Dinas LHK Tata Kawasan Ground Zero
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung menata ulang kawasan monumen Bom Bali atau Ground Zero di Legian, Kuta.
MANGUPURA, NusaBali
Penataan yang dilakukan dengan anggaran dari corporate social responsibility (CSR), ini meliputi pengadaan air mancur dan lighting. Selain itu ukiran pada pedestalnya ditata ulang dengan tambahan prada.
Kadis LHK Badung I Putu Eka Merthawan mengatakan penataan ini salah satu tujuannya adalah persiapan menyambut pertemuan tahunan IMF – World Bank pada Oktober mendatang. Lebih daripada itu, agar monumen itu kesannya sebagai monumen perdamaian. Nusansa baru yang ditawarkan kepada wisatawan adalah bisa digunakan foto bersama siang dan malam.
“Kami juga berupaya agar Ground Sero itu tak terkesan angker. Kami menata Ground Zero sebagai taman perdamaian dunia. Setiap orang yang hadir ke sana melihat kedamaian, bukan kebencian ataupun mengingat masa lalu yang kelam,” tutur Merthawan, Senin (13/8).
Merthawan mengatakan untuk keamanan dan kenyamanan selama tujuh hari ke depan wisatawan tak boleh naik ke atas pedestal. “Kami mohon maaf kepada wisatawan, karena kami menutup akses untuk naik ke atas pedestal. Dalam waktu dekat pengerjaannya selesai,” imbuhnya.
Saat ditanya besarnya anggaran yang digunakan untuk penataan itu, Merthawan mengatakan total biaya yang digunakan untuk proyek tersebut diserahkan sepenuhnya kepada CSR. Untuk pemeliharaanya juga oleh pihak swasta. Mungkin beberapa tahun akan diambilalih oleh pemkab. “Kami tak ikut campur untuk anggarannya berapa. Karena itu murni dari CSR. Bukan hanya Ground Zero tetapi juga patung Dewa Ruci dan patung Satria Gatot Kaca di Tuban,” ucapnya. *po
Penataan yang dilakukan dengan anggaran dari corporate social responsibility (CSR), ini meliputi pengadaan air mancur dan lighting. Selain itu ukiran pada pedestalnya ditata ulang dengan tambahan prada.
Kadis LHK Badung I Putu Eka Merthawan mengatakan penataan ini salah satu tujuannya adalah persiapan menyambut pertemuan tahunan IMF – World Bank pada Oktober mendatang. Lebih daripada itu, agar monumen itu kesannya sebagai monumen perdamaian. Nusansa baru yang ditawarkan kepada wisatawan adalah bisa digunakan foto bersama siang dan malam.
“Kami juga berupaya agar Ground Sero itu tak terkesan angker. Kami menata Ground Zero sebagai taman perdamaian dunia. Setiap orang yang hadir ke sana melihat kedamaian, bukan kebencian ataupun mengingat masa lalu yang kelam,” tutur Merthawan, Senin (13/8).
Merthawan mengatakan untuk keamanan dan kenyamanan selama tujuh hari ke depan wisatawan tak boleh naik ke atas pedestal. “Kami mohon maaf kepada wisatawan, karena kami menutup akses untuk naik ke atas pedestal. Dalam waktu dekat pengerjaannya selesai,” imbuhnya.
Saat ditanya besarnya anggaran yang digunakan untuk penataan itu, Merthawan mengatakan total biaya yang digunakan untuk proyek tersebut diserahkan sepenuhnya kepada CSR. Untuk pemeliharaanya juga oleh pihak swasta. Mungkin beberapa tahun akan diambilalih oleh pemkab. “Kami tak ikut campur untuk anggarannya berapa. Karena itu murni dari CSR. Bukan hanya Ground Zero tetapi juga patung Dewa Ruci dan patung Satria Gatot Kaca di Tuban,” ucapnya. *po
Komentar