Nuwasen dan Ngunggah Sunari di Pura Penataran
Dua sulinggih muput upacara nuwasen negtegang daging lan ngunggahang sunari jelang karya mamungkah lan nubung daging di Pura Penataran Agung, Banjar/Desa Pakraman Nangka, Kecamatan Bebandem, Karangasem pada Saniscara Pon Matal, Sabtu (11/8).
AMLAPURA, NusaBali
Kedua sulinggih itu yakni Ida Pedanda Istri Ketut Geria dari Gria Taman Ulon, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem dan Ida Pedanda Istri Ketut Jelantik dari Gria Dauh, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem. Prosesi berjalan khusuk dan lancar meski gerumis.
Nuwasen karya lan negtegang pedagingan itu menggunakan unsur biji-bijian mulai dari kacang-kacangan, padi-padian seperti beras, godem, jali untuk disucikan. Semua sarana itu dijadikan jatu (unsur utama) karya mamungkah lan nubung daging untuk bahan banten catur. Selain negtegang pedagingan juga mlaspas sunari. Pemasangan sunari di tiga lokasi yakni Pura Lawangan sebanyak 3 sunari, jeroan Pura Penataran Agung sebanyak 9 sunari, dan jaba pura sebanyak 5 sunari.
Pangrajeg Karya, Ida Made Alit, menjelaskan upacara nuwasen lan negtegang pedagingan untuk menyucikan seluruh bahan upacara. Selanjutnya bahan-bahan tersebut dikemas menjadi jajan untuk banten catur, tempat mengolahnya di pasucian. Hanya pangayah tertentu yang diperkenankan mengolah bahan-bahan upakara itu. Sedangkan pemasangan sunari sebagai simbol mengundang Dewa Wisnu beserta saktinya Dewi Sri agar turun ke bumi menganugerahkan kesuburan.
Sunari dipasang untuk menghadirkan simbol-simbol alam untuk menyeimbangkan kehidupan semesta. “Lubang-lubang sunari yang tertiup angin mengeluarkan suara keindahan alam. Mampu mengharmoniskan umat dengan harapan jalannya karya mamungkah lan nubung daging labda karya,” jelas Ida Made Alit. Sunari juga memiliki makna ngadegang Ida Bhatari Sri sebagai dewi kemakmuran. “Sunari juga bermakna sebagai pengalang sasih. Artinya sebagai simbol meredam segala permasalahan yang terjadi di semesta ini,” lanjutnya.
Upacara Nuwasen Negtegang Pedagingan lan Ngunggahang Sunari dihadiri Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Kadis Sosial Ni Ketut Puspa Kumari, Kadis Perikanan I Ketut Artama, Kadis Kebudayaan I Putu Arnawa, Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Made Sosiawan, dan undangan lainnya. Puncak karya pada Soma Paing Klawu, Senin 24 September 2018. Sedangkan Ida Bhatara mlasti ke segara Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, rahina Saniscara Pon Ugu, Sabtu 15 September 2018. *k16
Nuwasen karya lan negtegang pedagingan itu menggunakan unsur biji-bijian mulai dari kacang-kacangan, padi-padian seperti beras, godem, jali untuk disucikan. Semua sarana itu dijadikan jatu (unsur utama) karya mamungkah lan nubung daging untuk bahan banten catur. Selain negtegang pedagingan juga mlaspas sunari. Pemasangan sunari di tiga lokasi yakni Pura Lawangan sebanyak 3 sunari, jeroan Pura Penataran Agung sebanyak 9 sunari, dan jaba pura sebanyak 5 sunari.
Pangrajeg Karya, Ida Made Alit, menjelaskan upacara nuwasen lan negtegang pedagingan untuk menyucikan seluruh bahan upacara. Selanjutnya bahan-bahan tersebut dikemas menjadi jajan untuk banten catur, tempat mengolahnya di pasucian. Hanya pangayah tertentu yang diperkenankan mengolah bahan-bahan upakara itu. Sedangkan pemasangan sunari sebagai simbol mengundang Dewa Wisnu beserta saktinya Dewi Sri agar turun ke bumi menganugerahkan kesuburan.
Sunari dipasang untuk menghadirkan simbol-simbol alam untuk menyeimbangkan kehidupan semesta. “Lubang-lubang sunari yang tertiup angin mengeluarkan suara keindahan alam. Mampu mengharmoniskan umat dengan harapan jalannya karya mamungkah lan nubung daging labda karya,” jelas Ida Made Alit. Sunari juga memiliki makna ngadegang Ida Bhatari Sri sebagai dewi kemakmuran. “Sunari juga bermakna sebagai pengalang sasih. Artinya sebagai simbol meredam segala permasalahan yang terjadi di semesta ini,” lanjutnya.
Upacara Nuwasen Negtegang Pedagingan lan Ngunggahang Sunari dihadiri Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Kadis Sosial Ni Ketut Puspa Kumari, Kadis Perikanan I Ketut Artama, Kadis Kebudayaan I Putu Arnawa, Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Made Sosiawan, dan undangan lainnya. Puncak karya pada Soma Paing Klawu, Senin 24 September 2018. Sedangkan Ida Bhatara mlasti ke segara Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, rahina Saniscara Pon Ugu, Sabtu 15 September 2018. *k16
Komentar