nusabali

Tata Gang Kumuh dengan Seni

  • www.nusabali.com-tata-gang-kumuh-dengan-seni

Di Gang Sahadewa disediakan smoking area dan jalanan dihiasi lukisan 3D. Untuk menjaga kebersihan, pihak Desa Mendoyo Dauh Tukad berencana membuat perdes.

Upaya Kelola Sampah dan Penataan Gang di Mendoyo Dauh Tukad

NEGARA, NusaBali
Upaya membangun gang hijau melalui swadaya masyarakat di Kabupaten Jembrana, kini merambah ke gang di desa. Seperti di Gang Nakula dan Gang Sahadewa, Banjar Delod Bale Agung, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Tidak hanya menata taman di depan rumah dan mencat jalan rabat beton. Namun di dua gang yang berhadap-hadapan itu juga dihiasi lukisan 3 dimensi (3D). Bahkan khusus di Gang Sahadewa, juga disediakan smoking area (tempat merokok).

Seperti terpantau pada Kamis (9/8), masing-masing ada satu lukisan 3D yang menghiasi dua gang dengan jalan rabat beton tersebut. Pertama di Gang Nakula sebelah barat jalan, terdapat lukisan 3D berupa gambar air terjun pada tembok yang menyambung ke jalan gang. Kemudian di Gang Sahadewa sebelah timur jalan, dihiasi lukisan 3D berupa gambar tebing sungai dengan sebatang bambu yang digambar pada badan jalan dekat titik ujung gang tersebut.

“Gambar 3D khusus digambar oleh warga kami dari Banjar Kepuh, I Putu Suta Atmaja, 35, yang kebetulan seorang pelukis,” ujar Perbekel Mendoyo Dauh Tukad I Gusti Putu Ediana, Kamis kemarin.

Gusti Ediana yang didampingi Kelian Dinas Banjar Delod Bale Agung I Gusti Kade Aryana, mengatakan penataan gang hijau ini sebenarnya terinspirasi dari kunjungan kerja (kunker) para kelian dinas dan perbekel yang difasilitasi Pemkab Jembrana ke Malang dan Surabaya pada April lalu. Dari kunker untuk belajar pengelolaan sampah dan penataan gang hijau itu, pihaknya merasa terdorong melakukan hal sama di desa-nya. Sebagai langkah awal dalam memerangi sampah dengan menumbuhkan kesadaran warga, dia memproyeksikan penataan gang hijau di Gang Sahadewa yang sebelumnya merupakan salah satu gang terkumuh di Desa Mendoyo Dauh Tukad.

“Sebelum mengajak masyarakat, saya mulai dulu menciptakan lingkungan bersih dan hijau di rumah. Sejak bulan April sampai saat ini, saya rutin potong gaji Rp 500 ribu setiap bulan untuk membeli tanaman, dan saya tanam di sisi-sis jalan utama banjar (Delod Bale Agung) bersama 34 anggota grup pecinta sepeda ontel saya di sini. Setelah menunjukkan komitmen mulai dari pribadi bersama para pecinta ontel di sini, dan didukung oleh Pak Perbekel, baru saya ajak warga di Gang Sahadewa ini, dan mereka menyambut baik, sampai tercipta gang seperti sekarang ini,” ujar Aryana yang juga Ketua Paguyuban Kelian Dinas se-Jembrana.

Menurut Aryana, setelah melihat upaya penataan secara swadaya di Gang Sahadewa, para warga di Gang Nakula ikut berinisiatif melakukan penataan gang mereka. Untuk melakukan penghijauan di sepanjang gang hingga areal pekarangan rumah warga, dipilih jenis-jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan warga, seperti terong, cabai, serai, tebu, di samping sejumlah tanaman hias. Waktu yang dibutuhkan menata kedua gang melalui swadaya masyarakat itu pun tergolong singkat. Khusus untuk Gang Sahadewa dengan panjang 186 meter yang mulai ditata sekitar dua minggu lalu, penataannya rampung dalam waktu lima hari. Sementara Gang Nakula yang lebih pendek, yakni sepanjang 78 meter, rampung dalam waktu dua hari.

Setelah dua gang tersebut, Ediana maupun Aryana merencanakan program membangun gang hijau melalui swadaya masyarakat ini, menular ke seluruh warga se-Desa Mendoyo Dauh Tukad. Ke depannya, juga ada rencana untuk menata bantaran sungai Mendoyo Dauh Tukad di ujung Gang Sahadewa yang tembus ke beberapa gang lainnya. Dalam menata bantaran sungai itu, rencana dibangun sejumlah dinding yang akan dihiasi lukisan 3D. Lukisan ini diharapkan bisa menjadi daya tarik wisata. Kebetulan di Gang Sahadewa ini juga ada sebuah yayasan kesenian jegog.

“Untuk lukisan 3D yang di dua gang saat ini hanya contoh saja. Jadi nanti rencananya akan kami buat tempat khusus lukisan 3D. Karena kalau di jalan seperti saat ini, cepat luntur karena dilalui kendaraan,” tambah Ediana.

Selain penataan bantaran sungai itu, kata Ediana, pihaknya juga sudah merancang anggaran melalui APBDes 2019, untuk menunjang sarana prasarana sistem pengelolaan sampah. Salah satunya dengan membangun bank sampah, yang belum ada di Mendoyo Dauh Tukad. Nantinya sambil menumbuhkan kesadaran warga, pihaknya berencana mendorong warga lokal maupun pendatang untuk menjaga kebersihan lingkungan di Desa Mendoyo Dauh Tukad dengan membuat peraturan desa (Perdes).

“Jadi sambil menyadarkan warga, nanti kami dari desa juga siapkan sarana dan prasarana, termasuk rencana membuat aturan. Tetapi untuk penataan-penataan lingkungan sekitar warga, kami dorong agar dilakukan secara swadaya, dan memang tidak disarankan masuk APBDes,” tutur Ediana. *ode

Komentar