Sri Wigunawati Loncat ke PDIP
Golkar kehilangan salah satu kader terbaiknya, Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati. Srikandi Politik asal Mendoyo, Jembrana ini hengkang ke PDIP.
DENPASAR, NusaBali
Bahkan, mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012 ini sudah ikut hadir dan kenakan baju merah saat Rakerda PDIP Bali di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, 25-26 Maret 2016.
Kehadiran Sri Wigunawati dalam Rakerda PDIP Bali di Sanur tidaklah terlalu mengejutkan kalangan PDIP. Pasalnya, sejak Pilpres 2014 lalu, Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Bali ini wara-wiri bersama PDIP untuk pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Informasi yang dihimpun NusaBali di internal PDIP Bali, Senin (28/3), Sri Wigunawati sebetulnya sudah lama bergabung ke Partai Banteng Gemuk dan awalnya dipinang sebagai akademisi. Namun, dalam Rakerda di Sanur akhir pekan lalu, Wigunawati sudah terang-terangan mengenakan atribut PDIP, lengkap dengan baju merah bergambar kedpala Banteng.
Saat itu, Wigunawati bersama para mahasiswa aktif menjadi panitia menangani kelengkapan dan makalah dalam sidang-sidang komisi di Rakerda PDIP Bali. Mantan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Jembrana yang diusung Golkar di Pilkada Jembrana 2005 ini juga terlihat mengarahkan dan membagi tugas kepada puluhan mahasiswa.
Saat acara penutupan Rakerda PDIP Bali, Sabtu (26/3), Wigunawati juga terlihat bersalaman dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati. Saat itu, ada belasan Srikandi PDIP di sana, mulai dari Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti hingga pentolan KPPI Bali I Gusti Ayu Tirta.
Kepada NusaBali, Wigunawati mengatakan dirinya diajak gabung ke PDIP secara profesional. “Sebagai profesional murni membantu kegiatan Rakerda PDIP di Sanur. Saya ditugasi menangani sidang-sidang komisi bersama mahasiswa. Ya, mahasiswa saya ajak terjun langsung bagaimana organisasi politik itu,” kilah Wigunawati saat dikonfirmasi, Senin (28/3).
Menurut Wigunawati, dirinya merasa lebih nyaman bekerja secara profesional. “Yang mengajak dan menghargai saya bukan Partai Golkar, tapi malah dari PDIP. Di Golkar, ilmu dan kemampuan yang saya miliki nggak dipakai,” tandas mantan Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Bali ini.
Teman-teman di PDIP saya lihat lebih menghargai saya. Kalau partai lain yang memakai saya, ya nggak salah. Lagian, saya dapat banyak ilmu dari Ketua DPD PDIP Bali Pak Wayan Koster, bagaimana berorganisasi yang benar dan elegan itu,” lanjut Wigunawati sembarui menyebut kader PDIP lebih terbuka dengan dirinya.
Apakah sudah mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP? Menurut Wigunawati, dirinya tidak ada mengantongi KTA PDIP. “Karena saya tegaskan saya ini profesional. Sejak Pilpres 2014, saya juga profesional membantu Pak Wayan Koster (anggota Fraksi PDIP DPR RI tiga periode yang kala itu menjadi Ketua Tim Kampanye Pemenangan Provinsi Bali Jokowi-JK, Red). Kalau ini dikaitkan dengan politik, sah-sah saja. Tapi, kondisi ini semata karena kita bekerja secara profesional,” ujar Wigunawati.
Wigunawati mengaku mengatakan dirinya tidak otomatis langsung menjadi kader PDIP, apalagi masuk struktur kepengurusan. “Saya menghargai teman-teman di PDIP yang lebih berdarah-darah duluan, sehingga PDIP menjadi partai jawara di Pileg 2014 dan Pilpres 2014.”
Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali 2016-2021, I Gusti Putu Wijaya, mengatakan pihaknya tidak bisa melarang Wigunawati lompat pagar ke PDIP. Sebab, itu merupakan hak seseorang. Yang jelas, Wigunawati tidak pernah dipecat sebagai kader Golkar. “Sekarang, kalau dia (Wigunawati) ke PDIP dan ada KTA-nya, otomatis keluar dari Golkar,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin.
Namun demikian, menurut Wijaya, pihaknya belum pernah melihat Wigunawati pindah partai dengan KTA PDIP. “Saya belum pernah lihat. Ya, kami sih tidak bisa melarang, tapi saya belum tahu persis kayak bagaimana?” kilah mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini.
Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati sendiri mengawali karier di Golkar dengan menjadi Ketua Forum Komunikasi Study Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Provinsi Bali tahun 1997. Kemudian, Wigunawati lanjut menjadi Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali 1998-2005 (di era susah saat kepemimpinan I Gusti Ngurah Alit Yudha).
Habis itu, Wigunawati jadi Ketua Harian KPPG Bali yang saat itu diketuai Anak Agung Sagung Anie Asmoro. Barulah pada era Ketua DPD I Golkar Bali 2005-2010 Tjokorda Gede Budi Suryawan alias CBS, Wigunawati menjabat sebagai Ketua KPPG Bali. Saat Ketut Sudikerta terpilih menjadi Ketua DPD I Golkar Bali tahun 2010, Wigunawati dapat jabatan strategis sebagai Sekretaris DPD I Golkar.
Namun, Wigunawati hanya 2 tahun menjabat, karena job strategis Sekretaris DPD I Golkar dialihkan ke Komang Purnama tahun 2012. Wigunawati digeser ke Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Wilayah Tabanan-Jembrana DPD I Golkar Balu. Itu pun, jabatan tersebut kemudian diletakkan Wigunawati saat isu pembelotan di Pilpres 2014.
Wigunawati juga sempat dipercaya Golkar menjadi Cawabup Jembrana di Pilkada 2005, sebagai tandem bagi Made Naya Sujana (posisi Cabup Jembrana). Namun, pasangan Naya Sujana-Wigunawati kala itu dipecundangi secara telak oleh Gede Winasa-Putu Artha yang diusung PDIP.
Wigunawati juga beberapa kali nyalon legislatif, tapi belum pernah lolos ke kursi Dewan. Dia jadi caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Jembrana di Pileg 2004, tapi kalah saing dengan Ketut Suania. Wigunawati kembali nyalon ke DPRD Bali dalam Pileg 2009, tapi gagal lagi di tangan ketut Suania. Sedangkan dalam Pileg 2014, Wigunawati nyalon sebagai calon anggota DPD RI Dapil Bali, namun lagi-lagi kalah tarung. 7 nat
1
Komentar