Calon Suami Diminta Lunasi Utang Dulu
Orangtua Putri Mako dari Jepang meminta calon suaminya, Kei Komuro, dan ibu Komuro untuk menyelesaikan masalah finansial yang menjerat keluarganya.
Pernikahan Putri Mako Ditunda
TOKYO, NusaBali
Pada Februari lalu, cucu tertua dari Kaisar Akihito itu menunda pernikahannya dengan sang kekasihnya yang merupakan orang awam. Semula, Putri Mako dijadwalkan menikah dengan Komuro pada November mendatang. Namun, ditunda hingga 2020 karena alasan persiapan yang belum matang.
Seperti dilansir kompas dari Japan Today, Kamis (9/8), seorang sumber menyatakan Pangeran Akishino dan istrinya, Putri Kiko, menyampaikan pernikahan tak dapat digelar jika keluarga Komuro belum merampungkan masalah utang mereka. Penundaan pernikahan yang mendadak itu menyusul laporan mengenai perselisihan keuangan antara ibu Komuro dan mantan tunangannya, mengenai biaya pendidikan Komuro. Biaya pendidikan tersebut ditanggung oleh mantan pasangan ibunya. Keluarga Putri Mako tidak pernah diberitahu tentang hal yang dilaporkan sebagai masalah utang tersebut.
Kepada orangtua Putri Mako, keluarga Komuro menyatakan mereka tidak menganggap uang itu sebagai "utang" dan berusaha untuk mengadakan pembicaraan dengan mantan tunangan ibunya.
Pangeran Akishino dan Putri Kiko juga telah meminta keluarga Komuro untuk menjelaskan masalah ini secara terbuka tetapi sejauh ini belum ada tindakan yang diambil.
Sumber itu juga menyebutkan, orangtua Putri Mako meminta Komuro untuk mempresentasikan rencana kehidupan masa depan, termasuk membangun karier di luar pekerjaannya saat ini sebagai paralehal di firma hukum Tokyo.
Hal tersebut menjadi syarat untuk pertunangan secara formal dan pernikahan dengan Putri Mako. Awal tahun ini, Komuro memutuskan untuk menempuh pendidikan selama tiga tahun di Fordham University di New York. Sebelumnya, Putri Mako mengaku penundaan pernikahan dengan kekasihnya ditunda karena kurangnya waktu untuk menyusun persiapan dengan matang. "Saya sangat minta maaf karena menyebabkan masalah besar dan beban tambahan kepada mereka yang secara tulus membantu pernikahan kami," kata Putri Mako seperti dikutip kantor berita AFP. *
TOKYO, NusaBali
Pada Februari lalu, cucu tertua dari Kaisar Akihito itu menunda pernikahannya dengan sang kekasihnya yang merupakan orang awam. Semula, Putri Mako dijadwalkan menikah dengan Komuro pada November mendatang. Namun, ditunda hingga 2020 karena alasan persiapan yang belum matang.
Seperti dilansir kompas dari Japan Today, Kamis (9/8), seorang sumber menyatakan Pangeran Akishino dan istrinya, Putri Kiko, menyampaikan pernikahan tak dapat digelar jika keluarga Komuro belum merampungkan masalah utang mereka. Penundaan pernikahan yang mendadak itu menyusul laporan mengenai perselisihan keuangan antara ibu Komuro dan mantan tunangannya, mengenai biaya pendidikan Komuro. Biaya pendidikan tersebut ditanggung oleh mantan pasangan ibunya. Keluarga Putri Mako tidak pernah diberitahu tentang hal yang dilaporkan sebagai masalah utang tersebut.
Kepada orangtua Putri Mako, keluarga Komuro menyatakan mereka tidak menganggap uang itu sebagai "utang" dan berusaha untuk mengadakan pembicaraan dengan mantan tunangan ibunya.
Pangeran Akishino dan Putri Kiko juga telah meminta keluarga Komuro untuk menjelaskan masalah ini secara terbuka tetapi sejauh ini belum ada tindakan yang diambil.
Sumber itu juga menyebutkan, orangtua Putri Mako meminta Komuro untuk mempresentasikan rencana kehidupan masa depan, termasuk membangun karier di luar pekerjaannya saat ini sebagai paralehal di firma hukum Tokyo.
Hal tersebut menjadi syarat untuk pertunangan secara formal dan pernikahan dengan Putri Mako. Awal tahun ini, Komuro memutuskan untuk menempuh pendidikan selama tiga tahun di Fordham University di New York. Sebelumnya, Putri Mako mengaku penundaan pernikahan dengan kekasihnya ditunda karena kurangnya waktu untuk menyusun persiapan dengan matang. "Saya sangat minta maaf karena menyebabkan masalah besar dan beban tambahan kepada mereka yang secara tulus membantu pernikahan kami," kata Putri Mako seperti dikutip kantor berita AFP. *
Komentar