IGA Mardili Ningsih Diandalkan Raih Medali Atletik dari Estafet
I Gusti Ayu Mardili Ningsih adalah rekor nasional nomor lari 400 meter putri dengan catatan waktu 56,97 detik. Hebatnya, rekor tersebut diukir Mardili Ningsih saat usianya baru 16 tahun saat Kejurnas Atletik 2014
46 Atlet Bali Perkuat Kontingen Indonesia di Asian Games XVIII 2018, Ini Sebagian dari Mereka
JAKARTA, NusaBali
Ada tiga atlet Bali yang dipercaya membela kontingen Indonesia untuk terjun di cabang olahraga atletik dalam Asian Games XVIII di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September 2018. Selain ratu lintasan atletik Maria Natalia Londa, juga ada nama I Gusti Ayu Mardili Ningsih, 20, dan Dewi Ayu Agung Kurniayanti, 24. I Gusti Ayu Mardili Ningsih sendiri diandalkan Indonesia meraih medali dari nomor estafet.
Dalam Asian Games 2018 ini, I Gusti Ayu Mardili Ningsih dan Dewa Ayu Agung Kurniayanti akan turun di nomor lari estafet 4x400 meter putri. Sedangkan Maria Natalia Londa turun di nomor sepesialisasinya, yakni lompat jauh putri. Maria Londa berstatus juara bertahan, karena sebagai pemegang medali emas nomor lompat jauh putri Asian Games XVII 2014 di Inchoen, Korea Selatan.
Dari ketiga Srikandi lintasan atletik asal Bali ini, IGA Mardili Ningsih yang paling muda. Usianya genap 20 tahun per 31 Maret 2018 lalu. Kendati muda usia, atlet Pelatnas Jangka Panjang ini sarat prestasi. Mardili Ningsih, antara lain, juara nomor lari 400 meter putri ASEAN School Games 2015, peringkat III lari 400 meter putri Thailand Open 2016, medali perak lari 400 meter putri PON 2016, dan peraih perunggu lari estafet 4x400 meter putri PON 2016.
Sebelumnya, dalam Kejurnas Atletik Senior 2014 di GOR Rawamangun, Jakarta, Mardili Ningsih juga tampil sebagai jawara. Bahkan, kala itu Mardili Ningsih yang baru berusia 16 tahun sukses memecahkan rekor nasional nomor lari 400 meter putri dengan catatan waktu 56,97 detik. Dia memecahkan rekor nasional sebelumnya atas nama Serafi Anelies Unani dengan catatan waktu 57,80 detik.
Mardili Ningsih diproyeksikan turun di dua nomor estafet dalam Asian Games 2018. Pertama, lari estafet 4x400 meter putri. Kedua, lari estafet 4x400 meter campuran (2 laki, 2 perempuan). Di dua nomor estafet tersebut, Mardili Ningsih cs ditarget PB PASI mampu meraih medali.
"Kami hanya ditargetkan dapat medali saja. Namun, tidak dirinci meraih medali apa? Yang penting, kamiu raih medali Asian Games 2018. Secara pribadi, target saya berjuang maksimal dan meraih yang terbaik," ujar Mardili Ningsih kepada NusaBali usai latihan di Stadion Madya Senayan, Jakarta, beberapa hari lalu.
Guna mencapai target tersebut, Mardili Ningsih berlatih intensif di bawah pengawasan pelatih Agus Ngamel, sebelum bertarung di Asian Games 2018. Siswi SMAN 116 Ragunan, Jakarta ini juga menjalankan program yang telah diberikan pelatih. Dalam sehari, dia biasa berlatih dua kali: pagi dan sore. Mardili Ningsih pun sudah siap menghadapi laga cabang atletik Asian Games 2018, yang dijadwalkan 25-30 Agustus nanti.
Anak kedua dari tiga bersaudara keluarga pasangan I Gusti Ngurah Jaga Antara dan Yohana Erni Riberu ini tidak mau menyia-nyiakan peluang tampil di Asian Games 2018. Apalagi, ini Asian Games pertama yang diikutinya. "Ini Asian Games perdana saya. Tentu saya senang dan bangga mendapat kepercayaan membela Indonesia. Semoga saya bisa memberikan yang terbaik," tegas atlet asal Denpasar kelahiran Dili, Timor Timur, 31 Maret 1998 ini.
IGA Mardili Ningsih sendiri menggeluti cabang olahraga atletik sejak duduk di bangku SMP PGRI 5 Denpasar. Kala itu, dia secara khusus mengambil ekstrakurikuler atletik. Semua nomor atletik sempat dia coba. Tapi, Mardili Ningsih akhirnya fokuskan di nomor lari 400 meter.
Event perdana yang diikuti Mardili Ningsih adalah Kejuaraan Atletik Antar Pelajar se-Bali 2012. Di situ, dia langsung tampil sebagai juara. Dari sana, Mardili Ningsih kemudian dipercaya membela Bali dalam Kejuaraan Panglima Open 2013 dan berhasil menyumbang medali perak nomor lari 400 meter putri. "Puji Tuhan, dari situ saya akhirnya ditarik masuk Pelatnas Jangka Panjang,” kenang Mardili Ningsih.
Selama berada di Pelatnas, Mardili Ningsih menorehkan sejumlah prestasi. Salah satunya, juara nomor lari 400 meter putri Kejuaraan Junior ASEAN 2014 di Myanmar. Bahkan, Mardili Ningsih memecahkan rekor dengan catatan waktu 57,43 detik. Ketika dipercaya memperkuat tim atletik Bali dalam Kejurnas Senior 2014, Mardili Ningsih berhasil memecahkan rekor nasional nomor lari 400 meter putri dengan catatan waktu 56,97 detik.
Mardili Ningsih terlahir di tengah keluarga polisi. Sang ayah, I Gusti Ngurah Jaga Antara, asal Denpasar, berdinas di kepolisian dan kerap pindah tugas. Ibundanya, Yohana Erni Riberu, asal Kupang, NTT seorang ibu rumah tangga. Sedangkan kakaknya, Gusti Ayu Putri Wulandari, kini bekerja sebagai pramugari di sebuah maskapai penerbangan nasional. Sementara adiknya, Gusti Ayu Agustini Dewi, kini mengikuti jejak Mardili Ningsih menekuni olahraga atletik. *k22
Komentar