nusabali

Target Vasektomi Gagal

  • www.nusabali.com-target-vasektomi-gagal

Insentif diberikan kepada akseptor karena peserta vasektomi tidak bisa kerja selama dua minggu.

AMLAPURA, NusaBali
Target 28 akseptor untuk program vasektomi tahun 2018 di Kabupaten Karangasem gagal. Hingga bulan Agustus, baru tercapai 2 akseptor vasektomi. Tragisnya target target ini gagal sejak tahun 2016. Salah satu pemicunya, Pemkab Karangasem menghapus insentif Rp 1,5 juta per akseptor dan Rp 500.000 dari dari Provinsi Bali.

Kepala Dinas Sosial Karangasem, I Made Sosiawan, mengatakan insentif untuk akseptor vasektomi dari Pemkab Karangasem dan Pemprov Bali dihapus sejak tahun 2006. Peserta vasektomi pada tahun 2016 di Karangasem sebanyak 6 akseptor dari target 28 akseptor. Keenam akseptor vasektomi itu dari Kecamatan Kubu. “Target menyasar minimal 28 akseptor untuk program vasektomi gagal tercapai,” aku Made Sosiawan per telepon, Minggu (12/8).

Made Sosiawan menambahkan, sebelumnya ada dana insentif diberikan kepada akseptor vasektomi. Dana itu sebagai pengganti karena peserta vasektomi tidak bisa kerja selama dua minggu. Karena selama itu fase pemulihan kondisi. Dijelaskan, Dinas Sosial Karangasem tidak menganggarkan insentif bagi akseptor vasektomi karena terbentur UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Beda dengan program tahun 2015, ada insentif sehingga target tercapai hingga mampu menjaring 30 akseptor.

Dinas Sosial berdayakan 78 PPL (petugas penyuluh lapangan) hanya saja tidak semua PPL terbebani target di tahun 2018. Selain dari Kecamatan Kubu sebagai peserta KB pria juga ada dari Kecamatan Abang. Sasaran program KB vasektomi terutama yang telah punya cukup anak. Sehingga perlu ada upaya mencegah terjadi kehamilan lagi. Dikatakan, vasektomi merupakan operasi kecil (bedah minor) yang dilakukan untuk mencegah transportasi sperma pada testis dan penis.

Vasektomi merupakan prosedur yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan karena bersifat permanen. Dalam kondisi normal, sperma diproduksi dalam testis. Terpisah, PPL KB Kecamatan Abang, I Ketut Astawa, membantah program vasektomi gagal di tahun 2018. “Buktinya kami telah mampu mengantar satu akseptor ke rumah sakit menjalani program vasektomi,” kata Ketut Astawa. Ia mengaku terus berjuang untuk penuhi target. “Bukan lantaran tidak ada insentif, kurang berhasil menjalankan program vasektomi tergantung petugas di lapangan,” katanya. *k16

Komentar