Patung Dewa Ruci Retak Akibat Gempa
Retakan paling parah terjadi pada pangkal lengan, pergelangan tangan, dan siku sisi kanan. Selain itu patung naga juga pecah.
MANGUPURA, NusaBali
Patung Dewa Ruci di Simpang Dewa Ruci Jalan Bypass Ngurah Rai, Kecamata Kuta, Badung, retak pada beberapa bagian akibat guncangan gempa 7,0 skala Richter di Lombok Utara, NTB pada Minggu (5/8) malam. Retakan yang paling parah terjadi pada sisi kanan. Yakni pada pangkal lengan, pergelangan tangan, dan siku. Selain itu patung naganya pecah. Pecahnya cukup besar, mencapai panjang sekitar 50 cm.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung I Putu Eka Merthawan membenarkan perihal kondisi tersebut. Menurutnya, retakan yang terjadi pada patung salah satu ikon Badung itu akibat gempa. Karena sebelum terjadinya gempa 7,0 SR belum ada retakan.
“Hari ini (kemarin) kami menurunkan tim untuk memeriksa kondisi patung tersebut. Hasil pemeriksaannya kami simpulkan itu terjadi akibat terdampak gempa. Selain gempa berkekuatan 7,0 SR, keesokannya juga terjadi gempa susulan. Retak yang paling besar pada sisi kanan,” ungkap Merthawan saat dikonfirmasi, Selasa (14/8).
Dikatakannya, kondisi ini terjadi di samping pengaruh getaran gempa juga dipengaruhi oleh getaran mobil pada underpass. Getaran mobil yang melintas terakumulasi sehingga saat terjadi gempa lapisan luar pada patung mudah retak.
Kondisi ini adalah masalah serius yang harus segera ditangani. Meski retakannya serius, namun Merthawan memastikan patung itu tak akan patah. Tetapi harus ditangani segera. “Kami menjamin kalau ditangani dengan cepat tak akan patah. Kami menjamin itu, karena struktur patung itu adalah besi bertulang. Saya menyampaikan ini bukan untuk menakuti orang tapi biar pengunjung tahu, sehingga aman dan nyaman saat berkunjung ke sana,” tutur Merthawan.
Dia menjelaskan yang mengalami retak itu adalah lapisan luar dari patung yakni semen putih. Semen putih ini mudah retak akibat cuaca panas dan dingin ditambah getaran akhirnya retak. “Jadi, keretakan yang terjadi dipengaruhi banyak faktor. Tetapi yang terjadi ini kami katakan akibat gempa, karena memang munculnya setelah gempa,” imbuhnya.
Untuk biaya perbaikan akibat kerusakan itu dia mengaku belum bisa dipastikan. Pihaknya baru menerjunkan tim untuk melihat kondisinya. Untuk biayanya masih menunggu putusan pimpinan karena biaya perbaikan cukup besar.
“Mudah-mudahan putusan pimpinan menggunakan CSR supaya penanganannya cepat. Penanganannya harus segera karena jika retak itu kemasukan air ke struktur patung, membuat besi mudah karatan. Jika itu terjadi, sangat membahayakan. Makanya kami harapkam agar keretakan ini segera diperbaiki,” kata Merthawan.
Merthawan menegaskan untuk penanganannya perlu dilakukan pengecekan secara detail. Karena jika tak dilakukan pengecekan secara mendalam bisa berbahaya bagi para pekerja.
“Kami cek hari ini (kemarin) dengan tim lengkap. Hasilnya saya pastikan patung tersebut aman untuk dikunjungi. Kami targetkan perbaikan ini segera selesai dalam waktu dekat. Sebelum dilakukan perbaikan terlebih dahulu dilakukan upacara,” ucap Merthawan. *po
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung I Putu Eka Merthawan membenarkan perihal kondisi tersebut. Menurutnya, retakan yang terjadi pada patung salah satu ikon Badung itu akibat gempa. Karena sebelum terjadinya gempa 7,0 SR belum ada retakan.
“Hari ini (kemarin) kami menurunkan tim untuk memeriksa kondisi patung tersebut. Hasil pemeriksaannya kami simpulkan itu terjadi akibat terdampak gempa. Selain gempa berkekuatan 7,0 SR, keesokannya juga terjadi gempa susulan. Retak yang paling besar pada sisi kanan,” ungkap Merthawan saat dikonfirmasi, Selasa (14/8).
Dikatakannya, kondisi ini terjadi di samping pengaruh getaran gempa juga dipengaruhi oleh getaran mobil pada underpass. Getaran mobil yang melintas terakumulasi sehingga saat terjadi gempa lapisan luar pada patung mudah retak.
Kondisi ini adalah masalah serius yang harus segera ditangani. Meski retakannya serius, namun Merthawan memastikan patung itu tak akan patah. Tetapi harus ditangani segera. “Kami menjamin kalau ditangani dengan cepat tak akan patah. Kami menjamin itu, karena struktur patung itu adalah besi bertulang. Saya menyampaikan ini bukan untuk menakuti orang tapi biar pengunjung tahu, sehingga aman dan nyaman saat berkunjung ke sana,” tutur Merthawan.
Dia menjelaskan yang mengalami retak itu adalah lapisan luar dari patung yakni semen putih. Semen putih ini mudah retak akibat cuaca panas dan dingin ditambah getaran akhirnya retak. “Jadi, keretakan yang terjadi dipengaruhi banyak faktor. Tetapi yang terjadi ini kami katakan akibat gempa, karena memang munculnya setelah gempa,” imbuhnya.
Untuk biaya perbaikan akibat kerusakan itu dia mengaku belum bisa dipastikan. Pihaknya baru menerjunkan tim untuk melihat kondisinya. Untuk biayanya masih menunggu putusan pimpinan karena biaya perbaikan cukup besar.
“Mudah-mudahan putusan pimpinan menggunakan CSR supaya penanganannya cepat. Penanganannya harus segera karena jika retak itu kemasukan air ke struktur patung, membuat besi mudah karatan. Jika itu terjadi, sangat membahayakan. Makanya kami harapkam agar keretakan ini segera diperbaiki,” kata Merthawan.
Merthawan menegaskan untuk penanganannya perlu dilakukan pengecekan secara detail. Karena jika tak dilakukan pengecekan secara mendalam bisa berbahaya bagi para pekerja.
“Kami cek hari ini (kemarin) dengan tim lengkap. Hasilnya saya pastikan patung tersebut aman untuk dikunjungi. Kami targetkan perbaikan ini segera selesai dalam waktu dekat. Sebelum dilakukan perbaikan terlebih dahulu dilakukan upacara,” ucap Merthawan. *po
1
Komentar