Pamedek di Besakih Berebut Sanga Datu
Ribuan pamedek di Pura Penataran Agung Besakih, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, berebut benang sanga datu (benang sembilan warna), sebagai simbol berkah dari Dewata Nawasanga (sembilan Dewa), Minggu (27/3).
AMLAPURA, NusaBali
Usai menggelar pamuspaan, pamedek kemudian mendatangi Jro Mangku Suyasa yang mengkoordinasikan pembagian benang sanga datu.
Terlepas dari apakah pamedek ngaturang dana punia atau tidak, semuanya kebagian. Benang sanga datu kemudian dililitkan di tangan dijadikan gelang. Membeludaknya pamedek di hari libur tidak mengakibatkan pamangku yang melayani pembagian benang sanga datu tersebut kewalahan. Sebab pihak Panitia Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih yang berpuncak pada hari Purnama Kadasa, Rabu (23/3), menyediakan benang sanga datu dalam jumlah yang cukup.
Pamedek yang datang bersama keluarganya, semuanya mendapat benang sanga datu. Ada Sembilan warna; putih lambang Dewa Iswara, merah lambang Dewa Brahma, kuning lambang Dewa Mahadewa, hitam lambang Dewa Wisnu, tangi lambang Dewa Siwa, dadu lambang Dewa Maheswara, jingga lambang Dewa Rudra, hijau lambang Dewa Sangkara, dan biru lambang Dewa Sambu.
“Benang sanga datu ini sebelum dibagikan ke umat sedharma, terlebih dahulu dipasupati (diberikan energi batin), merupakan berkah sembilan Dewa (Dewata Nawasanga) yang berstana di Pura Besakih,” jelas Mangku Suyasa yang juga pamangku di Pura Mrajan Kanginan Besakih.
Beda dengan benang tri datu yang terdiri dari tiga warna, yang merupakan anugerah dari Ida Bhatara Tri Murti; Brahma, Wisnu, dan Siwa. Kalau sanga datu, lebih lengkap dan berkah didapatkan umat sedharma lebih sempurna. Karena berasal dari Dewa yang berstana di sembilan penjuru mata angin.
Hal senada diungkapkan I Gusti Mangku Jana dan Jro Mangku Drama, pamangku di Pura Penataran Agung Besakih. 7 k16
Komentar