nusabali

Literasi pada Usia Dini

  • www.nusabali.com-literasi-pada-usia-dini

ANAK usia dini sering menonton gambar, poster, orang, atau pemandangan  di televisi, di mana saja bisa. 

Mereka sering melihat orangtuanya membaca buku, majalah atau surat kabar di rumah. Ketika itu, mereka diyakini sedang belajar membaca atau menulis. Melalui pengalaman demikian, anak usia dini sedang mengembangkan perilaku literasi (literacy behaviors) awal melalui pengamatan sebelum mereka membaca atau menulis yang sebenarnya.  Kadang-kadang anak asyik membolak-balik halaman buku seakan-akan dia sedang membaca.

Ketika anak diberikan buku bergaris untuk dibentuk menjadi benda, binatang atau sayuran, mereka umumnya melakukan dengan antusias. Kalau dia berhasil melakukannya, maka dia sudah dapat dikatakan memiliki kemampuan menulis awal. Kemampuan membaca dan menulis merupakan kemampuan literasi awal pada anak usia dini. Berbahasa merupakan kemampuan menyimak dan berbicara dalam satu sistem tertentu. Sistem merupakan unsur yang memiliki aturan. Misalnya, fonetik mengatur ucapan bunyi vokal, konsonan, diftong, klaster konsonan. Sedangkan, literasi meliputi keterampilan membaca dan menulis.

Bahasa anak usia dini dan perkembangan kemampuan literasinya amat dipengaruhi oleh pengalaman di rumah, sekolah, dan masyarakat sekitarnya.  Interaksi anak dengan berbagai lingkungannya tersebut akan dapat mengkonstruksi pengetahuan dan pemakaian bahasa secara konkret. Bentuk-bentuk perwujudan berbahasa dan literasi, seperti misalnya, menggambar terbimbing, menulis terpimpin, merupakan kemampuan berbahasa dan literasi awal anak usia dini. Kemampuan anak usia dini dalam berbahasa merupakan keterampilan berkomunikasi tentang dunia anak dengan lingkungannya. Kemampuan berbahasa dan literasi pada anak merupakan kecerdasan atau inteligensi hasil dari pertumbuhan yang cepat.

Menurut Vigotsky, perkembangan anak akan sangat optimal, apabila didukung oleh lingkungan yang mendukung perkembangannya. Dukungan tersebut harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Orangtua dan pendidik dapat memberikan dukungan optimal kepada anak saat anak melakukan kegiatan main. Dukungan dapat diberikan dalam menstimulasi berbagai perkembangan anak. Anak-anak perlu mendengarkan atau menyimak bahasa yang digunakan di sekitarnya sebelum dia pandai menggunakan. Di samping itu, anak harus memeroleh model atau pajanan berinteraksi menggunakan bahasa yang efektif. Ketika anak bermain dengan temannya atau berinteraksi dengan orang selingkung, kesempatan itu akan memberi situasi alami dan bermakna dalam berbahasa. Dalam proses, anak belajar mendengarkan dan mengambil kesempatan untuk mereaksi situasi secara tepat dan baik. Anak juga mengembangkan pemahaman awal melalui intonasi, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh yang diperlukan dalam memahami kata atau ujaran orang sekitarnya.

Sejalan dengan kemampuan menyimak dan berbicara, anak usia dini memiliki kemampuan berekspresi menggunakan perasaan, seperti misalnya: menunjukkan kasih sayang secara aktif kepada orang-orang yang dikenal dengan memeluk, tersenyum, berlari mendekat, bersandar, dan lain sebagainya; menunjukkan kegelisahan ketika dipisahkan dari pengasuh utamanya; mampu menunjukkan ekspresi negatif, seperti kemarahan pada orang atau benda; menunjukkan rasa bangga dan senang saat berhasil mengerjakan sesuatu dan menguasai suatu kemampuan; menunjukkan perasaan yang kuat dan dalam terhadap orangtua; menampilkan diri sebagai tanda terbangunnya ‘kemampuan mengenal diri yang kuat’.

Secara ringkas, kemampuan menyimak dan berbicara diperoleh anak melalui tahapan, yaitu: observasi, partisipasi, berlatih, dan mengomunikasikan. Kegiatan observasi dilakukan anak dengan mendengarkan dan menirukan ujaran atau tuturan orang di sekitarnya. Ketika cukup memiliki rasa percaya diri, mereka terlibat dalam kegiatan partisipasi, yaitu: berinteraksi secara verbal maupun non-verbal dengan lingkungannya. Selanjutnya, anak berlatih menggunakan kemampuan menyimak dan berbicara secara berulang, dan bahkan anak dapat memprodusir tuturan baru yang tidak pernah didengar namun dia dapat menciptakan sesuatu yang baru menggunakan kaidahnya sendiri. *

Prof Dewa Komang Tantra MSc PhD
Pemerhati Masalah Sosial dan Budaya

Komentar