‘Bisnis Asuransi Masih Menjanjikan’
Bisnis asuransi naik 33 persen, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan akan merekrut sedikitnya 10 juta agen asuransi dalam beberapa tahun.
JAKARTA, NusaBali
Bisnis asuransi di Indonesia dinilai masih sangat menjanjikan karena penetrasinya masih sangat minim, sedangkan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa. "Namun, industri asuransi Indonesia harus juga bersiap menghadapi sejumlah tantangan termasuk perubahan orientasi pasar," kata Anggota Pengawas Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Harry H Diah di Jakarta, Rabu (21/10).
Dijelaskannya, saat ini terjadi perubahan pasar yakni dari generasi yang dilahirkan sebelum tahun 1970-an menjadi generasi yang kini berusia 30-35 tahun, masih lajang atau keluarga kecil dan muda.
Jadi, katanya, calon konsumen bisnis ini adalah mereka yang lebih terpelajar, memiliki cukup uang, dapat menerima dan tertarik dengan asuransi serta memiliki kepedulian dengan asuransi.
Namun, katanya, mereka ini kebanyakan berasal dari kelompok menengah ke atas sehingga memiliki kecenderungan untuk membeli yang simpel, dengan cara yang cepat, premi yang murah.
Ia dilansir Antara juga menyebut pertumbuhan premi asuransi nasional trennya juga tergolong tinggi. Berdasar data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), per Desember 2014 industri asuransi jiwa membukukan pendapatan premi sebesar Rp167,76 triliun, naik 33,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp125,82 triliun.
Sementara itu untuk asuransi umum, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), secara nasional industri asuransi umum meraup premi sebesar Rp55,1 triliun, tumbuh 17,98 persen dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp 46,7 triliun.
Sementara Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan merekrut sedikitnya 10 juta agen asuransi dalam beberapa tahun. Program ini dinilai bisa membuka lapangan pekerjaan sekaligus mengurangi kemiskinan.
"Jadi memang kita akan buat pola, kita akan membentuk lapangan kerja yang luas, menurunkan tingkat kemiskinan, lapangan kerja bisa kita bangun," ujar Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim dilansir detikFinance, Rabu (21/10).
Dia menjelaskan, program ini tentu memerlukan dukungan dari berbagai perusahaan asuransi jiwa di Indonesia. Pihaknya akan menggandeng seluruh perusahaan jiwa yang ada di Indonesia untuk ikut melakukan perekrutan 10 juta agen asuransi.
"Ini kan harus dilakukan dengan perencananaan yang bagus, kita bawa semua perusahaan asuransi jiwa. Kita akan sosialisasikan, profesi adalah suatu profesi bagus, mendidik, sehingga punya agen yang banyak," katanya.
Saat ini, Hendrisman menyebutkan, total agen asuransi baru mencapai 438.000 agen. Hingga akhir tahun, pihaknya menargetkan bisa menambah agen menjadi 500.000 agen.
"Lima ratus ribu masih sedikit. Kalau banyak, kita bisa memperluas jaringan distribusi kita, sekarang kan ada 52 perusahaan asuransi jiwa, mereka punya kantor cabang di seluruh Indonesia, jadi bisa untuk menggandeng 10 juta agen," jelas dia.
Melalui program ini, Hendrisman melanjutkan, akan membuka lapangan kerja baru dan menekan angka kemiskinan.
1
Komentar