Agustay Didatangi Hotman Paris ke LP
Kepada Hotman, Agustay mengaku sempat dipukul dan ditelanjangi di depan Margriet untuk mengakui pembunuhan Engeline.Kepada Hotman, Agustay mengaku sempat dipukul dan ditelanjangi di depan Margriet untuk mengakui pembunuhan Engeline.
Ngaku Nyabut BAP Pertama karena Disiksa
DENPASAR, NusaBali
Sehari jelang sidang pembunuhan bocah Engeline,8, pengacara kondang Hotman Paris Hutapea menemui kliennya yang merupakan tersangka kasus ini, Agustay Hamda May di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIA, Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Rabu (21/10). Dalam pertemuan ini, Agustay sempat mengaku disiksa untuk mengaku menjadi pelaku pembunuhan seperti BAP (berita acara pemeriksaan) pertama yang akhirnya dicabut.
Hotman yang didampingi Haposan Sihombing mengatakan kedatangannya ke LP Kerobokan untuk melihat kondisi kliennya, Agustay yang akan disidangkan, Kamis (22/10) hari ini. Selain itu, ada beberapa agenda lainnya dalam pertemuan tersebut. “Kami datang untuk melihat kondisi Agustay,” ujar Hotman saat ditemui di LP Kerobokan pada, Rabu siang.
Dalam pertemuan tersebut, Agustay sempat membeber mengapa ia mencabut BAP pertama yang dibuat penyidik. Pria asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mengaku saat dibuat BAP ia dalam tekanan. Bahkan ia sempat dipukul dan ditelanjangi di depan Margriet untuk mengakui pembunuhan Engeline yang tidak pernah dilakukannya.
“Dia dipaksa mengaku perbuatan yang tak pernah dilakukannya. Itulah alasannya, mengapa dia mencabut BAP yang pertama itu. Hal itulah yang kami minta diperjelas Agustay,” terang Hotman yang juga mengatakan kliennya mendapat ancaman dari orang-orang Margriet.
Mengenai kesiapan Agus dalam menghadapi persidangan, Hotman mengatakan tidak perlu ada kesiapan. Sebab kasus ini hanya ada satu jawaban dan Hotman meminta wartawan menanyakan langsung kepada kepada pengacara Margrieth, yaitu Hotma Sitompul untuk menjawab pertanyaannya.
“Coba tanyakan kepada Hotma Sitompul, Apakah mungkin seorang pembantu membunuh anak majikannya di kamar tidur majikannya, dan pembunuhan itu memakan waktu dari pukul 12.30 Wita sampai 17.00 Wita, padahal majikan ada di rumah. Ini saja pertanyaannya,” kata Hotman Paris.
Menurut dua saksi yang diperiksa polisi, yaitu Handono dan Susiani, pada saat mereka meninggalkan rumah kurang lebih pukul 11.30 Wita, Margrieth ada di rumah. “Saat mereka pergi sempat pamit dan pukul 12.30 Wita terjadilah pembunuhan itu. Nah itu saja jawab kami tentang persoalan ini,” pungkas Hotman.
Haposan menambahkan Agustay juga mengatakan saat kejadian, yaitu tanggal 16 Juni Margrieth mengatakan jangan bilang siapa-siapa. “Agus juga tidak pernah tertarik dengan uang Rp 200 juta yang dijanjikan oleh Margrieth, tidak pernah minta dan tidak pernah SMS menayakan mana honornya karena memang Agus membantu menguburkanya bukan karena uang tetapi karena takut kehilangan pekerjaan,” pungkasnya.
Komentar