Demokrat Proses Cepat PAW Widjera
Saat ini Sekretariat DPRD Bali tinggal mengirimkan berkas tersebut ke Biro Tata Pemerintahan untuk ditindaklanjuti oleh Gubernur Bali.
DENPASAR, NusaBali
Lantaran loncat partai di Pileg 2019 dengan mendaftar sebagai caleg di Partai Hanura, proses PAW (Pergantian Antar Waktu) Anggota Fraksi Demokrat DPRD Bali, I Gusti Putu Widjera benar-benar berjalan ‘bypass’. PAW Widjera segera dilanjutkan ke Mendagri begitu DPD Demokrat Bali usulkan PAW.
Sekwan DPRD Bali, I Gusti Ngurah Alit, Minggu (12/8) mengatakan Sekretariat DPRD Bali sudah mengirimkan pemberitahuan kepada KPU Bali dan Biro Tata Pemerintahan soal usulan PAW Widjera. KPU Bali pun sudah membalasnya dengan menyampaikan nama calon pengganti Widjera di DPRD Bali. “Berkas dari KPU sudah ada. Kemudian proses usulan dari Demokrat sudah lengkap. Nanti tinggal membawa ke Mendagri saja,” ujar Ngurah Alit.
Saat ini Sekretariat DPRD Bali tinggal mengirimkan berkas tersebut ke Biro Tata Pemerintahan untuk ditindaklanjuti oleh Gubernur Bali. “Nanti kan Biro Tapem menindaklanjuti kepada Pak Gubernur Bali. Setelah itu berprosesnya langsung dari Gubernur Bali ke Mendagri untuk dimintakan persetujuan. Setelah itu barulah dilakukan pelantikan. Pelantikan jadwalnya tergantung keputusan Mendagri. Kita tidak bisa jadwalkan kalau tidak ada petunjuk dan keputusan Mendagri. Jadi kami ini DPRD Bali hanya menindaklanjuti apa yang diputuskan Mendagri nanti,” tegas mantan Karo Aset Pemprov Bali ini.
Demokrat gerah dengan ulah I Gusti Putu Widjera, anggota DPRD Bali periode 2009-2014 dan 2014-2019. Sejak awal menyatakan tidak bersedia dicalegkan kembali di DPRD Bali Dapil Karangasem di Pileg 2019, namun ternyata loncat ke Partai Hanura menjadi Caleg DPRD Bali Dapil Karangasem. DPD Partai Demokrat Bali langsung ambil sikap dengan melaksanakan PAW (Pergantian Antar Waktu) untuk mantan Wakil Bupati Karangasem ini.
Sesuai dengan hasil Pileg 2014, Demokrat memperoleh 1 kursi DPRD Bali di dapil Karangasem dari 7 kursi kursi yang tersedia. Saat itu Widjera memperoleh suara terbanyak (8.909 suara) di antara Caleg DPRD Bali dapil Karangasem. Sehingga dengan diusulkannya PAW terhadap Widjera penggantinya adalah peraih suara terbanyak berikutnya (ranking 2) setelah Widjera. Dia adalah I Gede Diatmaja, politisi asal Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem yang memperoleh 6.604 suara.
Sementara Wakil Ketua I Bidang Internal DPD Demokrat Bali, I Nengah Pringgo mengatakan akan kawal proses PAW Widjera di DPRD Bali sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Sebab begitu diusulkan di PAW dan pindah partai serta nyaleg di partai lain harusnya Widjera tidak lagi boleh menerima fasilitas apapun juga dari DPRD Bali. “Karena sudah pindah partai, otomatis dia tidak boleh menikmati fasilitas negara lagi. Dia bukan DPR lagi. Kami tentu akan mengawal proses ini. Supaya berjalan sesuai dengan aturan,” ujar Pringgo.
Pringgo juga berharap Gubernur Bali Made Mangku Pastka, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama juga bersama-sama membantu proses tersebut berjalan cepat. Karena pengusulan pergantian sudah resmi diajukan partai. KPU Bali juga sudah menyampaikan calon pengganti kepada Sekretariat Dewan. “Ya sekarang bolanya di Pak Gubernur Pastika,” ujar politisi asal Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem ini.
Sementara Widjera belum bisa dimintai komentar atas pergantian dirinya dari kursi DPRD Bali periode 2014-2019. Anggota Komisi I DPRD Bali ini saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu tidak menjawab ponselnya. Namun keterangan dari Ketua Komisi I DPRD Bali, Widjera sendiri memang masih tetap mengikuti kegiatan Komisi I DPRD Bali. Baik kunjungan kerja keluar daerah maupun kegiatan dalam daerah. “Sampai sekarang masih mengikuti kegiatan Komisi I. Karena kan belum DCT (Daftar Calon Tetap) di Pileg 2019,” ujar Tama Tenaya. Tama Tenaya mengatakan, Komisi I DPRD Bali menerima surat dari Mendagri bahwa status Widjera sendiri masih anggota DPRD Bali sampai ada DCT. “Walaupun sudah pindah partai diusulkan PAW, soal statusnya di dewan dan hak-haknya tetap menunggu DCT,” beber Tama Tenaya. *nat
Sekwan DPRD Bali, I Gusti Ngurah Alit, Minggu (12/8) mengatakan Sekretariat DPRD Bali sudah mengirimkan pemberitahuan kepada KPU Bali dan Biro Tata Pemerintahan soal usulan PAW Widjera. KPU Bali pun sudah membalasnya dengan menyampaikan nama calon pengganti Widjera di DPRD Bali. “Berkas dari KPU sudah ada. Kemudian proses usulan dari Demokrat sudah lengkap. Nanti tinggal membawa ke Mendagri saja,” ujar Ngurah Alit.
Saat ini Sekretariat DPRD Bali tinggal mengirimkan berkas tersebut ke Biro Tata Pemerintahan untuk ditindaklanjuti oleh Gubernur Bali. “Nanti kan Biro Tapem menindaklanjuti kepada Pak Gubernur Bali. Setelah itu berprosesnya langsung dari Gubernur Bali ke Mendagri untuk dimintakan persetujuan. Setelah itu barulah dilakukan pelantikan. Pelantikan jadwalnya tergantung keputusan Mendagri. Kita tidak bisa jadwalkan kalau tidak ada petunjuk dan keputusan Mendagri. Jadi kami ini DPRD Bali hanya menindaklanjuti apa yang diputuskan Mendagri nanti,” tegas mantan Karo Aset Pemprov Bali ini.
Demokrat gerah dengan ulah I Gusti Putu Widjera, anggota DPRD Bali periode 2009-2014 dan 2014-2019. Sejak awal menyatakan tidak bersedia dicalegkan kembali di DPRD Bali Dapil Karangasem di Pileg 2019, namun ternyata loncat ke Partai Hanura menjadi Caleg DPRD Bali Dapil Karangasem. DPD Partai Demokrat Bali langsung ambil sikap dengan melaksanakan PAW (Pergantian Antar Waktu) untuk mantan Wakil Bupati Karangasem ini.
Sesuai dengan hasil Pileg 2014, Demokrat memperoleh 1 kursi DPRD Bali di dapil Karangasem dari 7 kursi kursi yang tersedia. Saat itu Widjera memperoleh suara terbanyak (8.909 suara) di antara Caleg DPRD Bali dapil Karangasem. Sehingga dengan diusulkannya PAW terhadap Widjera penggantinya adalah peraih suara terbanyak berikutnya (ranking 2) setelah Widjera. Dia adalah I Gede Diatmaja, politisi asal Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem yang memperoleh 6.604 suara.
Sementara Wakil Ketua I Bidang Internal DPD Demokrat Bali, I Nengah Pringgo mengatakan akan kawal proses PAW Widjera di DPRD Bali sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Sebab begitu diusulkan di PAW dan pindah partai serta nyaleg di partai lain harusnya Widjera tidak lagi boleh menerima fasilitas apapun juga dari DPRD Bali. “Karena sudah pindah partai, otomatis dia tidak boleh menikmati fasilitas negara lagi. Dia bukan DPR lagi. Kami tentu akan mengawal proses ini. Supaya berjalan sesuai dengan aturan,” ujar Pringgo.
Pringgo juga berharap Gubernur Bali Made Mangku Pastka, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama juga bersama-sama membantu proses tersebut berjalan cepat. Karena pengusulan pergantian sudah resmi diajukan partai. KPU Bali juga sudah menyampaikan calon pengganti kepada Sekretariat Dewan. “Ya sekarang bolanya di Pak Gubernur Pastika,” ujar politisi asal Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem ini.
Sementara Widjera belum bisa dimintai komentar atas pergantian dirinya dari kursi DPRD Bali periode 2014-2019. Anggota Komisi I DPRD Bali ini saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu tidak menjawab ponselnya. Namun keterangan dari Ketua Komisi I DPRD Bali, Widjera sendiri memang masih tetap mengikuti kegiatan Komisi I DPRD Bali. Baik kunjungan kerja keluar daerah maupun kegiatan dalam daerah. “Sampai sekarang masih mengikuti kegiatan Komisi I. Karena kan belum DCT (Daftar Calon Tetap) di Pileg 2019,” ujar Tama Tenaya. Tama Tenaya mengatakan, Komisi I DPRD Bali menerima surat dari Mendagri bahwa status Widjera sendiri masih anggota DPRD Bali sampai ada DCT. “Walaupun sudah pindah partai diusulkan PAW, soal statusnya di dewan dan hak-haknya tetap menunggu DCT,” beber Tama Tenaya. *nat
1
Komentar