Gladi Rejang Sandat Ratu Segara Bius Wisatawan
Sebanyak 1.800 penari Rejang Sandat Ratu Segara mengikuti gladi resik di DTW Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, Rabu (15/8).
TABANAN, NusaBali
Gladi yang dilakukan dua kali ini menyedot perhatian wisatawan. Karena prosesi ini sakral, sebelum gladi resik dilakukan upacara pakelem. Gladi dilakukan untuk memantapkan posisi penari saat tampil di pembukaan Tanah Lot Art and Food Festival II di DTW Tanah Lot pada Sabtu (18/8). Karena penari yang gladi resik datang dari 10 kecamatan, karena itu posisi penting diatur supaya saat pementasan penari tidak bingung.
Pantauan di lapangan, tepi laut DTW Tanah Lot dipenuhi oleh penari yang berbusana putih hijau. Gladi yang berlangsung hingga pukul 18.00 Wita, yang bersamaan dengan matahari tenggelam (sunset), menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan manca negara yang sedang berkunjung ke Tanah Lot.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan, uji coba ini untuk memantapkan posisi penari pada saat dipentaskan Sabtu sore nanti. Karena setiap kecamatan yang mengirim penari, posisi tempat harus diatur.
Kata dia, sebelum uji coba sudah dilakukan berbagai macam upacara. Termasuk pada Buda Paing Uye, Rabu pagi kemarin sekitar pukul 09.00 Wita sudah dilakukan upacara mapakelem. Dan para penari yang gladi juga sudah melaksanakan sembahyang di Pura Tanah Lot. “Sembahyang meminta izin sebagai bentuk rasa menghormati bahwa kita akan menarikan tarian sakral ini,” tutur Bupati Eka.
Ditambahkannya, selain diikuti 1.800 penari, gladi dihadiri oleh seluruh OPD Pemkab Tabanan, Guru Nabe dari Siwa Murti, penari inti sebanyak 100 orang, dan panitia. “Penari inti sifatnya cadangan jadi ketika ada penari yang halangan, penari inti yang mengganti,” ujarnya.
Bupati Eka berharap pementasan nanti berjalan lancar. Terlebih yang hadir nanti ada tokoh-tokoh ternama. “Pak Nuarta (Nyoman Nuarta), Bu Sukmawati, Guruh Soekarnoputra, aduh banyak banget orang-orang besar yang mau hadir. Jadi ini harus kita jaga termasuk keamanan dan sebagainya supaya penonton bisa menyaksikan dengan puas,” tandas Bupati Eka. *de
Gladi yang dilakukan dua kali ini menyedot perhatian wisatawan. Karena prosesi ini sakral, sebelum gladi resik dilakukan upacara pakelem. Gladi dilakukan untuk memantapkan posisi penari saat tampil di pembukaan Tanah Lot Art and Food Festival II di DTW Tanah Lot pada Sabtu (18/8). Karena penari yang gladi resik datang dari 10 kecamatan, karena itu posisi penting diatur supaya saat pementasan penari tidak bingung.
Pantauan di lapangan, tepi laut DTW Tanah Lot dipenuhi oleh penari yang berbusana putih hijau. Gladi yang berlangsung hingga pukul 18.00 Wita, yang bersamaan dengan matahari tenggelam (sunset), menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan manca negara yang sedang berkunjung ke Tanah Lot.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan, uji coba ini untuk memantapkan posisi penari pada saat dipentaskan Sabtu sore nanti. Karena setiap kecamatan yang mengirim penari, posisi tempat harus diatur.
Kata dia, sebelum uji coba sudah dilakukan berbagai macam upacara. Termasuk pada Buda Paing Uye, Rabu pagi kemarin sekitar pukul 09.00 Wita sudah dilakukan upacara mapakelem. Dan para penari yang gladi juga sudah melaksanakan sembahyang di Pura Tanah Lot. “Sembahyang meminta izin sebagai bentuk rasa menghormati bahwa kita akan menarikan tarian sakral ini,” tutur Bupati Eka.
Ditambahkannya, selain diikuti 1.800 penari, gladi dihadiri oleh seluruh OPD Pemkab Tabanan, Guru Nabe dari Siwa Murti, penari inti sebanyak 100 orang, dan panitia. “Penari inti sifatnya cadangan jadi ketika ada penari yang halangan, penari inti yang mengganti,” ujarnya.
Bupati Eka berharap pementasan nanti berjalan lancar. Terlebih yang hadir nanti ada tokoh-tokoh ternama. “Pak Nuarta (Nyoman Nuarta), Bu Sukmawati, Guruh Soekarnoputra, aduh banyak banget orang-orang besar yang mau hadir. Jadi ini harus kita jaga termasuk keamanan dan sebagainya supaya penonton bisa menyaksikan dengan puas,” tandas Bupati Eka. *de
Komentar