nusabali

Barong Kuluk Kagetkan Wisatawan Tanah Lot Festival

  • www.nusabali.com-barong-kuluk-kagetkan-wisatawan-tanah-lot-festival

Tari Barong Kuluk yang dibawakan oleh Sanggar Cenik Lantang dan Sanggar Padma Budharem di panggung utama, mampu menyedot perhatian pengunjung Tanah Lot Art and Food Festival II pada Minggu (19/8).

TABANAN, NusaBali
Dengan gerak tarian dan wujud barong mirip kuluk (anak anjing), mampu menyedot perhatian wisatawan untuk berlomba mengabadikan momen tersebut. Penggagas Barong Kuluk, I Nyoman Ardika alias Sengap, menjelaskan dirinya memilih membuat Barong Kuluk karena kuluk simbul taksu di Bali. Dia terinspirasi dari cerita Mahabarata dimana asu (kuluk) adalah titisan Sang Hyang Dharma yang mampu tembus ke surga. “Oleh karena itu kuluk ini saya buat berupa barong, karena barong berarti raja hutan,” ungkapnya.

Dikatakannya, kuluk adalah simbul kesetiaan. Khusus di Bali kuluk adalah alarm. Seperti ketika ada orang yang sakit, kuluk yang mengisyaratkan. Begitu pula ketika ada orang datang ke rumah, kuluk yang memberikan alarm. Bahkan kuluk juga digunakan sebagai sarana upakara. “Jadi dengan jasanya itu, kita orang Bali patut menjaganya,” tegas Sengap.

Dalam menarikan, menurut Sengap, tidak ada pakem khusus. Hanya menari dengan gerak bebas sesuai dengan gerak anjing pada umumnya. Termasuk durasi menari sesuai dengan yang menarikan, tidak ada pakem khusus.

Sengap mengaku dia tidak sendiri membuat Barong Kuluk. Dia memesan dan harus menunggu enam bulan untuk bisa mendapatkannya. Maklum saja barong dengan bulu putih dan punggalan (wajah) barong mirip kuluk ini lumayan rumit dikerjakan. “Jadi ini memang langka, dan juga baru dua kali kami pentaskan,” beber Sengap.  Dengan dipentaskan Barong Kuluk ini masyarakat Bali diharapkan lebih menjaga, terutama, anjing lokal Bali. Supaya tidak sampai anjing lokal Bali punah.

Salah seorang penari Barong Kuluk, Andhika Ramdhan Madhin, 26, asal Banjar Delod Rurung, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, mengaku sedikit sulit dalam menarikan. Karena tidak ada pakem yang jelas seperti menarikan barong pada umumnya, harus mampu menyesuaikan dengan gambelan agar gerak tari menjadi indah dilihat penonton. “Sedikit rumit, tetapi saya bisa tarikan,” ujarnya. *de

Komentar