Kalah IPK, 109 Mahasiswa Gagal Raih Beasiswa
Pada semester I tahun 2018, Pemkab Jembrana menggelontorkan beasiswa Rp 2.502.000.000 kepada 834 mahasiswa berprestasi asal Kabupaten Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Nilai beasiswa Rp 3 juta/mahasiswa. 834 penerima beasiswa itu para mahasiswa yang dinyatakan memenuhi syarat dalam perankingan Indeks Prestasi Komulatif (IPK), dari total 943 mahasiswa yang memenuhi syarat administrasi. Oleh karena itu, 109 mahasiswa gagal meraih beasiswa itu.
Hal itu terungkap dalam penyerahan simbolis beasiswa mahasiswa berprestasi semester I tahun 2018 di Gedung Kesenian Bung Karno (GKBK) Jembrana, Jumat (10/8) siang. Penyerahan simbolis beasiswa kepada sejumlah perwakilan penerima beasiswa itu dilakukan Bupati Jembrana I Putu Artha. Hadir dalam kesempatan tersebut, Wabup Jembrana I Made Kembang Hartawan, Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa, Dandim 1617/Jembrana Letkol Kav Djefry Marsono Hanok, dan sejumlah perwakilan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jembrana.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikpora) Jembrana I Putu Eka Swarnama mengatakan, dalam periode I atau semester I tahun 2018, ada 1.132 pemohon beasiswa. Dari 1.132 pemohon itu, 189 pemohon tidak memenuhi syarat administrasi, sehingga tersisa 943 orang. 189 pemohon yang tidak memenuhi syarat itu, di antaranya lima orang dari Fakultas Teknik, 11 orang dari Fakultas Kedokteran, 27 orang dari Fakultas Non Kedokteran dan Non Teknik, serta 146 orang khusus dari Universitas Terbuka (UT). “Yang dari UT sengaja kami tidak biayai, karena pertimbangan aturan, dan keadilan penerima beasiswa. Rata-rata mahasiswa yang kuliah di UT itu, IPK-nya semua besar-besar, dan sebagian besar yang kuliah di UT adalah orang-orang sudah bekerja,” kata Eka Swarnama.
943 mahasiswa yang memenuhi syarat, di antaranya terdiri dari 34 mahasiswa Fakultas Kedokteran, 38 mahasiswa Fakultas Teknik, dan 762 mahasiswa Fakultas Non Kedokteran dan Non Teknik. Karena jumlah calon penerima memenuhi syarat melebihi kuota penerima beasiswa semester I tahun ini, pihaknya juga melaksanakan seleksi melalui perankingan IPK, sehingga kembali tersisihkan 109 mahasiswa. Adapun 109 mahasiswa memenuhi syarat yang tidak terakomodir beasiswa itu, seluruhnya adalah mahasiswa non kedokteran dan non teknik. “Untuk perankingan mahasiswa non kedokteran dan non teknik yang syarat awal minimal IPK 3,30, akhirnya kami ambil dari IPK yang terkecil 3,39. Sehingga memenuhi jumlah sesuai kuota. Itu juga menjadi hambatan kami, sehingga agak terlambat melakukan pengumuman ataupun penyerahan beasiswa ini,” ujarnya.
Bupati Artha dalam kesempatan tersebut, sempat memberikan sorotan terhadap kehadiran penerima mahasiswa berprestasi asal Jembrana yang tidak begitu maksimal. Hal itu diamatinya, dari beberapa kursi di dalam ruang pertemuan GKBK Jembrana yang berkapasitas sekitar 300 orang itu, tampak masih banyak kosong. Padahal, total penerima beasiswa mencapai 800 orang lebih. Karena itu, pihaknya meminta ke depannya, para mahasiswa penerima beasiswa dapat lebih disiplin. Hal ini juga agar dievaluasi pihak Dinas Dikpora Jembrana, termasuk diinstruksikan agar mengutamakan pencairan beasiswa kepada mahasiswa yang hadir saja. Sedangkan untuk yang tidak hadir, diharapkan segera melapor ke Dinas Dikpora Jembrana, dan dicairkan setelah memberikan keterangan ke dinas. “Jadi yang sudah hadir saat ini, paling maksimal seminggu sudah masuk ke rekening. Tetapi kalau yang tidak hadir, harus nunggu seminggu lagi. Dan kedepannya, hal-hal seperti ini harus dievaluasi. Jangan sampai penerima bukan orang asli Jembrana, yang ternyata tinggal di luar Jembrana,” katanya.
Terlepas dari sorotan itu, Bupati Artha pun mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi para mahasiswa asal Jembrana yang dinilai telah menunjukan peningkatan prestasi. Ini juga terbukti dengan pemohon beasiswa memenuhi syarat, khususnya syarat minimal IPK 3,30 untuk non kedokteran dan non teknik, serta minimal IPK 3,00 untuk Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik, yang menunjukan peningkatan. Bahkan hingga melebihi kuota anggaran yang disediakan untuk 800 orang lebih. Padahal, anggaran yang digelontorkan Rp 2,5 miliar lebih untuk semester I tahun 2018 sudah berusaha ditingkatkan dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Kami berharap, beasiswa yang didapatkan ini, dimanfaatkan sebaik-baiknya,” pesannya.
Wabup Kembang Hartawan pada kesempatan tersebut, juga sempat berpesan kepada para mahasiswa untuk memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan bangga menjadi warga Jembrana. Para mahasiswa yang juga banyak kuliah di luar Jembrana ini juga diharapkan mendukung program-program Pemkab Jembrana. Salah satunya terkait kepariwisataan yang tengah dikembangkan saat ini. “Kami harap semua adik-adik kita di Jembrana bangga dengan Jembrana. Adik-adik juga harus ikut membela, apabila ada berita hoax dan berita-berita ataupun informasi yang tidak benar di luar tentang Jembrana,” ujarnya.*ode
Nilai beasiswa Rp 3 juta/mahasiswa. 834 penerima beasiswa itu para mahasiswa yang dinyatakan memenuhi syarat dalam perankingan Indeks Prestasi Komulatif (IPK), dari total 943 mahasiswa yang memenuhi syarat administrasi. Oleh karena itu, 109 mahasiswa gagal meraih beasiswa itu.
Hal itu terungkap dalam penyerahan simbolis beasiswa mahasiswa berprestasi semester I tahun 2018 di Gedung Kesenian Bung Karno (GKBK) Jembrana, Jumat (10/8) siang. Penyerahan simbolis beasiswa kepada sejumlah perwakilan penerima beasiswa itu dilakukan Bupati Jembrana I Putu Artha. Hadir dalam kesempatan tersebut, Wabup Jembrana I Made Kembang Hartawan, Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa, Dandim 1617/Jembrana Letkol Kav Djefry Marsono Hanok, dan sejumlah perwakilan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jembrana.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikpora) Jembrana I Putu Eka Swarnama mengatakan, dalam periode I atau semester I tahun 2018, ada 1.132 pemohon beasiswa. Dari 1.132 pemohon itu, 189 pemohon tidak memenuhi syarat administrasi, sehingga tersisa 943 orang. 189 pemohon yang tidak memenuhi syarat itu, di antaranya lima orang dari Fakultas Teknik, 11 orang dari Fakultas Kedokteran, 27 orang dari Fakultas Non Kedokteran dan Non Teknik, serta 146 orang khusus dari Universitas Terbuka (UT). “Yang dari UT sengaja kami tidak biayai, karena pertimbangan aturan, dan keadilan penerima beasiswa. Rata-rata mahasiswa yang kuliah di UT itu, IPK-nya semua besar-besar, dan sebagian besar yang kuliah di UT adalah orang-orang sudah bekerja,” kata Eka Swarnama.
943 mahasiswa yang memenuhi syarat, di antaranya terdiri dari 34 mahasiswa Fakultas Kedokteran, 38 mahasiswa Fakultas Teknik, dan 762 mahasiswa Fakultas Non Kedokteran dan Non Teknik. Karena jumlah calon penerima memenuhi syarat melebihi kuota penerima beasiswa semester I tahun ini, pihaknya juga melaksanakan seleksi melalui perankingan IPK, sehingga kembali tersisihkan 109 mahasiswa. Adapun 109 mahasiswa memenuhi syarat yang tidak terakomodir beasiswa itu, seluruhnya adalah mahasiswa non kedokteran dan non teknik. “Untuk perankingan mahasiswa non kedokteran dan non teknik yang syarat awal minimal IPK 3,30, akhirnya kami ambil dari IPK yang terkecil 3,39. Sehingga memenuhi jumlah sesuai kuota. Itu juga menjadi hambatan kami, sehingga agak terlambat melakukan pengumuman ataupun penyerahan beasiswa ini,” ujarnya.
Bupati Artha dalam kesempatan tersebut, sempat memberikan sorotan terhadap kehadiran penerima mahasiswa berprestasi asal Jembrana yang tidak begitu maksimal. Hal itu diamatinya, dari beberapa kursi di dalam ruang pertemuan GKBK Jembrana yang berkapasitas sekitar 300 orang itu, tampak masih banyak kosong. Padahal, total penerima beasiswa mencapai 800 orang lebih. Karena itu, pihaknya meminta ke depannya, para mahasiswa penerima beasiswa dapat lebih disiplin. Hal ini juga agar dievaluasi pihak Dinas Dikpora Jembrana, termasuk diinstruksikan agar mengutamakan pencairan beasiswa kepada mahasiswa yang hadir saja. Sedangkan untuk yang tidak hadir, diharapkan segera melapor ke Dinas Dikpora Jembrana, dan dicairkan setelah memberikan keterangan ke dinas. “Jadi yang sudah hadir saat ini, paling maksimal seminggu sudah masuk ke rekening. Tetapi kalau yang tidak hadir, harus nunggu seminggu lagi. Dan kedepannya, hal-hal seperti ini harus dievaluasi. Jangan sampai penerima bukan orang asli Jembrana, yang ternyata tinggal di luar Jembrana,” katanya.
Terlepas dari sorotan itu, Bupati Artha pun mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi para mahasiswa asal Jembrana yang dinilai telah menunjukan peningkatan prestasi. Ini juga terbukti dengan pemohon beasiswa memenuhi syarat, khususnya syarat minimal IPK 3,30 untuk non kedokteran dan non teknik, serta minimal IPK 3,00 untuk Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik, yang menunjukan peningkatan. Bahkan hingga melebihi kuota anggaran yang disediakan untuk 800 orang lebih. Padahal, anggaran yang digelontorkan Rp 2,5 miliar lebih untuk semester I tahun 2018 sudah berusaha ditingkatkan dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Kami berharap, beasiswa yang didapatkan ini, dimanfaatkan sebaik-baiknya,” pesannya.
Wabup Kembang Hartawan pada kesempatan tersebut, juga sempat berpesan kepada para mahasiswa untuk memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan bangga menjadi warga Jembrana. Para mahasiswa yang juga banyak kuliah di luar Jembrana ini juga diharapkan mendukung program-program Pemkab Jembrana. Salah satunya terkait kepariwisataan yang tengah dikembangkan saat ini. “Kami harap semua adik-adik kita di Jembrana bangga dengan Jembrana. Adik-adik juga harus ikut membela, apabila ada berita hoax dan berita-berita ataupun informasi yang tidak benar di luar tentang Jembrana,” ujarnya.*ode
1
Komentar