Dewa Ayu Nyaris Tak Masuk Tim Inti Basket 3x3 karena Cedera
46 Atlet Bali Perkuat Kontingen Indonesia di Asian Games XVIII 2018, Ini Sebagian dari Mereka
Pascaoperasi cedera lengan kanan pada 1 Februari 2018, Dewa Ayu harus istirahat selama tiga bulan.
JAKARTA, NusaBali
Perjuangan pebasket putri 3x3, Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi atau biasa disapa Ayu masuk tim inti Asian Games 2018 patut diacungi jempol. Sebab, pebasket yang tinggal di Desa Tegal Tugu, Kecamatan/Kabupaten Gianyar ini mengalami cedera tangan kanan saat membela klubnya Merpati Denpasar di seri dua Srikandi Cup 2018 pada Januari lalu.
Kala itu, klubnya berhadapan dengan Merah Putih Samator. Anak kedua dari tiga bersaudara ini tidak pas menerima operan bola dari temannya, sehingga tangan kanannya mengalami cedera serius. Dia harus menjalani operasi di salah satu rumah sakit yang terletak di Kuningan, Jakarta Selatan pada 1 Februari 2018 atas masukan orangtua dan manajer tim basket 3x3.
Saat operasi, Ayu ditemani ibu dan kakaknya. Dia divonis pula untuk istirahat selama tiga bulan. Kejadian itu hampir menutup peluang Ayu membela Indonesia di kancah Asian Games XVIII di Jakarta–Palembang pada 18 Agustus – 2 September. Padahal dia sudah menjalani latihan tahap pertama timnas basket putri 3x3 di bulan Januari.
Pada pemanggilan kedua pada Maret, Ayu tidak dipanggil lagi. Namun itu tidak membuatnya menyerah. Dia tetap menjalani latihan kecil seperti jogging dan treadmill pascaoperasi guna melatih kekuatan kaki. Dia juga mengisi hari-harinya dengan kuliah di Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat.
Dia juga tetap menyaksikan dari pinggir lapangan saat klubnya bertanding. Usaha Ayu tidak sia-sia, dia akhirnya sembuh saat pemanggilan ketiga pada bulan Mei. Selanjutnya menjalani pemusatan latihan lagi. Kemudian try out ke luar negeri. Hasilnya Ayu terpilih sebagai salah satu pebasket putri 3x3 yang membela Indonesia. Pengumuman berlangsung Senin (6/8) malam oleh pelatih.
“Saat cedera, saya merasa pesimis dan ketar-ketir juga. Bisa tidak saya ikut seleksi Asian Games. Ternyata Tuhan baik sekali sehingga saya dinyatakan lolos tim inti basket 3x3. Saya merasa senang masuk tim inti, karena ini merupakan impian saya untuk berada di timnas,” ujar Ayu kepada NusaBali, Minggu (12/8).
Selain Ayu, pebasket Bali lainnya yang memperkuat tim basket 3x3 adalah Ni Putu Eka Liana Febiananda (Eka). Sementara dua pebasket lainnya yang berasal dari luar Bali, Christie Apriyani dan Delaya Maria. Bagi Ayu, cedera parah yang dialaminya itu bukan pertama kali. Dia pernah mengalami cedera ankle kanan yang penyembuhannya memakan waktu satu bulan. Dia mengalami cedera saat main biasa alias sekadar mencari keringat.
“Waktu itu, saya sedang lay up. Di sisi lain ada pebasket yang sedang lay up juga. Saya bertabrakan dengan dia. Jatuhnya tidak seimbang dan sampai bunyi. Saya istirahat selama satu bulan, karena kaki bengkak. Tapi saya tidak kapok, itu merupakan risiko menjadi atlet,” paparnya.
Ayu dan ketiga rekannya terus menjalani latihan sampai mendekati pertandingan. Latihan berlangsung Senin hingga Sabtu. Satu hari mereka latihan dua kali, kecuali hari Rabu dan Sabtu hanya sekali latihan. Di hari Sabtu mereka gym, setelah itu berlatih shooting. Total, kata Ayu, mereka telah berlatih bersama selama dua bulan lebih.
Sebelumnya mereka sudah menjalani pemusatan latihan (TC) di luar negeri. Mulai dari Belanda, Serbia, Jepang, dan Mongolia. Di sana mereka tidak sekadar berlatih, melainkan ikut pertandingan pula. Tercatat mereka juara dua U23 National League di Mongolia, juara 2 U23 National League di Jepang, juara 1 3x3 Streetball Master U23 di Weert, Belanda, dan juara 2 3x3 Streetball Master U23 di Utrecht, Belanda.
“Banyak sekali yang kami petik dari sana, dan pengalaman kami bertambah. Apalagi kami berlatih bersama pemain 3x3 nomor satu di dunia, Serbia. Ilmu, kemampuan individu, cara permainan, chemistry kami semakin meningkat. Ini membuat saya lebih percaya diri berlaga di Asian Games nanti,” ucap Ayu.
Berkat prestasi Ayu dan kawan-kawan selama try out pula membuat mereka ditargetkan memperoleh perunggu oleh pelatih. Namun Ayu berharap bisa melebihi target tersebut. Memang, kata pebasket berkostum nomor sembilan ini, tidak mudah mencapainya karena pesaing terkuat mereka di 3x3, China turun pula. Namun Ayu dkk akan berusaha maksimal demi mempersembahkan hasil terbaik untuk Merah Putih.
Ayu mengenal basket sejak 2010 atau saat dirinya duduk di bangku SD. Dia mengenal cabor itu, secara tidak sengaja. Awalnya dia belajar tari dan menjadi penari. Berhubung kakaknya sering main basket di sekolah membuat ayahnya sering mengantar kakaknya latihan dan bertanding.
Lambat laun Ayu menyukai basket, karena sering menyaksikan sang kakak berlatih dan bertanding. Lantaran di SD belum ada ekstrakurikuler Ayu belum bisa latihan. Baru di kelas II SMP atau akhir 2011, dia mengikuti ekstrakurikuler di sekolah. Guna menambah kemampuannya di basket, Ayu masuk Klub Merpati Denpasar.
Ayu yang tinggal di Gianyar, rela bolak balik menempuh perjalanan jauh tersebut. Rasa lelah menghinggapinya, tapi tak membuat dia patah semangat untuk terus menggeluti basket. Terlebih dia mendapat dukungan penuh dari orangtua. Plus lewat basket dia mendapatkan banyak pengalaman, teman, ke luar negeri, dan meringankan beban orangtua karena mendapat beasiswa untuk kuliah.
Pertandingan pertama yang Ayu ikuti adalah Kejurnas U15. Di Kejurnas Ayu hanya main sebentar, tetapi setidaknya dia mendapat pengalaman lantaran timnya meraih juara pertama. Dari sana Ayu terus mengasah kemampuannya sehingga kerap menjadi tumpuan tim sampai saat ini. Sementara kakaknya, I Dewa Gede Yudi Artawan yang mengenalkan bola basket kepadanya tidak lagi menekuni basket. “Dia sudah tidak aktif lagi di basket, hanya sekali-sekali saja main karena sibuk kuliah di semester enam Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah, Surabaya,” kata Ayu.
Ayu pun mulai menulari sang adik I Dewa Nyoman Kusuma Adhiarta yang saat ini duduk di kelas V SDN 2 Gianyar untuk menyukai basket. Gayung bersambut, sang adik menyukai basket pula, tapi tidak diteruskan. “Dia sering mengantar saya latihan basket dan menonton saya bertanding. Dia ingin menjadi pebasket seperti saya, tetapi bapak menyarankan agar dia menjadi atlet individu semisal perenang. Jadi dia ikut klub renang,” jelas Ayu.
Alhasil di keluarga hanya Ayu seorang yang kini menekuni basket. Sementara ayahnya Dewa Ketut Artana mantan atlet silat, sedangkan ibunya Ni Ketut Sriasih dahulu sering main voli. Kelak saat Ayu tanding mereka datang ke Jakarta memberikan support. Mereka datang secara bergelombang.
Ibu dan bapak Ayu ke Jakarta pada 21 Agustus, karena 22 Agustus Ayu mulai bertanding. Adiknya yang masih sekolah baru bisa terbang ke Jakarta pada 24 Agustus bersama kakaknya. Kedatangan mereka bagi Ayu semakin menambah semangatnya untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia. *k22
1
Komentar