Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Berlakukan Pembayaran Nontunai
Pihak ASDP Ketapang-Gilimanuk tengah mempersiapkan sistem pembayaran nontunai dalam pembelian tiket penyeberangan yang akan dimulai Rabu (15/8) ini.
NEGARA, NusaBali
Sebagai fase awal, layanan pembayaran menggunakan uang elektronik itu, diterapkan untuk pejalan kaki, jasa dengan kendaraan roda dua dan roda empat kecil (Golongan I hingga Golongan IVB). General Manager ASDP Ketapang-Gilimanuk, Capt Solikhin, Senin (13/8), mengatakan, dalam menerapkan pembayaran nontunai khusus di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, dijalin kerjasama dengan tiga bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara, yakni Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Di mana produk uang elektronik dari ketiga bank tersebut, masing-masing adalah e-Money dari Bank Mandiri, Brizzi dari BRI, dan Tap Cash dari BNI. “Untuk layanan uang elektronik dari BTN (Bank Tabungan Negara), tidak masuk untuk di Ketapang-Gilimanuk,” katanya.
Menurutnya, dalam fase awal penerapan nontunai itu, secara penuh diterapkan di 2 loket pejalan kaki di Pelabuhan Ketapang maupun Gilimanuk. Sedangkan untuk loket kendaraan roda dua dan roda empat, sementara masing-masing disiapkan satu loket nontunai. Dalam persiapan masing-masing satu loket nontunai itu, sejumlah pengguna jasa dengan kendaraan roda dua (sepeda gayung dan sepeda motor) dan kendaraan roda empat khusus Golongan IV A (mobil pribadi penumpang) dan Golongan IV B (mobil pick up), juga diarahkan menggunakan ketersediaan loket nontunai tersebut.
“Untuk kendaraan besar, truk dan bus, menunggu fase selanjutnya. Tetapi dalam fase awal ini, para sopir truk dan bus tetap kami juga berisikan edukasi terkait pembayaran nontunai, yang nantinya juga diterapkan di semua loket,” ujarnya.
Dalam fase awal penerapan nontunai itu, kata Capt Solikhin, selain mempersiapkan loket khusus, dipastikan juga dipersiapkan tim dari ASDP maupun pihak bank yang telah bekerjasama, dalam menyediakan produk uang elektronik di gerbang menuju masing-masing loket. Rencananya, dalam masa tertentu dalam fase awal mulai tanggal 15 Agustus nanti itu, juga ada promosi dari pihak bank untuk mendapatkan produk uang elektronik secara gratis.
Namun ketika sudah lewat, untuk produk uang elektronik dalam keadaan kosongan itu, dijual seharga Rp 20 ribu. “Kemudian selain untuk uang elektronik itu, dalam fase awal nanti, pihak bank juga menyediakan layanan top up atau pengisian produk uang elektronik. Jadi, kalau memang sudah punya produk uang elektronik dari tiga bank yang sudah kerjasama, top up-nya juga disediakan di masing-masing loket,” jelasnya.
Menurutnya, sistem pemabayaran nontunai yang nantinya akan diterapkan secara penuh untuk seluruh loket pembelian tiket di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk itu, selain mendukung Gerakan Nasional Nontunai atau cashless, upaya penerapan nontunai itu, juga merupakan upaya memaksimalkan layanan kepada pengguna jasa.
Dengan sistem pembayaran nontunai itu, pengguna jasa dapat lebih cepat terlayani. Kemudian sistem pembayaran dengan nontunai itu, merupakan upaya meminimalisir kecurangan-kecurangan petugas dalam memberikan layanan kepada pengguna jasa.
“Seperti tidak memberikan uang kembalian, dan hal-hal tidak diinginkan lainnya. Jadi cashless ini, memberikan dampak positif. Pelayanan menjadi lebih cepat kepada penumpang. Seperti contoh, antrean yang biasa terjadi karena menunggu uang kembalian di loket, akan bisa diminimalisir. Dan ke depannya, untuk manifest penumpang juga bisa disinkronkan dengan pembayaran nontunai, dan manifest menjadi real,” pungkasnya. *ode
Sebagai fase awal, layanan pembayaran menggunakan uang elektronik itu, diterapkan untuk pejalan kaki, jasa dengan kendaraan roda dua dan roda empat kecil (Golongan I hingga Golongan IVB). General Manager ASDP Ketapang-Gilimanuk, Capt Solikhin, Senin (13/8), mengatakan, dalam menerapkan pembayaran nontunai khusus di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, dijalin kerjasama dengan tiga bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara, yakni Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Di mana produk uang elektronik dari ketiga bank tersebut, masing-masing adalah e-Money dari Bank Mandiri, Brizzi dari BRI, dan Tap Cash dari BNI. “Untuk layanan uang elektronik dari BTN (Bank Tabungan Negara), tidak masuk untuk di Ketapang-Gilimanuk,” katanya.
Menurutnya, dalam fase awal penerapan nontunai itu, secara penuh diterapkan di 2 loket pejalan kaki di Pelabuhan Ketapang maupun Gilimanuk. Sedangkan untuk loket kendaraan roda dua dan roda empat, sementara masing-masing disiapkan satu loket nontunai. Dalam persiapan masing-masing satu loket nontunai itu, sejumlah pengguna jasa dengan kendaraan roda dua (sepeda gayung dan sepeda motor) dan kendaraan roda empat khusus Golongan IV A (mobil pribadi penumpang) dan Golongan IV B (mobil pick up), juga diarahkan menggunakan ketersediaan loket nontunai tersebut.
“Untuk kendaraan besar, truk dan bus, menunggu fase selanjutnya. Tetapi dalam fase awal ini, para sopir truk dan bus tetap kami juga berisikan edukasi terkait pembayaran nontunai, yang nantinya juga diterapkan di semua loket,” ujarnya.
Dalam fase awal penerapan nontunai itu, kata Capt Solikhin, selain mempersiapkan loket khusus, dipastikan juga dipersiapkan tim dari ASDP maupun pihak bank yang telah bekerjasama, dalam menyediakan produk uang elektronik di gerbang menuju masing-masing loket. Rencananya, dalam masa tertentu dalam fase awal mulai tanggal 15 Agustus nanti itu, juga ada promosi dari pihak bank untuk mendapatkan produk uang elektronik secara gratis.
Namun ketika sudah lewat, untuk produk uang elektronik dalam keadaan kosongan itu, dijual seharga Rp 20 ribu. “Kemudian selain untuk uang elektronik itu, dalam fase awal nanti, pihak bank juga menyediakan layanan top up atau pengisian produk uang elektronik. Jadi, kalau memang sudah punya produk uang elektronik dari tiga bank yang sudah kerjasama, top up-nya juga disediakan di masing-masing loket,” jelasnya.
Menurutnya, sistem pemabayaran nontunai yang nantinya akan diterapkan secara penuh untuk seluruh loket pembelian tiket di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk itu, selain mendukung Gerakan Nasional Nontunai atau cashless, upaya penerapan nontunai itu, juga merupakan upaya memaksimalkan layanan kepada pengguna jasa.
Dengan sistem pembayaran nontunai itu, pengguna jasa dapat lebih cepat terlayani. Kemudian sistem pembayaran dengan nontunai itu, merupakan upaya meminimalisir kecurangan-kecurangan petugas dalam memberikan layanan kepada pengguna jasa.
“Seperti tidak memberikan uang kembalian, dan hal-hal tidak diinginkan lainnya. Jadi cashless ini, memberikan dampak positif. Pelayanan menjadi lebih cepat kepada penumpang. Seperti contoh, antrean yang biasa terjadi karena menunggu uang kembalian di loket, akan bisa diminimalisir. Dan ke depannya, untuk manifest penumpang juga bisa disinkronkan dengan pembayaran nontunai, dan manifest menjadi real,” pungkasnya. *ode
Komentar