nanda Cristina kemudian dibawa orangtuanya ke bidan desa, Minggu (20/3) lalu. Oleh bidan desa, bocah malang ini dirujuk ke RSUD Buleleng karena terdeteksi mengalami DB. Beberapa jam setelah dicek tim medis di UGD, korban kemudian dibawa ke Ruang ICU RSUD Buleleng. Sebab, kondisinya sangat drop saat masuk ke rumah sakit, trombositnya juga rendah sekali.
Setelah empat hari menjalani perawatan di Ruang ICU RSUD buleleng, bocah Nanda Cristina mengalami Dengue Shock Syndrom (DSS), Kamis pagi, sehingga tim medis terpaksa memasangkan alat bantu pernapasan. Namun, nyawa bocah malang ini tidak terselamatkan. Korban akhirnya menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 10.00 Wita.
Bocah Nanda Cristina sendiri merupakan korban DB ke-12 yang meninggal dalam perawatan di RSUD Buleleng selama kurun Januari-Maret 2017. Dia korban tewas DB ke-4 dalam kurun sepekan terakhir sejak 17 Maret 2016.
Korban tewas terakhir sebelumnya akibat DB adalah Nyoman Mertaba, 57, warga dari Lingkungan Bakung, Kelurahan Sukasada, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Korban Nyoman Martaba meninggal dalam perawatan di RSUD Buleleng, 21 Maret 2016 lalu. Sebelum kematian Nyoman Mertaba, ada dua korban tewas DB dalam hari yang sama di8 RSUD Buleleng, Kamis (17/3) lalu, masing-masing Luh Putu Indah Purnama, 3, dan Ni Made Roni, 43.
Korban Putu Indah Purnama, bocah perempuan berusia 3 tahun asal Banjar Sekar, Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng, meninggal dalam perawatan di RSUD Buleleng, Kamis siang sekitar pukul 13.00 Wita. Bocah malang ini menghembuskan napas terakhir hanya berselang 1 setelah dilarikan ke RSUD Buleleng di Kota Singaraja.
Sedangkan korban Ni Made Roni, ibu rumah tangga asal Banjar Dajan Margi, Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng, meregang nyawa dalam perawatan diu RSUD Buleleng, Kamis sore sekitar pukul 17.15 Wita. Berbeda dari bocah Indah Purnama, korban Made Roni sempat selama 9 jam lebih dirawat di RSSUD Buleleng, sejak dilarikan keluarganya ke rumah sakit yang berlokasi di Jalan Ngurah Rai Singaraja ini, Kamis pagi sekitar pukul 08.00 Wita.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD Buleleng, dr Made Sudarsana, menyatakan Gumi Panji Sakti Buleleng memang sedang mengalami puncak serangan DB yang siklusnya datang setiap 5 tahun sekali. Menurut dr Sudarsana, Dengue Heat Fever (DHF) mengalami perubahan prilaku dan daerah hidup.
DHF yang dulunya hidup di perkotaan dan malaria di pedesaan, kini sudah tidak berlaku lagi. Semuanya sudah tersebar merata, terlihat dari desa asal pasien yang dinyatakan positif BD. Mereka tersebar merata merata dari seluruh kecamatan yang ada di Buleleng.
“Saat ini, pasien DB di RSUD Buleleng mencapai 20-30 orang per hari. Kami juga tidak berani menyepelekannya,” ujar dr Darsana saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Jumat (25/3). Semua pasien yang datang ke RSUD Singaraja dengan gejala demam, lanjut dia, mendapat prioritas utama.
Dihubungi terpisah, Wakil Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra SpOG mengatakan kasus DB tidak hanya melanda Gumi Panji Sakti, namun tersebar di semua daerah di Bali. Bahkan, Bali saat ini termasuk di antara 7 provinsi di Indonesia yang sandang status Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus DB.
Enam (6) provinsi selain Bali yang juga masuk KLB kasus DB masing-masing Banten, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Papua Barat. Khusus di Bali, kata Sutjidra, Buleleng menempati urutan kedua serangan DB terbanyak, setelah Kabupaten Gianyar “Selama ini, usaha yang sudah dilakukan untuk antisipasi DB di Buleleng adalah pola partisipasi dari masyarakat, bagaimana laksanakan pemberantasan sarang nyamuk bersama,” ujar Sutjidra.
Pemberantasan sarang nyamuk secara serentak, juga telah beberapa kali dilakukan, berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Upaya pencegahan dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan, sehingga dapat memutus siklus DB. Soalnya, kata Sutjidra, pemutusan rantai DB tidak bisa hanya dilakukan di satu daerah, tapi serentak di semua kawasan.
Apalagi, menurut Sutjidra, saat ini muncul varian baru nyamuk. “Dari laporan Dinas Kesehatan Bali, saat ini telor nyamuk sudah mengandung virus dengue. Itu yang paling membahayakan,” katanya mengingatkan.
Untuk itu, Sutjidra mengimbau peran serta masyarakat menjaga lingkungan, agar tetap bersih. Termasuk menguras area yang tergenang, menanam sampah yang ada, serta bersihkan kamar kosong, lemari kosong, dan kadang yang menjadi tempat persembunyian nyamuk. 7 k23
1
Komentar