Hendra Berharap Jadi Pengerek Bendera, Sukma Dewi Pembawa Baki
Sang Putu Hendra Aditya Jyoty dan Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti mengikuti jejak pendahulunya, I Komang Aji Tegak Sidiman (SMKN Bali Mandara Buleleng) dan Ni Kadek Natalia Maharani (SMAN 1 Pe-kutatan) yang sebelumnya mewakili Bali ke Paskibraka Nasional 2017
Dua Anggota Paskibraka Asal Bali Songsong Tugas Upacara ‘Detik-detik Kemerdekaan RI’
JAKARTA, NusaBali
Dua siswa-siswi terbaik Bali, Sang Putu Hendra Aditya Jyoty, 16 (SMAN 1 Semarapura, Klungkung) dan Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti, 16 (SMAN 2 Negara, Jembrana), akan mengemban tugas negara sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dalam upacara ‘Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI’ di Istana Merdeka Jakarta, 17 Agustus 2018 besok. Sang Putu Hendra Aditya Jyoty berharap menjadi pengerek bendara pusaka, sementara Putu Sukma Dewi Widiyanti ingin sebagai pembawa baki.
Sang Putu Hendra Aditya Jyoty dan Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti telah menjalani karantina bersama 66 siswa-siswi utusan dari berbagai provinsi lainnya, di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga (PP PON) Cibubur, Jakarta Timur, sejak 25 Juli 2018 lalu. Selama penggemblengan ala militer dan sekaligus karantina di PP PON Cibubur, seluruh anggota Paskibraka mendapat kesempatan untuk mencoba semua posisi. Namun, posisi apa yang akan didapatkan masing-masing anggota Paskibraka, baru akan ditentukan nanti saat hari H, Jumat (17/8) pagi.
Hendra Aditya sendiri sangat berharap dapat kepercayaan sebagai pengerek bendera pusaka. Guna mendapat kepercayaan sebagai pengerek bendera pusaka dalam upacara ‘Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan’ di Istana Merdeka Jakarta, besok pagi, Hendra Aditya berlatih dengan tekun. Siswa kelahiran Klungkung, 5 Agustus 2002, dengan tinggi badan 178 cm dan berat 70 kg ini telah mengikuti saran dan masukan dari instruktur. Dia pun selalu konsentrasi penuh ketika gilirannya menjadi pengerek bendera selama latihan.
“Ya, semoga saya bisa mendapatkan posisi sebagai pengerek bendera. Peluang itu cukup terbuka," ujar Hendra Aditya saat ditemui NusaBali di PP PON Cibubur, Sabtu (11/8) lalu.
Ketika NusaBali menyambangi lokasi karantina hari itu, Hendra Aditya sedang menjalani latihan bersama Tim A. Dia masuk Pasukan 8 yang merupakan Tim Inti Paskibraka, berisikan satu 1 orang pembawa baki bendera pusaka, 1 orang cadangan pembawa baki, 1 orang pembentang bendera, 2 orang pengerek bendera, dan 3 orang pendamping.
Anak semata wayang pasangan Sang Putu Suweta dan Ni Ketut Sukerti, pasutri asal Banjar Gingsir Desa, Desa Akah, Kecamatan Klungkung ini berada di sisi kiri. Dia terlihat berlatih serius agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Tugas pengerek bendera adalah menarik tali untuk menaikan dan menurunkan sang Saka Merah Putih. Itu pun harus sesuai dengan iringan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sehingga tidak boleh ada kesalahan sedikit pun.
Selama menjalani karanitna di PP PON Cibubur, Hendra Aditya satu kamar dengan anggota Paskibraka asal NTB. Mereka telah dua kali meraih predikat kamar terbersih. Tinggal memperoleh sekali lagi predikat kamar terbersih, agar bisa mendapatkan pajangan Garuda. Hendra Aditya dan teman sekamarnya pun bahu membahu membersihkan kamar dan kamar mandi.
Sementara itu, Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti berharap bisa terpilih sebagai pembawa baki bendera pusaka saat upacara ‘Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI’ di Istana Merdeka Jakarta, 17 Agustus 2018 besok. “Saya sudah mencoba semua posisi, termasuk membawa baki bendera pusaka. Semoga saya terpilih saat hari H nanti," harap Putu Sukma Dewi kepada NusaBali.
Sukma Dewi mengatakan, saat mencoba posisi sebagai pembawa baki bendera pusaka dalam latihan, dirinya tidak ada kesulitan berarti. Hanya saja, perlu konsentrasi penuh dan keseimbangan ketika menapaki dan menuruni anak tangga. Demikian pula saat sebagai cadangan pembawa baki bendera pusaka, siswi kelahiran Negara, 16 Juni 2002, ini juga tidak kesulitan. Tinggal menyamakan gerakan dengan semua anggota Paskibraka.
Sukma Dewi mengaku akan berjuang keras agar mendapat kepercayaan sebagai pembawa baki bendera pusaka. Bagi Sukma Dewi, membawa baki bendera tidak asing lagi. Sebab, di sekolahnya dia kerap kebagian tugas tersebut. "Saat upacara bendera di sekolah, setiap kelas mendapat kesempatan bertugas sebagai Paskibra. Saya selalu kebagian tugas membawa bendera," terang siswi SMAN 2 Negara, Jembrana ini.
Menurut Sukma Dewi, selama menjalani karantina di PP PON Cibubur, dirinya tidak hanya latihan baris berbaris. Sukma Dewi cs juga mendapatkan pembekalan dari narasumber terpercaya. Salah satunya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, yang memberikan materi tentang ideologi, disiplin, dan mental kuat. Sedangkan Menkominfo Rudiantara memberikan materi pembekalan mengenai jurus tangkal informasi hoax. Hal itu praktus menambah pengetahuan Sukma Dewi.
Hal poisitif lainnya selama karantina di PP PON Cibubur, kata Sukma Dewi, adalah berbagi pengalaman dengan anggota Paskibraka asal daerah lain. Saat waktu senggang, anggota Paskibraka dari daerah lain kerap belajar menari Bali dengan Sukma Dewi. “Rata-rata mereka meminta diajarkan bagaimana cara lirikan dalam menari Bali dan gerakan tangan yang gemulai,” papar anak sulung dari tiga bersaudara keluarga pasangan I ketut Widiastawa dan Ni Made Pumi Astini, pasutri asal Banjar/Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana ini.
Sang Putu Hendra Aditya Jyoty dan Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti mengikuti jejak pendahulunya, I Komang Aji Tegak Sidiman, 17 (SMKN Bali Mandara Buleleng) dan Ni Kadek Natalia Maharani, 16 (SMAN 1 Pekutatan, Jembrana), yang sebelumnya mewakili Bali ke Paskibraka Nasional 2017 lalu. Duet Hendra Aditya dan Putu Sukma Dewi sendiri lolos seleksi Paskibraka tingkat Provinsi Bali di Denpasar, 16-18 Mei 2018, dengan menyisihkan 88 siswa dari 9 kabupaten/kota se-Bali.
Setelah melewati berbagai macam seleksi berupa tes kesehatan, Peraturan Baris Berbaris (PBB), samapta jasmani, psikotes, pengetahuan umum, dan sesi wawancara, Hendra Aditya meraih nilai 814,6 untuk menjuarai kepompok putra, sedangkan Sukma Dewi juarai kelompok putri dengan nilai 800,1. Sukma Dewi merupakan siswi SMAN 2 Negara dengan tinggi badan 169 cm dan berat 65 kg. *k22
JAKARTA, NusaBali
Dua siswa-siswi terbaik Bali, Sang Putu Hendra Aditya Jyoty, 16 (SMAN 1 Semarapura, Klungkung) dan Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti, 16 (SMAN 2 Negara, Jembrana), akan mengemban tugas negara sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dalam upacara ‘Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI’ di Istana Merdeka Jakarta, 17 Agustus 2018 besok. Sang Putu Hendra Aditya Jyoty berharap menjadi pengerek bendara pusaka, sementara Putu Sukma Dewi Widiyanti ingin sebagai pembawa baki.
Sang Putu Hendra Aditya Jyoty dan Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti telah menjalani karantina bersama 66 siswa-siswi utusan dari berbagai provinsi lainnya, di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga (PP PON) Cibubur, Jakarta Timur, sejak 25 Juli 2018 lalu. Selama penggemblengan ala militer dan sekaligus karantina di PP PON Cibubur, seluruh anggota Paskibraka mendapat kesempatan untuk mencoba semua posisi. Namun, posisi apa yang akan didapatkan masing-masing anggota Paskibraka, baru akan ditentukan nanti saat hari H, Jumat (17/8) pagi.
Hendra Aditya sendiri sangat berharap dapat kepercayaan sebagai pengerek bendera pusaka. Guna mendapat kepercayaan sebagai pengerek bendera pusaka dalam upacara ‘Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan’ di Istana Merdeka Jakarta, besok pagi, Hendra Aditya berlatih dengan tekun. Siswa kelahiran Klungkung, 5 Agustus 2002, dengan tinggi badan 178 cm dan berat 70 kg ini telah mengikuti saran dan masukan dari instruktur. Dia pun selalu konsentrasi penuh ketika gilirannya menjadi pengerek bendera selama latihan.
“Ya, semoga saya bisa mendapatkan posisi sebagai pengerek bendera. Peluang itu cukup terbuka," ujar Hendra Aditya saat ditemui NusaBali di PP PON Cibubur, Sabtu (11/8) lalu.
Ketika NusaBali menyambangi lokasi karantina hari itu, Hendra Aditya sedang menjalani latihan bersama Tim A. Dia masuk Pasukan 8 yang merupakan Tim Inti Paskibraka, berisikan satu 1 orang pembawa baki bendera pusaka, 1 orang cadangan pembawa baki, 1 orang pembentang bendera, 2 orang pengerek bendera, dan 3 orang pendamping.
Anak semata wayang pasangan Sang Putu Suweta dan Ni Ketut Sukerti, pasutri asal Banjar Gingsir Desa, Desa Akah, Kecamatan Klungkung ini berada di sisi kiri. Dia terlihat berlatih serius agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Tugas pengerek bendera adalah menarik tali untuk menaikan dan menurunkan sang Saka Merah Putih. Itu pun harus sesuai dengan iringan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sehingga tidak boleh ada kesalahan sedikit pun.
Selama menjalani karanitna di PP PON Cibubur, Hendra Aditya satu kamar dengan anggota Paskibraka asal NTB. Mereka telah dua kali meraih predikat kamar terbersih. Tinggal memperoleh sekali lagi predikat kamar terbersih, agar bisa mendapatkan pajangan Garuda. Hendra Aditya dan teman sekamarnya pun bahu membahu membersihkan kamar dan kamar mandi.
Sementara itu, Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti berharap bisa terpilih sebagai pembawa baki bendera pusaka saat upacara ‘Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI’ di Istana Merdeka Jakarta, 17 Agustus 2018 besok. “Saya sudah mencoba semua posisi, termasuk membawa baki bendera pusaka. Semoga saya terpilih saat hari H nanti," harap Putu Sukma Dewi kepada NusaBali.
Sukma Dewi mengatakan, saat mencoba posisi sebagai pembawa baki bendera pusaka dalam latihan, dirinya tidak ada kesulitan berarti. Hanya saja, perlu konsentrasi penuh dan keseimbangan ketika menapaki dan menuruni anak tangga. Demikian pula saat sebagai cadangan pembawa baki bendera pusaka, siswi kelahiran Negara, 16 Juni 2002, ini juga tidak kesulitan. Tinggal menyamakan gerakan dengan semua anggota Paskibraka.
Sukma Dewi mengaku akan berjuang keras agar mendapat kepercayaan sebagai pembawa baki bendera pusaka. Bagi Sukma Dewi, membawa baki bendera tidak asing lagi. Sebab, di sekolahnya dia kerap kebagian tugas tersebut. "Saat upacara bendera di sekolah, setiap kelas mendapat kesempatan bertugas sebagai Paskibra. Saya selalu kebagian tugas membawa bendera," terang siswi SMAN 2 Negara, Jembrana ini.
Menurut Sukma Dewi, selama menjalani karantina di PP PON Cibubur, dirinya tidak hanya latihan baris berbaris. Sukma Dewi cs juga mendapatkan pembekalan dari narasumber terpercaya. Salah satunya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, yang memberikan materi tentang ideologi, disiplin, dan mental kuat. Sedangkan Menkominfo Rudiantara memberikan materi pembekalan mengenai jurus tangkal informasi hoax. Hal itu praktus menambah pengetahuan Sukma Dewi.
Hal poisitif lainnya selama karantina di PP PON Cibubur, kata Sukma Dewi, adalah berbagi pengalaman dengan anggota Paskibraka asal daerah lain. Saat waktu senggang, anggota Paskibraka dari daerah lain kerap belajar menari Bali dengan Sukma Dewi. “Rata-rata mereka meminta diajarkan bagaimana cara lirikan dalam menari Bali dan gerakan tangan yang gemulai,” papar anak sulung dari tiga bersaudara keluarga pasangan I ketut Widiastawa dan Ni Made Pumi Astini, pasutri asal Banjar/Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana ini.
Sang Putu Hendra Aditya Jyoty dan Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti mengikuti jejak pendahulunya, I Komang Aji Tegak Sidiman, 17 (SMKN Bali Mandara Buleleng) dan Ni Kadek Natalia Maharani, 16 (SMAN 1 Pekutatan, Jembrana), yang sebelumnya mewakili Bali ke Paskibraka Nasional 2017 lalu. Duet Hendra Aditya dan Putu Sukma Dewi sendiri lolos seleksi Paskibraka tingkat Provinsi Bali di Denpasar, 16-18 Mei 2018, dengan menyisihkan 88 siswa dari 9 kabupaten/kota se-Bali.
Setelah melewati berbagai macam seleksi berupa tes kesehatan, Peraturan Baris Berbaris (PBB), samapta jasmani, psikotes, pengetahuan umum, dan sesi wawancara, Hendra Aditya meraih nilai 814,6 untuk menjuarai kepompok putra, sedangkan Sukma Dewi juarai kelompok putri dengan nilai 800,1. Sukma Dewi merupakan siswi SMAN 2 Negara dengan tinggi badan 169 cm dan berat 65 kg. *k22
1
Komentar