nusabali

PLTU Celukan Bawang Garap Pembangkit 600 MW

  • www.nusabali.com-pltu-celukan-bawang-garap-pembangkit-600-mw

PLTU Celukan Bawang dirancang berkapasitas 1.026 MW, karena proyek pembangkit tahap I sebelumnya telah hasilkan listrik 426 MW

Nelayan di Celukan Bawang Serahkan Pernyataan Dukungan

SINGARAJA, NusaBali
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng siapkan proyek pembangkit tahap II. Kapasitas listrik yang dirancang dalam proyek tahap II ini mencapai 600 Mega Watt (MW).

Rencana pembangunan pembangkit tahap II ini diungkapkan Affair Manager PT General Energy Bali (GEB)---Pengelola PLTU Celukan Bawang---, I Putu Singyen, saat Apel Bendera HUT ke-73 Proklamasi Kemerdekaan RI di PLTU Celukan Bawang, Jumat, 17 Agustus 2018. Menurut Putu Singyen, pembangkit tahap II ini dirancang dengan kapasitas listrik 3 x 230 MW= 690 MW. Namun, kapasitas yang dihasilkan keluar sebesar 600 MW.

“Walaupun kapasitasnya dirancang 3 x 230 MW, namun tidak semua daya listrik harus dikeluarkan. Paling nanti keluarnya hanya 600 MW, karena kita perlu juga listrik di dalam,” terang Putu Singyen.

Putu Singyen mengatakan, kapasitasitas yang dihasilkan dari pembangkit listrik tahap II ini jauh lebih besar dibanding kapasitas pembangkit tahap I. Sebelumnya, pembangkit tahap I yang dibangun PLTU Celukan Bawang hanya menghasilkan listri 3 x 142 MW = 426 MW.

“Sesuai pernyataan dari Pak Gubernur (Made Mangku Pastika), Bali itu harus mandiri listrik. Ya, kami ikut membangun Bali ini dari sisi ketersediaan listrik. Kalau pembangkit tahap II di PLTU Celukan Bawang nanti sudah beroperasi, saya yakin Bali akan mampu mandiri listrik,” ujar mantan Ketua DPD II Golkar Buleleng yang pernah dua kali periode duduk di Komisi II DPRD Buleleng ini.

Menurut Putu Singyen, pihaknya belum bisa memastikan kapan pembangunan pembangkit tahap II di PLTU Celukan Bawang akan terlaksana. Yang jelas, proyek pembangkit tahap II ini dirancang sudah rampung dalam 3 tahun pengerjaan.

Rencana pembangunan pembangkit tahap II itu sendiri sudah berproses selama hampir 2 tahun. Proses itu mulai dari pemenuhan analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) hingga keluar izin mendirikan bangunan (IMB). Hanya saja, kata Putu Singyen, proses itu sampat diperkarakan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) oleh sekelompok masyarakat yang peduli lingkungan. Beruntung, dalam persidangan terakhir, PTUN putuskan memenangkan proses rencana pembangunan pembangkit tahap II PLUU Celukan Bawang.

“Saya menyayangkan ada gugatan PTUN itu, padahal Amdal dan IMB itu kewenangan pemerintah. Dan, ini bisa berdampak terhadap investasi lainnya di Bali. Kalau investasi itu lancar, imbasnya kan sangat banyak, mulai dari sisi pajak akan naik, kemudian membuka lapangan pekerjaan, hingga investor lainnya juga akan tertarik beriinvestasi di Bali,” jelas politisi asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.

Sementara, rencana pembangunan pembangkit tahap III di PLTU Celukan Bawang mendapat dukungan dari warga Desa Celukan Bawang dan para nelayan yang tergabung dalam beberapa kelompok. Dukungan alam bentuk surat pernyataan tersebut diserahkan kepada pihak PT GEB seusai Apel Bendera HUT ke-73 Proklamasi Kemerdekaan RI di areal PLTU Celukan Bawang, Jumat kemarin. Dukungan warga dan nelayan itu diterima oleh Affair Manager PT GEB lainnya, Indrianti Tanutanto.

Tercatat ada 4 kelompok nelayan di Desa Celukan Bawang yang memberikan dukungan terhadap proyek pembangkit tahap III PLTU Celukan Bawang, yakini Kelompok Nelayan Karya Madu, Kelompok Nelayan Segara Madu, Kelompok Nelayan Ketapang Sondoh, dan Kelompok Nelayan Mekar Sari.

”Dokumen surat pernyataan yang ditandatangi semua anggota kelompok nelayan sudah kami serahkan. Kami mendukung sepenuhnya pembangunan pembangkit tahap I dan tahap II PLTU Celukan Bawang. Dukungan kami tidak mengada-ada. Sesuai situasi dan kondisi yang kami rasakan saat ini, kehadiran PLTU Celukan Bawang sangat menguntungkan masyarakat,” ujar Ketua Kelompok Nelayan Ketapang Sondoh, Muhamad Nasir, di PLTU Celukan Bawang, Jumat kemarin.

Para nelayan setempat juga menepis tudingan bahwa kehadiran PLTU Celukan Bawang telah membuat terumbu karang dan ikan di perairan wilayah Desa Celukan Bawang jadi langka. Menurut Nasir, keberadaan ikan di laut tergantung dari musim, bukan pembangkit listrik. Demikian juga dengan terumbu karang, pihaknya merasa tidak ada perubahan.

“Kalau dibilang terumbu karang yang rusak, ya harus dibuktikan dulu. Tapi, saya rasa tidak ada itu. Dan, keberadaan ikan itu kan tergantung musim, ada waktunya ikan banyak dan sedikit,” tegas Nasir.

Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Celukan Bawang, Muhammad Ashari, mengakui dari perkembangan dan situasi yang ada saat ini, masyarakat setempat menginginkan pembangunan pembangkit tahap II di PLTU Celukan Bawang segera terwujud. Alasannya, jika pembangkit tahap II terwujud, akan terbuka lapangan pekerjaan, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

”Kalau proyek pembangkit tahap II ini berjalan, minimal bisa menyerap tenaga kerja sekitar 500 orang. Artinya, itu sudah sudah pasti bisa mengurangi pengangguran, apalagi proyek ini berjalan selama 3 tahun. Kalau pro kontra, hal biasa itu. Tapi, perkembangan sekarang banyak warga yang ingin proyek pembangkit itu segera terwujud,” tandas Perbekal Ashari. *k19

Komentar