Satu Regu Napak Tilas ’Menghilang’
Regu putra dari Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis tidak melanjutkan perjalanan hingga di finish di Lapangan Tanah Aron Amlapura.
AMLAPURA, NusaBali
Satu regu putri kategori umum peserta napak tilas perjuangan pasukan Ciung Wanara pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai ‘menghilang’ karena salah jalur. Dampaknya, panitia penyelenggara, regu penyapu ranjau, dan relawan Pasebaya Agung Karangasem kebingungan. Dari 23 regu hanya regu putri dengan nomor dada A saja tidak melintas di jalur yang telah ditentukan. Setelah dilacak, regu putri itu ditemukan di tempat tersembunyi.
Ketua panitia, Ni Ketut Puspa Kumari, mengatakan regu putri beranggotakan 11 orang itu dari Amlapura. Semula mereka mengaku hanya ikut start di Lapangan Umum Desa Selat, Banjar Selat Kelod, Desa/Kecamatan Selat, Rabu (15/8). Setelah start, peserta napak tilas bergerak ke timur menyusuri jalan raya sejauh 4,5 kilometer. Saat itu para peserta napak tilas telah memasuki jalan pintas di Banjar Pesangkan, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat. Namun regu bernomor dada A itu tak kunjung datang.
Ternyata mereka mencari jalan lain, bukan ke jalur sebenarnya yang ditentukan panitia. Tim penyapu ranjau dari Satpol PP, Orari, RAPI, Tagana, TNI, dan Polres menyusuri keberadaan regu putri yang dilepas di kelompok paling terakhir itu. “Seharusnya kalau mundur sebagai peserta wajib melapor ke panitia atau ke petugas penyapu ranjau. Kami kehilangan satu regu dan terus melakukan pencarian hingga ketemu di satu tempat, akhirnya mereka diantar petugas,” kata Puspa Kumari, Jumat (17/8).
Relawan Pasebaya Agung Karangasem, I Ketut Mudiada, mengaku sempat bingung mencari regu putri itu. “Kami berkoordinasi dengan tim penyapu ranjau namun tidak ada yang melihat regu putri nomor dada A itu. Kami bingung, setelah dicari ke semua jalur bertemu di satu tempat yang tersembunyi,” kata Mudiada. Ia juga menyayangkan regu putri itu tidak melapor ke panitia untuk mengundurkan diri. Lomba napak tilas itu diikuti 12 peserta pelajar (8 regu putra dan 4 regu putri) serta 11 regu umum masing-masing 6 regu putra dan 5 regu putri. Selain regu putri nomor dada A yang menghilang, regu putra dari Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis juga tidak melanjutkan perjalanan hingga di finish di Lapangan Tanah Aron Amlapura. *k16
Satu regu putri kategori umum peserta napak tilas perjuangan pasukan Ciung Wanara pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai ‘menghilang’ karena salah jalur. Dampaknya, panitia penyelenggara, regu penyapu ranjau, dan relawan Pasebaya Agung Karangasem kebingungan. Dari 23 regu hanya regu putri dengan nomor dada A saja tidak melintas di jalur yang telah ditentukan. Setelah dilacak, regu putri itu ditemukan di tempat tersembunyi.
Ketua panitia, Ni Ketut Puspa Kumari, mengatakan regu putri beranggotakan 11 orang itu dari Amlapura. Semula mereka mengaku hanya ikut start di Lapangan Umum Desa Selat, Banjar Selat Kelod, Desa/Kecamatan Selat, Rabu (15/8). Setelah start, peserta napak tilas bergerak ke timur menyusuri jalan raya sejauh 4,5 kilometer. Saat itu para peserta napak tilas telah memasuki jalan pintas di Banjar Pesangkan, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat. Namun regu bernomor dada A itu tak kunjung datang.
Ternyata mereka mencari jalan lain, bukan ke jalur sebenarnya yang ditentukan panitia. Tim penyapu ranjau dari Satpol PP, Orari, RAPI, Tagana, TNI, dan Polres menyusuri keberadaan regu putri yang dilepas di kelompok paling terakhir itu. “Seharusnya kalau mundur sebagai peserta wajib melapor ke panitia atau ke petugas penyapu ranjau. Kami kehilangan satu regu dan terus melakukan pencarian hingga ketemu di satu tempat, akhirnya mereka diantar petugas,” kata Puspa Kumari, Jumat (17/8).
Relawan Pasebaya Agung Karangasem, I Ketut Mudiada, mengaku sempat bingung mencari regu putri itu. “Kami berkoordinasi dengan tim penyapu ranjau namun tidak ada yang melihat regu putri nomor dada A itu. Kami bingung, setelah dicari ke semua jalur bertemu di satu tempat yang tersembunyi,” kata Mudiada. Ia juga menyayangkan regu putri itu tidak melapor ke panitia untuk mengundurkan diri. Lomba napak tilas itu diikuti 12 peserta pelajar (8 regu putra dan 4 regu putri) serta 11 regu umum masing-masing 6 regu putra dan 5 regu putri. Selain regu putri nomor dada A yang menghilang, regu putra dari Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis juga tidak melanjutkan perjalanan hingga di finish di Lapangan Tanah Aron Amlapura. *k16
1
Komentar