nusabali

Banten Bebangkit di Monkey Forest Ubud, Gebogan di Uluwatu

  • www.nusabali.com-banten-bebangkit-di-monkey-forest-ubud-gebogan-di-uluwatu
  • www.nusabali.com-banten-bebangkit-di-monkey-forest-ubud-gebogan-di-uluwatu

Selama sekitar 30 tahun terakhir, Desa Pakraman Padangtegal, Kecamatan Ubud, Gianyar rutin menggelar prosesi upacara Tumpek Kandang untuk ratusan ekor kera alias monyet di Objek Wisata Monkey Forest Ubud.

Memuliakan Satwa Kera Saat Tumpek Kandang

GIANYAR, NusaBali
Dalam setahun digelar 2 kali prosesi setiap 210 hari sekali, yakni pada Saniscara Kliwon Uye yang biasa disebut Tumpek Kandang. Seperti tampak pada Sabtu (18/8) sore. Pada rahinan yang dikenal dengan ‘otonan’ satwa ini, pengelola objek wisata menggelar upacara dengan persembahan banten bebangkit dipuput oleh Ida Pedanda Griya Peling. Upacara ditujukan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Sang Hyang Siwa Pasupati yang disebut Rare Angon.

Tujuannya tiada lain untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan. “Ini sebagai salah satu wujud harmonisasi dengan harapan akan berdampak positif pada lingkungan, menjaga keseimbangan alam dan tentunya meningkatkan kunjungan wisata,” jelas Bendesa Pakraman Padangtegal, I Made Gandra ditemui di sela-sela upacara, kemarin.

Jenis banten Bebangkit yang digunakan memang rutin dalam kurun waktu setahun sekali. Sedangkan 210 hari berikutnya, digelar dengan persembahan banten Pereman. Seluruh krama Desa Pakraman terlibat dalam prosesi ini. Mereka, khususnya para istri (perempuan) lengkap membawa banten aturan. Setelah upacara selesai, barulah monyet dipanggil untuk menikmati sajian khusus yang telah disediakan.

Dalam sekejap, kawanan monyet pun menyerbu aneka buah yang ditata ala Pulogembal berbentuk vertikal. Keseruan monyet menikmati sajian buah itupun menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung. Dijelaskan, setiap kali peringatan Tumpek Kandang penataan buah divariasikan sedemikian rupa. Sajian yang ditata tersebut terdiri dari buah pisang, nenas, anggur, mangga, tomat, wortel, jagung, telur mentah, semangka dan sejenisnya. Terkait populasi monyet penghuni Monkey Forest, Nyoman Buana memperkirakan ada penambahan dari tahun sebelumnya yang 749 ekor. “Saat ini kita sedang finalisasi, perkiraannya sudah mencapai 900 ekor,” jelasnya.

Upacara serupa juga digelar pengelola Objek Kawasan Luar Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Sabtu kemarin. Gebogan buah dihaturkan dalam upacara ini dan selanjutnya dikonsumsi oleh kawanan monyet di kawasan itu.

Bendesa Pecatu, I Made Sumerta mengungkapkan kegiatan ini rutin dilaksanakan tiap enam bulan sekali, yakni pada rahina Tumpek Uye atau Tumpek Kandang. “Kami bersyukur objek ini lengkap dan telah memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan krama Desa Pecatu. Ke depan kami berupaya untuk mengembangkan hal serupa di Labuan Sait,” kata Sumerta didampingi Asisten Manajer Pengelola Objek Kawasan Luar Pura Uluwatu, Wayan Mosin Arjana. *nvi, po

Komentar