RSUP Sanglah Buka Posko Kesehatan di Lombok
Memasuki enam hari pasca bencana gempa bumi yang meluluhlantakkan bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat, bantuan dari segala penjuru Tanah Air.
DENPASAR, NusaBali
Termasuk tim medis RSUP Sanglah terhitung sudah lima hari melakukan pelayanan kesehatan bagi korban terdampak di Bumi Lombok itu. Bahkan, saat ini sudah diberangkatkan tim medis gelombang II.
Tim medis gelombang II menggantikan tim medis gelombang I yang lebih dulu melayani korban di Lombok selama tiga hari. Setelah tiga hari, tim medis pun kemudian dikirim secara bergantian. Dari tim medis gelombang I yang berjumlah 28 orang, maka tim medis gelombang II dikirim sebanyak 25 orang. “Ada beberapa yang tetap berjaga di sana, Tim medis gelombang II ini menggantikan tim I yang telah bertugas sejak hari Senin, 6 Agustus 2018. Tim medis gelombang II ini terdiri dari 15 orang diantaranya dokter spesialis bedah, dokter anestesi, perawat dan staf menegement,” ungkap Kasubbag Humas RSUP Sanglah, Dewa Ketut Kresna, kemarin.
Dikatakan, Tim Medis RSUP Sanglah Denpasar telah membuka dan memberikan pelayanan kesehatan di pusat gempa di Desa Santong, Lombok Utara. Setelah membangun posko kesehatan dan sekaligus RS lapangan di Desa Santong, Tim medis RS Sanglah kembali membuka pos kesehatan di Desa Sanaru Lombok Utara yang berjarak 40 kilometer dari pos Desa Santong. Desa Sanaru merupakan salah satu desa yang belum terjangkau sehingga belum ada bantuan medis yang melayani desa tersebut. “Tim medis RSUP Sanglah terus melanjutkan pelayanan medis. Tim medis gelombang kedua ini bertugas sampai hari Sabtu (hari ini, red) ini,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, Dr dr Ketut Sudartana SpB-KBD, mengatakan, RSUP Sanglah juga memberangkatkan tim medis berjumlah 28 orang untuk membantu penanganan kesehatan di Lombok lewat jalur darat. Tim medis yang diberangkatkan terdiri dari dokter spesialis bedah trauma, ortopedi, anastesi, perawat dan sopir ambulance emergency.
Selain itu, diterjunkan juga tenaga manajemen seperti bagian keuangan dan SDM, sehingga bantuan yang dikerahkan berasal dari tenaga medis dan para medis. Sedangkan peralatan dan kebutuhan logistik yang dibawa diantaranya obat-obatan, pen, gips, serta peralatan untuk perawatan luka. Menurut dr Sudartana, yang paling banyak dibutuhkan warga Lombok saat ini obat anti tetanus, antibiotika, dan penahan sakit. Selain itu, juga sangat dibutuhkan alat-alat perawatan luka seperti kain kasa, betadine, serta gips dan pen untuk alat sementara bagi yang patah tulang.*ind
Termasuk tim medis RSUP Sanglah terhitung sudah lima hari melakukan pelayanan kesehatan bagi korban terdampak di Bumi Lombok itu. Bahkan, saat ini sudah diberangkatkan tim medis gelombang II.
Tim medis gelombang II menggantikan tim medis gelombang I yang lebih dulu melayani korban di Lombok selama tiga hari. Setelah tiga hari, tim medis pun kemudian dikirim secara bergantian. Dari tim medis gelombang I yang berjumlah 28 orang, maka tim medis gelombang II dikirim sebanyak 25 orang. “Ada beberapa yang tetap berjaga di sana, Tim medis gelombang II ini menggantikan tim I yang telah bertugas sejak hari Senin, 6 Agustus 2018. Tim medis gelombang II ini terdiri dari 15 orang diantaranya dokter spesialis bedah, dokter anestesi, perawat dan staf menegement,” ungkap Kasubbag Humas RSUP Sanglah, Dewa Ketut Kresna, kemarin.
Dikatakan, Tim Medis RSUP Sanglah Denpasar telah membuka dan memberikan pelayanan kesehatan di pusat gempa di Desa Santong, Lombok Utara. Setelah membangun posko kesehatan dan sekaligus RS lapangan di Desa Santong, Tim medis RS Sanglah kembali membuka pos kesehatan di Desa Sanaru Lombok Utara yang berjarak 40 kilometer dari pos Desa Santong. Desa Sanaru merupakan salah satu desa yang belum terjangkau sehingga belum ada bantuan medis yang melayani desa tersebut. “Tim medis RSUP Sanglah terus melanjutkan pelayanan medis. Tim medis gelombang kedua ini bertugas sampai hari Sabtu (hari ini, red) ini,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, Dr dr Ketut Sudartana SpB-KBD, mengatakan, RSUP Sanglah juga memberangkatkan tim medis berjumlah 28 orang untuk membantu penanganan kesehatan di Lombok lewat jalur darat. Tim medis yang diberangkatkan terdiri dari dokter spesialis bedah trauma, ortopedi, anastesi, perawat dan sopir ambulance emergency.
Selain itu, diterjunkan juga tenaga manajemen seperti bagian keuangan dan SDM, sehingga bantuan yang dikerahkan berasal dari tenaga medis dan para medis. Sedangkan peralatan dan kebutuhan logistik yang dibawa diantaranya obat-obatan, pen, gips, serta peralatan untuk perawatan luka. Menurut dr Sudartana, yang paling banyak dibutuhkan warga Lombok saat ini obat anti tetanus, antibiotika, dan penahan sakit. Selain itu, juga sangat dibutuhkan alat-alat perawatan luka seperti kain kasa, betadine, serta gips dan pen untuk alat sementara bagi yang patah tulang.*ind
Komentar