Karateka Cok Istri Punya Modal sebagai Peraih Perak Kejuaraan Asia
Cokorda Istri Agung Sanistya Rani adalah pengukir sejarah sebagai karateka Bali pertama yang sukses meraih medali emas pesta olahraga multievent se-Asia Tenggara saat SEA Games 2017 di Kuala Lumpur
46 Atlet Bali Perkuat Kontingen Indonesia di Asian Games XVIII 2018, Ini Sebagian dari Mereka
JAKARTA, NusaBali
Cokorda Istri Agung Sanistya Rani, 24, merupakan satu-satunya karateka asal Bali yang dipercaya membela kontingen Indonesia pada Asian Games XVIII di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September 2018 mendatang. Atet yang akrab disapa Coki ini terjun ke Asian Games dengan modal sebagai peraih medali perak Kumite Kelas -55 Kg Putri Kejuaraan Asia 2018.
Selain sandang predikat runner-up Asia, Coki sebelumnya juga sudah mengukir sejarah sebagai karateka Bali pertama yang sukses meraih medali emas di pesta olahraga multievent tingkat Asia Tenggara, yakni SEA Games XXIX 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Bedanya, kala itu karateka Inkai kelahiran Desa Bakas, Kecamatan Banarangkan, Klungkung ini sabet medali emas di Kumite Kelas -61 Kg Putri.
Menjelang pesta akbar olahraga multievent empat tahunan se-Asia ‘Asian Games’ 2018 dibuka resmi, Coki masih latihan intensif untuk memperbaiki kekurangannya. Karateka kelahiran 31 Desember 1994 ini menjalani private training, agar kemampuannya semakin meningkat. Maklum Coki baru kembali masuk Pelatnas, pertengahan Juni 2018 lalu. Begitu masuk Pelatnas Asian Games, Coki langsung training camp di Mesir selama 10 hari.
Dari Mesir, Coki lanjut ke Jordania untuk mengikuti Kejuaraan Asia 2018. Prestasinya pun cukup membanggakan. Coki berhasil sabet medali perak Asian Championship 2018 di Yordania. Dia gagal memenuhi ambisinya meraih medali emas, setelah diungguli karateka Taiwan, Wen Tzu Yun, di babak final.
Meski cuma raih perak, namun prestasi di Kejuaraan Asia 2018 tersebut cukup berarti bagi Coki sebagai modal percaya diri menuju pesta akbar Asian Games 2018. Coki pasang target setidaknya mampu mempertahakan prestasi Kejuaraan Asia dengan sabet perak di Asian Games 2018 nanti.
"KONI Pusat menargetkan cabang karate bisa sumbang satu medali emas di Asian Games nanti. Namun, jadi tidak bisa dipastikan dari kelas mana medali emas tersebut, karena karate bukan jenis olahraga terukur. Kalau target pribadi saya, minimal mempertahankan prestasi Asian Championshi 2018 di Jordania. Besar harapan saya bisa mengubahnya menjadi medali emas," ujar Coki kepada NusaBali di Jakarta, beberapa hari lalu.
Coki sendiri baru pulang ke Tanah Air, awal Agustus 2018 lalu, setelah mengikuti serentetan tray out di luar negeri. Usai Kejuaraan Asia di Jordania, tim karate sempat selama dua minggu menjalani TC di Ukraina. Dari Ukraina, Coki cs langsung pulang ke Indonesia.
Bagi Coki, Asian Games 2018 merupakan pesta akbar olahraga multievent se-Asia kedua kali yang diikutinya. Coki sebelumnya juga tampil membela Merah Putih saat Asian Games XVII 2015 di Incheon, Korea Selatan. Kala itu, dia gagal raih medali. Pengalaman tarung di Korsel tersebut menjadi penyemangat bagi Coki untuk lebih baik lagi di Asian Games 2018. Apalagi, kali ini dia akan bertanding di depan publik sendiri.
"Senang bisa berada kembali di tim Asian Games 2018. Saya berharap keikutsertaan di Asian Games 2014 ini menjadi acuan untuk lebih baik lagi dalam Asian Games 2018 nanti," tandas anak sulung dari empat bersaudara keluarga pasangan Cokorda Gede Purnomosidhi dan Cokorda Istri Agung Surat Mirah ini.
Coki sadar betul, tidaklah mudah perjuangan untuk meraih emas dalam Asian Games 2018. Selain karateka Taiwan yang mengalahkannya di final Kejuaraan Asia 2018, masih ada sederet lawan tangguh dari Malaysia, Kazhakstan, dan Iran di Kumite Kelas -55 Kg Putri. Coki akan berusaha keras menahlukkan mereka, karena pernah bertemu di Kejuaraan Asia 2018. Nantinya, Coki akan bertarung dengan dukungan keluarga, yang berencana menyaksikan langsung pertandingannya di Ja-karta.
Sebelumnya, Cok Istri Agung Sanistya Rani alias Coki sudah sempat mengukir sejarah sebagai karateka asal Bali pertama yang mempersembahkan medali emas buat kontingen Merah Putih di arena SEA Games. Coki berjaya sabet emas saat SEA Games 2017 di Kuala Lumpur. Prestasi terbaik karateka asal Bali sebelumnya adalah medali perak SEA Games, sebagaimana dibukukan Nyoman Sumayasa (spesialis nomor kata) beberapa tahun lalu.
Sekadar dicatat, saat SEA Games 2018, Coki sabet medali emas Kumite Kels -61 Kg setelah sukses mengalahkan karateka Thailand, Arm Sukkiaw, di babak final. Dalam tarung final yang digelar Hall 1 Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, 23 Agustus 2017, Coki sukses mengatasi jago Thailang secara telak 7-0.
Coki sendiri mengenal karate sejak 2006 ketika usianya baru 12 tahun, atas dorongan kakeknya, untuk mengisi waktu luang. Coki berlatih di Dojo Garing Kerti, Jembrana yang tak jauh dari rumahnya. Pelatih pertamanya adalah almarhum Ketut Suriata. Kemudian, putra dari almarhum yakni I Putu Deddy Mahardika yang melanjutkan korah sebagai pelatih Coki. Di Dojo Garing Kerti, Coki latihan bersama dua adik kandungnya: Cokorda Gede Putra Wahyu Raditya dan Cokorda Gede Bagus Kusuma Nanda.
Pertandingan pertama yang diikuti Coki adalah Kejurnas Karate Jombang Open. Dalam debut perdananya, Coki langsung kalah di babak kedua. Namun, kekalagan itu tidak menyurutkan semangatnya. Justru itu sebagai pelecut motivasinya, hingga Coki bisa sukses seperti sekrang. *k22
JAKARTA, NusaBali
Cokorda Istri Agung Sanistya Rani, 24, merupakan satu-satunya karateka asal Bali yang dipercaya membela kontingen Indonesia pada Asian Games XVIII di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September 2018 mendatang. Atet yang akrab disapa Coki ini terjun ke Asian Games dengan modal sebagai peraih medali perak Kumite Kelas -55 Kg Putri Kejuaraan Asia 2018.
Selain sandang predikat runner-up Asia, Coki sebelumnya juga sudah mengukir sejarah sebagai karateka Bali pertama yang sukses meraih medali emas di pesta olahraga multievent tingkat Asia Tenggara, yakni SEA Games XXIX 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Bedanya, kala itu karateka Inkai kelahiran Desa Bakas, Kecamatan Banarangkan, Klungkung ini sabet medali emas di Kumite Kelas -61 Kg Putri.
Menjelang pesta akbar olahraga multievent empat tahunan se-Asia ‘Asian Games’ 2018 dibuka resmi, Coki masih latihan intensif untuk memperbaiki kekurangannya. Karateka kelahiran 31 Desember 1994 ini menjalani private training, agar kemampuannya semakin meningkat. Maklum Coki baru kembali masuk Pelatnas, pertengahan Juni 2018 lalu. Begitu masuk Pelatnas Asian Games, Coki langsung training camp di Mesir selama 10 hari.
Dari Mesir, Coki lanjut ke Jordania untuk mengikuti Kejuaraan Asia 2018. Prestasinya pun cukup membanggakan. Coki berhasil sabet medali perak Asian Championship 2018 di Yordania. Dia gagal memenuhi ambisinya meraih medali emas, setelah diungguli karateka Taiwan, Wen Tzu Yun, di babak final.
Meski cuma raih perak, namun prestasi di Kejuaraan Asia 2018 tersebut cukup berarti bagi Coki sebagai modal percaya diri menuju pesta akbar Asian Games 2018. Coki pasang target setidaknya mampu mempertahakan prestasi Kejuaraan Asia dengan sabet perak di Asian Games 2018 nanti.
"KONI Pusat menargetkan cabang karate bisa sumbang satu medali emas di Asian Games nanti. Namun, jadi tidak bisa dipastikan dari kelas mana medali emas tersebut, karena karate bukan jenis olahraga terukur. Kalau target pribadi saya, minimal mempertahankan prestasi Asian Championshi 2018 di Jordania. Besar harapan saya bisa mengubahnya menjadi medali emas," ujar Coki kepada NusaBali di Jakarta, beberapa hari lalu.
Coki sendiri baru pulang ke Tanah Air, awal Agustus 2018 lalu, setelah mengikuti serentetan tray out di luar negeri. Usai Kejuaraan Asia di Jordania, tim karate sempat selama dua minggu menjalani TC di Ukraina. Dari Ukraina, Coki cs langsung pulang ke Indonesia.
Bagi Coki, Asian Games 2018 merupakan pesta akbar olahraga multievent se-Asia kedua kali yang diikutinya. Coki sebelumnya juga tampil membela Merah Putih saat Asian Games XVII 2015 di Incheon, Korea Selatan. Kala itu, dia gagal raih medali. Pengalaman tarung di Korsel tersebut menjadi penyemangat bagi Coki untuk lebih baik lagi di Asian Games 2018. Apalagi, kali ini dia akan bertanding di depan publik sendiri.
"Senang bisa berada kembali di tim Asian Games 2018. Saya berharap keikutsertaan di Asian Games 2014 ini menjadi acuan untuk lebih baik lagi dalam Asian Games 2018 nanti," tandas anak sulung dari empat bersaudara keluarga pasangan Cokorda Gede Purnomosidhi dan Cokorda Istri Agung Surat Mirah ini.
Coki sadar betul, tidaklah mudah perjuangan untuk meraih emas dalam Asian Games 2018. Selain karateka Taiwan yang mengalahkannya di final Kejuaraan Asia 2018, masih ada sederet lawan tangguh dari Malaysia, Kazhakstan, dan Iran di Kumite Kelas -55 Kg Putri. Coki akan berusaha keras menahlukkan mereka, karena pernah bertemu di Kejuaraan Asia 2018. Nantinya, Coki akan bertarung dengan dukungan keluarga, yang berencana menyaksikan langsung pertandingannya di Ja-karta.
Sebelumnya, Cok Istri Agung Sanistya Rani alias Coki sudah sempat mengukir sejarah sebagai karateka asal Bali pertama yang mempersembahkan medali emas buat kontingen Merah Putih di arena SEA Games. Coki berjaya sabet emas saat SEA Games 2017 di Kuala Lumpur. Prestasi terbaik karateka asal Bali sebelumnya adalah medali perak SEA Games, sebagaimana dibukukan Nyoman Sumayasa (spesialis nomor kata) beberapa tahun lalu.
Sekadar dicatat, saat SEA Games 2018, Coki sabet medali emas Kumite Kels -61 Kg setelah sukses mengalahkan karateka Thailand, Arm Sukkiaw, di babak final. Dalam tarung final yang digelar Hall 1 Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, 23 Agustus 2017, Coki sukses mengatasi jago Thailang secara telak 7-0.
Coki sendiri mengenal karate sejak 2006 ketika usianya baru 12 tahun, atas dorongan kakeknya, untuk mengisi waktu luang. Coki berlatih di Dojo Garing Kerti, Jembrana yang tak jauh dari rumahnya. Pelatih pertamanya adalah almarhum Ketut Suriata. Kemudian, putra dari almarhum yakni I Putu Deddy Mahardika yang melanjutkan korah sebagai pelatih Coki. Di Dojo Garing Kerti, Coki latihan bersama dua adik kandungnya: Cokorda Gede Putra Wahyu Raditya dan Cokorda Gede Bagus Kusuma Nanda.
Pertandingan pertama yang diikuti Coki adalah Kejurnas Karate Jombang Open. Dalam debut perdananya, Coki langsung kalah di babak kedua. Namun, kekalagan itu tidak menyurutkan semangatnya. Justru itu sebagai pelecut motivasinya, hingga Coki bisa sukses seperti sekrang. *k22
1
Komentar