Tak Dibebani Target, Pejudo Gede Ganding Tetap Incar Medali Emas
Jadi andalan Indonesia di Kelas -100 Kg Putra, Gede Ganding Kalbu Soethama mengaku sudah melihat dan mempelajari gaya permainan calon lawanya di Asian Games 2018, termasuk pejudo Jepang dan Korea Selatan, melalui YouTube
46 Atlet Bali Perkuat Kontingen Indonesia di Asian Games XVIII 2018, Ini Sebagian dari Mereka
JAKARTA, NusaBali
Seperti halnya I Dewa Ayu Mira Widari, 23, pejudo Gede Ganding Kalbu Soethama, 22, juga termasuk atlet pendatang baru yang dipercaya membela kontingen Indonesia dalam Asian Games XVIII di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September 2018 nanti. Pejudo bertubuh kekar dengan tinggi badan 182 cm dan berat 95 kg ini baru pertama kali tapil di ajang internasional. Meski demikian, Gede Ganding Kalbu Soethama tetap pasang target bisa raih medali emas di Asian Games 2018.
Gede Ganding Kalbu Soethama tampil ke Asian Games 2018 dengan bermodalkan dua gelar juara tingkat nasional. Pertama, juara dalam Kejuaraan Judo Wismoyo Cup 2017 di Jakarta. Kedua, sebagai juara dalam Kejuaraan Judo Kartika Cup 2018 di Palembang, Sumatra Selatan. Kedua event domestik itulah yang mengantarkan pejudi spesialisasi Kelas -100 Kg Putra ini lolos ke tim inti Merah Putih untuk Asian Games 2018.
Sebelum berlaga ke Asian Games 2018, Geda Ganding sempat selama dua bulan lebih menjalani traing camp di Jepang, negeri asal olahraga beladiri judo. Dia latihan intensif di Jepang bersama dua pejudo Asian Games 2018 asal Bali lainnya: Dewa Ayu Mira Widari (Kelas 78 Kg Putri) dan Ni Kadek Anny Pandini, 25 (Kelas -57 Kg Putri).
Training camp selama 2 bulan lebih di Jepang membuat Gede Ganding lebih siap dan percaya diri menuju pesta akbar olahraga multievent empat tahunan se-Asia. Sejauh ini, KONI Pusat maupun PB PJSI belum ada menetapkan target untuk dirinya di Asian Games 2018. Namun, anak dulung dari tiga bersaudara keluarga pasangan Komang Suryantara Soethama dan Ni Luh Sukerami ini tetap canangkan target pribadi sabet medali emas.
“Ya, saya punya target pribadi untuk meraih medali emas di Asian Games pertama yang saya ikuti,” ujar Gede Ganding kepada NusaBali per telepon di Jepang, Selasa (31/7). Dia sadar betul persaingan di Asian Games 2018 nanti sangatlah berat. Terlebih, negerti asal olahraga judo, Jepang akan menerjunkan atlet terbaiknya. Demikian pula Korea Selatan.
Kendati begitu, Gede Ganding tidak gentar menghadapi siapa pun. Dia sudah melihat dan mempelajari gaya permainan para pejudo Jepang dan Korsel mealui You Tube. “Saya yakin bisa,” tegas pejudo kelahiran Denpasar yang akan genap berusia 22 tahun pada 7 September 2018 nanti.
Gede Ganding mengaku sangat bangga bisa dipercaya membela kontingen Merah Putih dalam Asian Games 2018 nanti. Dia akan turun di kelas spesialisasinya -100 Kg Putra. Menurut Gede Ganding, dirinya tembus tim inti Asian Games berkat suksesnya menjadi juara dalam Kejuaraan Judo Kartika Cup di Palembang, Mei 2018 lalu.
Dari situ, Gede Ganding diikutkan TC di Jepang. Bahkan, sebelum masuk tim inti Asian Games, Gede Ganding sudsah sempat menjalani latihan di Jepang, Maret-Mei 2018 lalu. Bagi Gede Ganding, berlatih di Jepang sangat bagus. Dia berkesempatan menjalani sparring dengan pejudo Jepang dari berbagai tingkatan: SMA, Universitas, hingga Polisi Jepang.
Dari semua level tersebut, yang terberat ketika latih tanding melawan pejudo Universitas dan Polisi Jepang. Gede Ganding mengaku banyak memetik pengetahun dari mereka, terutama teknik bantingan yang berbeda dengan yang diajarkan di Indonesia. “Yang membedakan adalah cara pegangan dan uchikominya,” cerita pejudo yang tercatat sebagai mahasiswa Semester VIII Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sasra Unud ini.
Gede Ganding sendiri mengenal judo dari orangtuanya pada 2010 silam, ketika usianya baru 14 tahun. Sang ayah, Komang Suryantara Soethama, ingin anak sulungnya ini punya prestasi olahraga. Berhubung Gede Ganding bertubuh besar dan punya power kuat, orangtuanya kemudian mengarahkan dia berkiprah di judo. Gede Ganding pun mengasah kemampuannya dan aktif mengikuti sejumlah kejuaraan di daerah.
Sayangnya, pada awal-awal mengikuti pertandingan, Gede Ganding gagal jadi juara. Namun, dia tidak patah arang. Dia justru menjadikan kekalahannya itu sebagai pelecut motivasi. “Kekalahan itumembuat saya termotivasi untuk terus berlatih sebaik mungkin agar kelak menjadi juara. Orangtua juga sangat mendukung,” kenangnya.
Orangtuanya juga memberi dukungan saat Gede Ganding mengalami cedera lutut kiri dan cedera engkel, Januari 2018 lalu. Dia membutuhkan waktu 2 bulan untuk sembuh total. Setelah sembuh, dia kembali latihan keras hingga dikirim TC ke Jepang dan tampil sebagai juara dalam Kejuaraan Judo Kartika Cup 2018. *k22
Komentar