nusabali

Tanah Lot Art and Food Festival II, Ajang Kenalkan Kopi Khas Tabanan

  • www.nusabali.com-tanah-lot-art-and-food-festival-ii-ajang-kenalkan-kopi-khas-tabanan

Tanah Lot Art and Food Festival II 2018 yang digelar manajemen DTW Tanah Lot bersama Pemkab Tabanan, sekaligus menjadi ajang untuk kenalkan kopi khas Gumi Lembung Beras.

TABANAN, NusaBali
Ada 8 stand kopi dengan menyajikan keunggulan masing-masing selama Tanah Lot Art and Food Festival II, 18-20 Agustus 2018, di DTW Ta-nah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan.

Delapan (8) stand kopi yang ambil bagian dalam Tanah Lot Art and Food Festival II 2018 ini, masing-masing Kopi Kita Serasi, Kemieri Kopi, Tugu Sari Pajahan, Pelangi Coffe, Leak Bali Coffe, Kikopi, Kedai Kikung, dan M Aboe Talib. Mereka semua berasal dari BUMDes, BUMDa, dan kedai kopi populer yang digemari masyarakat Tabanan. Pantauan NusaBali, stand kopi yang berjejer di areal parkir DTW Tanah Lot tersebut tidak pernah sepi pembeli. Masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara berbaur dan berlomba ingin menyeruput sajian kopi yang dibuat oleh para barista lokal Tabanan.

Selain menyajikan kopi panas Robusta khas Tabanan, juga disajikan kopi dingin dengan berbagai varian. Di antaranya, rasa es kopi tanpa gula yang rasanya sedikit pahit namun memiliki aroma khas, es kopi susu, dan es kopi normal. Sajian ini pun dikemas dengan modern, sehingga areal parkir DTW Tanah Lot seperti layaknya starbuck.

Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, pun tak ketinggalan menyeruput kopi di stand kopi Tanah Lot Art and Food Festival II 2018, Minggu (19/8). Bupati Eka Wiryastuti mengunjungi satu per satu seluruh stand kuliner yang diajak bekerjasama dalam memajukan usaha masyarakat lokal tersebut. Sejumlah artis ibukota, seperti Indra Brugman, Melani Recaldo, Gisila Indri, Feni Rose, dan Lenna Tan juga diajak mengunjungi seluruh stand kopi. Kegiatan ini disiarkan secara nasional di salah satu stasiun TV, untuk mengenalkan kopi khas Tabanan ke publik.

Bupati Eka Wiryastuti mengatakan, 8 stand kopi yang dilibatkan dalam Tanah Lot Art and Food Festival II 2018 ini memang bertujuan untuk mengenalkan kopi khas milik Tabanan. Terlebih, Kecamatan Pupuan, Tabanan merupakan penghasil kopi Robusta yang rasa dan aromanya khas. "Kami ingin angkat brand kopi Tabanan hingga dikenal publik secara luas," ujar Bupati Eka Wiryastuti, Minggu kemarin.

Menurut Eka Wiryastuti, Tabanan memiliki tanah yang subur sehingga banyak hasilkan kopi Robusta. Melihat potensi yang menjanjikan ini, Pemkab Tabanan sudah melakukan berbagai cara untuk membantu petani kopi setempat. Di antaranya, menjajaki kerjasama dengan negara lain, termasuk Korea Selatan. Bahkan, Korea Selatan sudah melakukan kontrak dengan Tabanan. "Jadi, ke depan stand-stand kopi terus diikutkan dalam program pemerintah," jelas Srikandi PDIP asal Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini.

Selain itu, juga harus bekerjasama dengan BUMDa. Sebab, tanpa peran swasta seperti BUMDa, tidak mungkin bisa memperagakan dan mengenalkan produk itu sendiri. "Jadi, dalam festival ini juga ajang kenalkan kopi unggulan kita. Kalau sudan dikenal, tentu akan jadi terkenal. Tentu para pengusaha kopi yang ada akan terpacu memproduksi hasil yang tak kalah saing dengan pengusaha kopi lain," tegasnya.

Eka Wiryastuti berharap dengan adanya 8 stand kopi di Tanah Lot Art and Food Festival II 2018 ini, kopi Robusta khas Tabanan bisa semakin dikenal ke kancah nasional maupun internasional. Sebab, DTW Tanah Lot Tabanan sudah dikenal dunia, mengingat setiap harinya ada ribuan wisatawan yang berkunjung. "Jadi, kesempatan inilah yang dijadikan momentum terbaik dalam mengenalkan kopi khas Tabanan," papar putri dari Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama ini.

Apalagi, kata Eka Wiryastuti, para pecinta kopi juga disediakan stand jaja Bali tradisional sebagai pelengkap. Ada 10 stand dari UMKM yang diajak terlibat dalam menyukseskan Tanah Lot Art and Food Festival II 2018 ini. "Jaja Bali ada macam-macam, seperti klepon setan, tape dipadukan jaja uli, dan lainnya."

Sementara itu, Ketua BUMDes Tugu Sari Desa Pajahan, Kecamatan Puputan, Tabanan, Made Marsudi Cahyadi, mengatakan potensi kopi di desanya sangat besar. Setiap rumah tangga di Desa Pajahan rata-rata menghasilkan kopi Robusta mentah bijian 1 ton per tahun. Bahkan, ada beberapa rumah tangga yang menghasilkan kisaran 3-4 ton kopi Robusta per tahun. "Dari 1 ton niji mentah itu, dihasilkan 4 kwintal (400 kg) kopi kering. Jadi, 612 kepala keluarga (KK) di Desa Pajahan rata-rata menghasilkan kopi Robusta bijian 612 ton per tahun," beber Made Marsudi Cahyadi, Minggu kemarin.

BUMDes Pajahan ikut bantu pasarkan produk kopi petani setempat sejak 2015. Cahyadi mengatakan, BUMDes bersama masyarakat Desa Pajahan membuat kopi bubuk dengan nama brand Tugu Sari Pajahan. "Kami angkat slogan agar mudah dikenal, yakni ‘Kopi Selera Bos, Harganya Anak Kos’. Harganya bervariasi Rp 50.000 sampai Rp 60.000 per kg," tandas Cahyadi.

Menurut Cahyadi, kopi ‘Kopi Selera Bos, Harganya Anak Kos’ memiliki keunggulan tersendiri: tak ada campuran apa pun, ini murni kopi Robusta, ketika diseduh bisa beraroma madu. “Karena kopi mentah bijian usai dipanen, difermentasikan sehari, kemudian dikeringkan, lalu ditumbuk. Jadi, ketika diseduh akan timbulkan aroma madu yang kami namakan ‘huny coffe’," jelas Cahyadi. *de

Komentar