‘Polisi Misterius’ Larikan Ponsel Siswa
Saat kejadian berlangsung Satpam juga belum datang. Sedangkan pelaku yang polisi Intel gadungan itu datangnya pagi sekali
TABANAN, NusaBali
Siswa SMPN 2 Tabanan menjadi korban penipuan oleh orang misterius yang mengaku polisi pada Kamis (9/8) pagi sekitar 06.20 Wita. Pelaku mengambil enam ponsel (telepon seluler) milik siswa, bermodus pura-pura mengadakan sidak (inspeksi mendadak).
Alasan polisi itu, sidak untuk mencegah aksi teror. Kasus ini pun sedang ditangani pihak polisi. Informasi yang dihimpun peristiwa yang mencoreng keamanan dunia pendidikan itu terjadi Kamis (9/8) pagi saat siswa dan guru belum ramai ke sekolah. Saat itu, pelaku yang diketahui berbadan gemuk tersebut sudah di sekolah. Pelaku menghampiri satu siswa bernama Yohanes Kusuma,14. Polisi yang tak diketahui identitasnya ini mengaku anggota polisi dan akan mengadakan sidak ponsel siswa.
Pelaku pun mengikuti Yohanes masuk ke kelas VIII A. Satu persatu siswa yang datang diminta mengumpulkan ponsel. Bahkan ada siswa yang tidak percaya terhadap pelaku enggan untuk mengumpulkan. Hingga akhirnya pelaku memilih enam ponsel jenis Samsung dan Oppo, lanjut dibawa kabur.
Untuk membuat para siswa seolah-olah percaya, pelaku meminta siswa Yohanes Kusuma ikut ke Polres dengan alasan mencari surat keterangan. Siswa digandeng menggunakan Honda Vario hitam kombinasi pink dan diminta turun di ruang tunggu SIM Polres Tabanan. Namun sayang hingga pukul 08.00 Wita, pelaku tak kunjung datang. Akhirnya Yohanes kembali ke sekolah jalan kaki.
Kepala SMPN 2 Tabanan I Gede Darmika saat ditemui di SMPN 2 Tabanan membenarkan hal itu. Kata dia, kejadiannya memang pagi sekali sekitar pukul 06.20 Wita. Saat itu siswa belum banyak datang dan guru juga belum datang. Hanya saja memang ada waker yang sudah disekolah. Pelaku tidak dicurigai oleh waker, mengingat siswa yang diajak itu dikira orangtua murid. Sebab dilihat dari wajah siswa tidak ada tekanan, wajah mereka tanpa beban. "Orang ini mengajak keluar siswa juga dilihat waker. Tetapi tidak ditegur karena dikira orangtua siswa," beber Darmika, Jumat (10/8).
Akhirnya, informasi kejadian ini sampai kepada Darmika. Sebab siswa Yohanes cerita kepada istri guru BK di kantin sekolah. Guru BK yang melaporkan kepada Kasek Darmika yang saat itu sedang ikut Workshop di SMPN 5 Baturiti, Tabanan. "Saya juga merasakan aneh dan pelaku bukan polisi. Sebab kalau gelar razia, polisi pasti menyampaikan dulu ke kami. Tapi ini tidak melaporkan," tegasnya.
Darmika langsung minta Wakaseknya, Gusti Made Sujendra melaporkan kesus ini ke Polres Tabanan. Sampai saat ini polisi masih meminta keterangan ke sekolah. "Polisi juga sudah meminta no rahasia kontak ponsel siswa yang berhasil dibawa kabur oleh polisi bodong itu," jelasnya.
Darmika menambahkan, di SMPN 2 Tabanan juga tidak terdapat CCTV. Saat kejadian berlangsung Satpam juga belum datang. Sedangkan pelaku yang polisi Intel gadungan itu datangnya pagi sekali. "Kami akan lebih waspada lagi, setiap tamu yang masuk sekarang akan kami cek melalui KTP yang dibawa," tegasnya.
Sementara itu, siswa Yohanes Kusuma yang sempat diajak pelaku ke Polres mengaku tidak curiga sama gelagat orang misterius itu. "Dia juga sempat minta absen dan kami berikan. Kebetulan teman saya yang berikan. Dan siswa yang membawa ponsel dikasi tanda centang di absen itu," jelasnya.
Menurut Yohanes, ada juga rekannya tidak percaya adanya sidak tersebut. Sehingga rekannya ada yang tidak mengumpulkan ponsel. "Setelah itu, saya diminta ikut dia (pelaku) ke Polres, saya dibonceng dan disuruh menunggu di ruang tunggu SIM," terangnya.
Pelaku berciri-ciri kulit hitam, mengenakan jaket hitam, celana jinn abu, menggunakan helm KYT hitam dan memiliki perawakan tinggi gemuk. Saat itu, keluar Polres dan menuju arah timur. "Saya disuruh nunggu. Tetapi hingga pukul 08.00 Wita, saya tunggu tidak datang. Akhirnya saya kembali ke sekolah jalan kaki," tegasnya. Menurut Yohanes, saat tiba di Polres, tidak ada polisi yang memeriksa dirinya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polres Tabanan AKP Decky Hendra Wijaya mengatakan kasus ini masih lidik dan anggota sedang mengumpulkan keterangan. Dia mengimbau sekolah lain agar tidak terjadi kasus serupa, agar lebih waspada terhadap orang yang tidak dikenal. "Apalagi orangnya mengaku polisi, harus tanyakan identitas dan surat tugas," tandas AKP Wijaya. *de
Siswa SMPN 2 Tabanan menjadi korban penipuan oleh orang misterius yang mengaku polisi pada Kamis (9/8) pagi sekitar 06.20 Wita. Pelaku mengambil enam ponsel (telepon seluler) milik siswa, bermodus pura-pura mengadakan sidak (inspeksi mendadak).
Alasan polisi itu, sidak untuk mencegah aksi teror. Kasus ini pun sedang ditangani pihak polisi. Informasi yang dihimpun peristiwa yang mencoreng keamanan dunia pendidikan itu terjadi Kamis (9/8) pagi saat siswa dan guru belum ramai ke sekolah. Saat itu, pelaku yang diketahui berbadan gemuk tersebut sudah di sekolah. Pelaku menghampiri satu siswa bernama Yohanes Kusuma,14. Polisi yang tak diketahui identitasnya ini mengaku anggota polisi dan akan mengadakan sidak ponsel siswa.
Pelaku pun mengikuti Yohanes masuk ke kelas VIII A. Satu persatu siswa yang datang diminta mengumpulkan ponsel. Bahkan ada siswa yang tidak percaya terhadap pelaku enggan untuk mengumpulkan. Hingga akhirnya pelaku memilih enam ponsel jenis Samsung dan Oppo, lanjut dibawa kabur.
Untuk membuat para siswa seolah-olah percaya, pelaku meminta siswa Yohanes Kusuma ikut ke Polres dengan alasan mencari surat keterangan. Siswa digandeng menggunakan Honda Vario hitam kombinasi pink dan diminta turun di ruang tunggu SIM Polres Tabanan. Namun sayang hingga pukul 08.00 Wita, pelaku tak kunjung datang. Akhirnya Yohanes kembali ke sekolah jalan kaki.
Kepala SMPN 2 Tabanan I Gede Darmika saat ditemui di SMPN 2 Tabanan membenarkan hal itu. Kata dia, kejadiannya memang pagi sekali sekitar pukul 06.20 Wita. Saat itu siswa belum banyak datang dan guru juga belum datang. Hanya saja memang ada waker yang sudah disekolah. Pelaku tidak dicurigai oleh waker, mengingat siswa yang diajak itu dikira orangtua murid. Sebab dilihat dari wajah siswa tidak ada tekanan, wajah mereka tanpa beban. "Orang ini mengajak keluar siswa juga dilihat waker. Tetapi tidak ditegur karena dikira orangtua siswa," beber Darmika, Jumat (10/8).
Akhirnya, informasi kejadian ini sampai kepada Darmika. Sebab siswa Yohanes cerita kepada istri guru BK di kantin sekolah. Guru BK yang melaporkan kepada Kasek Darmika yang saat itu sedang ikut Workshop di SMPN 5 Baturiti, Tabanan. "Saya juga merasakan aneh dan pelaku bukan polisi. Sebab kalau gelar razia, polisi pasti menyampaikan dulu ke kami. Tapi ini tidak melaporkan," tegasnya.
Darmika langsung minta Wakaseknya, Gusti Made Sujendra melaporkan kesus ini ke Polres Tabanan. Sampai saat ini polisi masih meminta keterangan ke sekolah. "Polisi juga sudah meminta no rahasia kontak ponsel siswa yang berhasil dibawa kabur oleh polisi bodong itu," jelasnya.
Darmika menambahkan, di SMPN 2 Tabanan juga tidak terdapat CCTV. Saat kejadian berlangsung Satpam juga belum datang. Sedangkan pelaku yang polisi Intel gadungan itu datangnya pagi sekali. "Kami akan lebih waspada lagi, setiap tamu yang masuk sekarang akan kami cek melalui KTP yang dibawa," tegasnya.
Sementara itu, siswa Yohanes Kusuma yang sempat diajak pelaku ke Polres mengaku tidak curiga sama gelagat orang misterius itu. "Dia juga sempat minta absen dan kami berikan. Kebetulan teman saya yang berikan. Dan siswa yang membawa ponsel dikasi tanda centang di absen itu," jelasnya.
Menurut Yohanes, ada juga rekannya tidak percaya adanya sidak tersebut. Sehingga rekannya ada yang tidak mengumpulkan ponsel. "Setelah itu, saya diminta ikut dia (pelaku) ke Polres, saya dibonceng dan disuruh menunggu di ruang tunggu SIM," terangnya.
Pelaku berciri-ciri kulit hitam, mengenakan jaket hitam, celana jinn abu, menggunakan helm KYT hitam dan memiliki perawakan tinggi gemuk. Saat itu, keluar Polres dan menuju arah timur. "Saya disuruh nunggu. Tetapi hingga pukul 08.00 Wita, saya tunggu tidak datang. Akhirnya saya kembali ke sekolah jalan kaki," tegasnya. Menurut Yohanes, saat tiba di Polres, tidak ada polisi yang memeriksa dirinya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polres Tabanan AKP Decky Hendra Wijaya mengatakan kasus ini masih lidik dan anggota sedang mengumpulkan keterangan. Dia mengimbau sekolah lain agar tidak terjadi kasus serupa, agar lebih waspada terhadap orang yang tidak dikenal. "Apalagi orangnya mengaku polisi, harus tanyakan identitas dan surat tugas," tandas AKP Wijaya. *de
1
Komentar