108 Kios Pasar Anyar Sari Ludes Terbakar
Pasar Anyar Sari yang terletak di Jalan Gunung Galunggung, Banjar Batu Kandik, Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, ludes terbakar, Sabtu (11/8) sekitar pukul 12.30 Wita.
DENPASAR, NusaBali
Akibatnya sebanyak 108 kios pada blok 1 dan blok 2 hangus. Dugaan sementara kebakaran yang tidak menimbulkan korban jiwa itu, dipicu api kompor dari salah satu kios di pasar yang lebih dikenal dengan nama Pasar Batu Kandik.
Informasi di lapangan, api berasal dari blok 1 kios paling selatan. Kios tersebut milik salah satu pedagang pisang yakni Ayu, dari luar Bali yang saat itu tengah masak nasi menggunakan kompor gas. Saat kompor masih menyala pemilik kios pergi ke warung yang jaraknya sekitar 50 meter untuk membeli tipat lontong. Namun, tiba-tiba tanpa keluar asap api sudah terlihat membakar kios tersebut.
Berselang beberapa menit, api sudah menjalar ke kios lainnya ke sebelah utara karena saat itu api menghembus ke arah utara dan membakar kios-kios yang menjual bahan upakara. Api semakin membesar saat bahan upakara yang terbuat dari daun lontar tersebut mulai terbakar. Para pedagang tidak bisa berbuat apapun selain lari menyelamatkan diri karena api semakin membesar
Selain melalap kios pada blok 1, api yang semakin membesar juga merembet ke blok 2. Akibatnya, seluruh barang dagangan yang ada di dalamnya hangus terbakar. Selain barang dagangan berupa buah-buahan, kendi, sayuran, bumbu masakan, dan daging, api juga melalap sebuah mobil pick-up dan sepeda gayung. Bahkan kulkas dan freezer milik pedagang daging tidak bisa diselamatkan.
Api baru bisa dipadamkan sekitar 3,5 jam setelah kejadian yakni sekitar pukul 16.00 Wita dengan mengerahkan tujuh unit mobil pemadam kebakaran ukuran besar. Lima unit mobil damkar dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar, dan dua unit dari Pemkab Badung.
“Api berasal dari kios paling selatan. Nama pemilik kiosnya Bu Ayu, dia memang bawa kompor. Tadi bilangnya lagi masak nasi ditinggal beli tipat lontong di depan. Tiba-tiba api sudah besar tanpa asap. Langsung membakar semua kios, soalnya angin cukup kencang juga ke utara. Semua kios di utara juga kena. Tidak bisa memyelamatkan barang apa-apa. Satu pun sudah tidak ada lagi,” ujar Komang Heni, 40, pedagang dari Banjar Gunung Sari, Padangsambian Kaja, Denpasar Barat.
Heni yang berjualan hanya berbatasan tembok dari sumber api membuat kehilangan semua barang dagangannya. Yang tersisa hanya puing-puing yang sudah tidak bisa diselamatkan lagi. “Saya jualan sembako. Seperti mie instan, bahan bumbu masakan, dan bahan-bahan lainnya, semua tidak ada sisa lagi. Uang saya di laci hasil dagang juga habis. Hanya bisa selamatkan tas yang berisi sedikit uang,” imbuhnya.
Saat itu, kata dia, orang yang berbelanja cukup ramai. Tiba-tiba salah satu pedagang melihat ada api di atas dagangannya yang sudah melalap atap hingga plangkiran (tempat sembahyang) karena panik dia langsung lari. Hanya berselang beberapa menit api terus menjalar ke kios-kios lainnya.
“Saya hanya bisa melihat. Upaya apa pun sudah tidak bisa dilakukan karena api terlalu besar. Hanya bisa menunggu pemadam kebakaran yang datang 15 menit kemudian. Kami hanya bisa pasrah. Kerugiannya puluhan juta, sudah gak bisa dihitung lagi,” kata Heni.
Pedagang lainnya Nyoman Suarini, 60, asal Banjar Umasari, Desa Ubung Kaja, juga pasrah dengan barang dagangannya berupa alat upakara. Suarini yang sudah berjualan 24 tahun pasrah tidak lagi bisa berjualan karena barang dagangannya sudah tidak tersisa. Suarini yang saat itu tengah melayani pelanggan di depan kiosnya tiba-tiba melihat api dari selatan. Karena sudah panik Suarini hanya mencoba memadamkan listrik di dalam kios. Melihat barang dagangannya yang tergantung sudah mulai berjatuhan karena terbakar, Suarini memilih untuk lari keluar kios.
“Waktu itu saya kira gak sampai ke kios saya. Saya coba matikan listrik, ternyata api cepat sekali merembet. Saya tidak sempat menyelamatkan barang apapun. Ada TV, buku tabungan, saya lupa apalagi barang saya. Saya sudah bingung, barang sekitar Rp 50 juta ludes,” ungkapnya sambil menangis.
Sementara itu, Dirut PD Pasar Kota Denpasar IB Kompyang Wiradana didampingi Kepala Unit Pasar Anyar Sari I Ketut Adiasa, saat dikonfirmasi di lokasi kejadian, mengungkapkan kebakaran tersebut untuk sementara api diduga berasal dari kios paling selatan. Saat itu, petugas pasar hendak memadamkan api namun tidak bisa karena angin terlalu kencang. Dari kejadian itu, sebanyak 108 unit kios dan los hangus terbakar yakni pada blok 1 ada 19 kios dan 47 los, sedangkan di blok 2 hanya kiosnya saja dengan jumlah 42 kios.
Kata Gus Kowi sapaan IB Kompyang Wiradana, saat ini pihaknya sudah langsung melakukan pendataan terhadap pedagang yang terkena musibah kebakaran. Dari 108 itu nantinya akan direlokasi di pasar yang sama dengan lokasi yang berbeda.
“Kami masih melakukan pendataan, dan segera kami akan lakukan relokasi pedagang. Besok (hari ini) kami lakukan rapat. Yang pasti relokasi di seputaran sini (Pasa Anyar Sari) namun posisinya akan kami sebar, mungkin di blok 3 dan tempat lainnya,” jelasnya.
Lanjut Gus Kowi, pedagang-pedagang ini sudah sempat dimasukkan dalam asuransi. Namun karena terkendala premi, pihaknya masih akan mengecek kembali berapa klaim yang akan didapatkan para pedagang. “Itu sudah tercover namun preminya sepertinya kecil karena sistemnya ketat dari BPK, kami tidak bisa memberikan premi banyak. Nanti kita cek lagi berapa jumlahnya,” imbuhnya.
Kata dia, untuk pembangunan kembali pasar tersebut pihaknya masih akan melakukan koordinasi dengan pemerintah. Sebab, Pasar Anyar masih dipegang oleh Pemkot Denpasar yang belum dihibahkan ke PD Pasar. Nantinya untuk pembangunan kembali, anggaran yang digunakan juga dari Pemkot Denpasar sebagai pengelola pasar tersebut. Menurut dia, pemakaian kompor di pasar sebenarnya tidak diperbolehkan. Tetapi kenyataannya masih ada pedagang yang menggunakan kompor. Hal itu akan jadi bahan evaluasi saat melakukan penataan pasar tradisional.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Denpasar IB Joni Ariwibawa menyatakan pihaknya mengerahkan tujuh mobil pemadam kebakaran, terdiri dari 5 pemadam kebakaran dari Denpasar dan dua dari Pemkab Badung, karena api terlalu besar. Dikatakannya, pemicu api membesar karena pengaruh angin, selain itu juga barang dagangan yang berbahan janur yang mudah terbakar.
Untuk saat ini pihaknya belum bisa memastikan penyebab kebakaran. Yang pasti, api berasal dari salah satu kios yang berada di blok 1 yang letaknya paling selatan. “Ini masih membutuhkan pemeriksaan kepolisian, kami belum berani memastikannya. Karena yang punya kewenangan pihak kepolisian,” ujarnya. Dia mengaku proses pemadaman cukup sulit karena angin terlalu kencang dari arah timur, dan yang terbakar adalah janur dan busung.
Setelah api padam, beberapa petugas Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar melakukan olah TKP di sekitar pasar yang terbakar. Namun belum diketahui hasil pemeriksaan yang dilakukan tim labfor. Wakapolresta Denpasar AKBP I Nyoman Arta mengatakan saat ini petugas masih melakukan penyelidikan terkait kebakaran yang melanda pasar ini. “Kami masih fokus pemadaman dan pendinginan. Nanti akan dilanjutkan dengan penyelidikan,” ujar AKBP Arta. *mi, rez
Akibatnya sebanyak 108 kios pada blok 1 dan blok 2 hangus. Dugaan sementara kebakaran yang tidak menimbulkan korban jiwa itu, dipicu api kompor dari salah satu kios di pasar yang lebih dikenal dengan nama Pasar Batu Kandik.
Informasi di lapangan, api berasal dari blok 1 kios paling selatan. Kios tersebut milik salah satu pedagang pisang yakni Ayu, dari luar Bali yang saat itu tengah masak nasi menggunakan kompor gas. Saat kompor masih menyala pemilik kios pergi ke warung yang jaraknya sekitar 50 meter untuk membeli tipat lontong. Namun, tiba-tiba tanpa keluar asap api sudah terlihat membakar kios tersebut.
Berselang beberapa menit, api sudah menjalar ke kios lainnya ke sebelah utara karena saat itu api menghembus ke arah utara dan membakar kios-kios yang menjual bahan upakara. Api semakin membesar saat bahan upakara yang terbuat dari daun lontar tersebut mulai terbakar. Para pedagang tidak bisa berbuat apapun selain lari menyelamatkan diri karena api semakin membesar
Selain melalap kios pada blok 1, api yang semakin membesar juga merembet ke blok 2. Akibatnya, seluruh barang dagangan yang ada di dalamnya hangus terbakar. Selain barang dagangan berupa buah-buahan, kendi, sayuran, bumbu masakan, dan daging, api juga melalap sebuah mobil pick-up dan sepeda gayung. Bahkan kulkas dan freezer milik pedagang daging tidak bisa diselamatkan.
Api baru bisa dipadamkan sekitar 3,5 jam setelah kejadian yakni sekitar pukul 16.00 Wita dengan mengerahkan tujuh unit mobil pemadam kebakaran ukuran besar. Lima unit mobil damkar dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar, dan dua unit dari Pemkab Badung.
“Api berasal dari kios paling selatan. Nama pemilik kiosnya Bu Ayu, dia memang bawa kompor. Tadi bilangnya lagi masak nasi ditinggal beli tipat lontong di depan. Tiba-tiba api sudah besar tanpa asap. Langsung membakar semua kios, soalnya angin cukup kencang juga ke utara. Semua kios di utara juga kena. Tidak bisa memyelamatkan barang apa-apa. Satu pun sudah tidak ada lagi,” ujar Komang Heni, 40, pedagang dari Banjar Gunung Sari, Padangsambian Kaja, Denpasar Barat.
Heni yang berjualan hanya berbatasan tembok dari sumber api membuat kehilangan semua barang dagangannya. Yang tersisa hanya puing-puing yang sudah tidak bisa diselamatkan lagi. “Saya jualan sembako. Seperti mie instan, bahan bumbu masakan, dan bahan-bahan lainnya, semua tidak ada sisa lagi. Uang saya di laci hasil dagang juga habis. Hanya bisa selamatkan tas yang berisi sedikit uang,” imbuhnya.
Saat itu, kata dia, orang yang berbelanja cukup ramai. Tiba-tiba salah satu pedagang melihat ada api di atas dagangannya yang sudah melalap atap hingga plangkiran (tempat sembahyang) karena panik dia langsung lari. Hanya berselang beberapa menit api terus menjalar ke kios-kios lainnya.
“Saya hanya bisa melihat. Upaya apa pun sudah tidak bisa dilakukan karena api terlalu besar. Hanya bisa menunggu pemadam kebakaran yang datang 15 menit kemudian. Kami hanya bisa pasrah. Kerugiannya puluhan juta, sudah gak bisa dihitung lagi,” kata Heni.
Pedagang lainnya Nyoman Suarini, 60, asal Banjar Umasari, Desa Ubung Kaja, juga pasrah dengan barang dagangannya berupa alat upakara. Suarini yang sudah berjualan 24 tahun pasrah tidak lagi bisa berjualan karena barang dagangannya sudah tidak tersisa. Suarini yang saat itu tengah melayani pelanggan di depan kiosnya tiba-tiba melihat api dari selatan. Karena sudah panik Suarini hanya mencoba memadamkan listrik di dalam kios. Melihat barang dagangannya yang tergantung sudah mulai berjatuhan karena terbakar, Suarini memilih untuk lari keluar kios.
“Waktu itu saya kira gak sampai ke kios saya. Saya coba matikan listrik, ternyata api cepat sekali merembet. Saya tidak sempat menyelamatkan barang apapun. Ada TV, buku tabungan, saya lupa apalagi barang saya. Saya sudah bingung, barang sekitar Rp 50 juta ludes,” ungkapnya sambil menangis.
Sementara itu, Dirut PD Pasar Kota Denpasar IB Kompyang Wiradana didampingi Kepala Unit Pasar Anyar Sari I Ketut Adiasa, saat dikonfirmasi di lokasi kejadian, mengungkapkan kebakaran tersebut untuk sementara api diduga berasal dari kios paling selatan. Saat itu, petugas pasar hendak memadamkan api namun tidak bisa karena angin terlalu kencang. Dari kejadian itu, sebanyak 108 unit kios dan los hangus terbakar yakni pada blok 1 ada 19 kios dan 47 los, sedangkan di blok 2 hanya kiosnya saja dengan jumlah 42 kios.
Kata Gus Kowi sapaan IB Kompyang Wiradana, saat ini pihaknya sudah langsung melakukan pendataan terhadap pedagang yang terkena musibah kebakaran. Dari 108 itu nantinya akan direlokasi di pasar yang sama dengan lokasi yang berbeda.
“Kami masih melakukan pendataan, dan segera kami akan lakukan relokasi pedagang. Besok (hari ini) kami lakukan rapat. Yang pasti relokasi di seputaran sini (Pasa Anyar Sari) namun posisinya akan kami sebar, mungkin di blok 3 dan tempat lainnya,” jelasnya.
Lanjut Gus Kowi, pedagang-pedagang ini sudah sempat dimasukkan dalam asuransi. Namun karena terkendala premi, pihaknya masih akan mengecek kembali berapa klaim yang akan didapatkan para pedagang. “Itu sudah tercover namun preminya sepertinya kecil karena sistemnya ketat dari BPK, kami tidak bisa memberikan premi banyak. Nanti kita cek lagi berapa jumlahnya,” imbuhnya.
Kata dia, untuk pembangunan kembali pasar tersebut pihaknya masih akan melakukan koordinasi dengan pemerintah. Sebab, Pasar Anyar masih dipegang oleh Pemkot Denpasar yang belum dihibahkan ke PD Pasar. Nantinya untuk pembangunan kembali, anggaran yang digunakan juga dari Pemkot Denpasar sebagai pengelola pasar tersebut. Menurut dia, pemakaian kompor di pasar sebenarnya tidak diperbolehkan. Tetapi kenyataannya masih ada pedagang yang menggunakan kompor. Hal itu akan jadi bahan evaluasi saat melakukan penataan pasar tradisional.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Denpasar IB Joni Ariwibawa menyatakan pihaknya mengerahkan tujuh mobil pemadam kebakaran, terdiri dari 5 pemadam kebakaran dari Denpasar dan dua dari Pemkab Badung, karena api terlalu besar. Dikatakannya, pemicu api membesar karena pengaruh angin, selain itu juga barang dagangan yang berbahan janur yang mudah terbakar.
Untuk saat ini pihaknya belum bisa memastikan penyebab kebakaran. Yang pasti, api berasal dari salah satu kios yang berada di blok 1 yang letaknya paling selatan. “Ini masih membutuhkan pemeriksaan kepolisian, kami belum berani memastikannya. Karena yang punya kewenangan pihak kepolisian,” ujarnya. Dia mengaku proses pemadaman cukup sulit karena angin terlalu kencang dari arah timur, dan yang terbakar adalah janur dan busung.
Setelah api padam, beberapa petugas Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar melakukan olah TKP di sekitar pasar yang terbakar. Namun belum diketahui hasil pemeriksaan yang dilakukan tim labfor. Wakapolresta Denpasar AKBP I Nyoman Arta mengatakan saat ini petugas masih melakukan penyelidikan terkait kebakaran yang melanda pasar ini. “Kami masih fokus pemadaman dan pendinginan. Nanti akan dilanjutkan dengan penyelidikan,” ujar AKBP Arta. *mi, rez
Komentar