Nita Aartsen dan Eurasian Project Sukses Ajak Pengunjung Mekecakan di Tengah Hujan
Secara bersahutan, Olaf Keus dan Dian Pratiwi memandu pengunjung untuk merangkai nada-nada yang membentuk nyanyian Kecak, nyanyian kolosal khas Bali pada hari kedua penyelenggaraan Ubud Village Jazz Festival 2018, Sabtu (11/08/2018) di Padi Stage, ARMA Ubud.
GIANYAR, NusaBali
Nita Aartsen baru saja memulai pertunjukan musiknya di Padi Stage, UVJF 2018, namun gerimis turun begitu saja seakan mengiringi kesejukan nada-nada yang keluar dari tarian jemarinya di atas piano. Bukannya berteduh, pengunjung malah semakin bersemangat untuk menikmati alunan nada-nada latin dari grup jazz yang menamai dirinya Eurasian Project.
Pengunjung Tetap Setia Menyaksikan Penampilan Eurasian Project meski Gerimis - Dok.NusaBali
Eurasian Project merupakan sebuah grup jazz yang digagas oleh Nita Aartsen, seorang pianis kelahiran Jakarta bersama 6 musisi jazz lainnya yang terdiri dari Olaf Keus, drummer handal asal Belanda, Dian Pratiwi, Diva Jazz dunia, Gerard Kleijn, pemain trompet asal Belanda, Eric Theux, pemain perkusi asal Perancis, Indra Gupta, pemain double bass dari Buleleng Bali, dan Brandon Julio, gitaris asal Jakarta. Mereka sudah setahun berkarya bersama dan akan menggelar konser serupa di Spanyol dan Portugal pada September nanti.
Ketika ditemui NusaBali, Nita pun memberi beberapa pandangannya tentang UVJF 2018 dan antusiasmenya dalam memeriahkan UVJF yang sudah digelutinya 3 tahun berturut-turut.
“Tahun ini UVJF keren banget, sudah sangat diatur. Makanya, saya coba bawa teman-teman dari Eropa supaya mereka lihat, di Indonesia jazznya asik banget, outdoor, dan di bawah pohon. Mereka impressed dengan itu,” sahut Nita yang baru saja menyelsaikan pertunjukannya ketika ditemui NusaBali.
Dian Pratiwi juga turut memberi pandangan dan harapannya untuk UVJF kedepan. Wanita asal Jakarta, besar di Bali, yang kini menetap di Dortmund Jerman ini mengaku telah 6 kali berturut-turut tampil di UVJF dan sudah sangat hafal dengan suasananya dari tahun ke tahun, dan UVJF tahun ini menurutnya sangat meningkat dibanding tahun pertamanya.
Dian Pratiwi tengah Menghayati Sebuah Lagu yang Dibawakan (11/08) - Dok. NusaBali
“Selalu ada yang menarik dari band-band yang mengiringi saya. Tahun kemarin ada Big Band sebanyak 25 orang musisi, tahun ini latin jazz, dan tahun-tahun sebelumnya diiringi band dari Jerman. UVJF dari tahun ke tahun selalu ada peningkatan, musisi yang diundang juga bervariasi. Kita banyak belajar dari penampilan mereka. Harapannya ya, makin baik dong untuk kedepannya,” sahutnya sambil diiringi tawa.
Olaf Keus sedang Menunjukkan Kebolehan dengan Bermain Musik Menggunakan Bibir - Dok. NusaBali
Gerimis masih terus menerpa, namun pengunjung makin asyik berdendang. Apalagi, ketika Olaf Keus menampilkan kebolehannya dalam merangkai musik dengan bibir dan anggota tubuhnya. Atraksi tersebut sontak membuat pengunjung kagum dan tidak henti-henti memberi tepuk tangan tanda apresiasi. Sebuah kejutan yang tidak tertebak. Masih dibuat tercengang, kini Olaf dan Dian Pratiwi mulai memandu pengunjung mengikuti arahan mereka untuk saling bersahutan menirukan suara kecak yang beragam. Hasilnya, sebuah ansambel suara yang indah pun terjadi. Eurasian Project telah sukses mencuri hati para pengunjung malam itu. *ph
Komentar