Harap Tingkatkan Serapan Lulusan
SMKN 2 Singaraja Sinkronkan Kurikulum–Dunia Usaha
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan guru SMKN 2 Singaraja didampingi Widyaiswara Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bisnis dan Pariwisata bersama Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) menyinkronkan kurikulum dengan DUDI, Jumat (24/8). Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan serapan lulusan SMK yang selama ini masih dipandang sangat rendah.
Kepala SMKN 2 Singaraja Dr Komang Sudi Mahayasa MPd, di sela-sela pendampingan sekolah revitalisasi itu mengatakan, selama ini SMK yang ada masih terkendala soal kerjasama dengan DUDI. Siswa yang selama ini melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin), baru sebatas di lingkup Buleleng saja, belum sampai ke perusahaan atau industri yang berkualifikasi tinggi. “Memang karena kerjasama kita dengan DUDI selama ini masih kurang. Selain itu juga tidak banyak DUDI yang peduli dengan pendidikan dan menerima siswa prakerin,” kata dia.
Hal tersebut pun, dikatakan Sudi, salah satunya dipengaruhi karena ketidakcocokan kurikulum produktif di SMK dengan kebutuhan DUDI. Sehingga serapan lulusannya sangat rendah. Menyikapi hal tersebut, SMKN 2 Singaraja yang merupakan satu dari enam sekolah revitalisasi di Bali mendapat kesempatan dan bantuan anggaran untuk mensinkronisasikan kurikulum dan hal lainnya yang mendukung proses pendidikan. Bahkan tahun ini adalah tahun kedua yang lebih difokuskan pada peningkatan SDM. Ke depannya SMKN 2 Singaraja sebagai sekolah revitalisasi dapat memberikan contoh kepada sekolah lain di Buleleng setelah berhasil mencapai tagetnya.
Widyaiswara P4TK Bisnis dan Pariwisata, perpanjangan tangan Ditjen Pembinaan SMK Kemendikbud Dwikora Hayuati mengatakan dalam pendampingan di tahun kedua, ratusan sekolah revitalisasi di Indonesia memnag difokuskan pada pembenahan kurikulum yang mengacu pada DUDI, sarana dan proses pembelajaran. Sehingga targetnyam daya serap lulusan dapat meningkat.
“Sekarang kami mengajak industri dari awal hingga akhir, sehingga kurikulumnya disesuikan dengan DUDI untuk keterserapan lulusan. Pendampingan akan dilakukan selama lima tahun ke depan harapannya nanti setelah berhasil sekolah ini menjadi sekolah model,” ujar Dwikora Hayuati.
Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Buleleng I Made Suarja juga mengatakan, SMKN 2 Singaraja sebagai satu-satunya sekolah revitalisasi di Buleleng ke depannya dapat mengimbaskan kemajuan dan perbaikan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan DUDI. Pihaknya pun berharap guru-guru dan kepala sekolah dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan masukan dan pelajaran dari DUDI. “Jadi ke depannya dalam proses pembelajaran siswa tidak lagi diajarkan teori lalu praktik. Melainkan bagaimana diarahkan menjadi seorang pencipta. Dalam pendampingan ini guru-guru dapat lebih cerdas dalam administrasi, apa yang direncanakan itu yang diajarkan. Sehingga ke depannya siswa lulusan SMK memang lulusan yang memiliki keterampilan sesuai kebutuhan DUDI,” kata dia.*k23
Kepala SMKN 2 Singaraja Dr Komang Sudi Mahayasa MPd, di sela-sela pendampingan sekolah revitalisasi itu mengatakan, selama ini SMK yang ada masih terkendala soal kerjasama dengan DUDI. Siswa yang selama ini melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin), baru sebatas di lingkup Buleleng saja, belum sampai ke perusahaan atau industri yang berkualifikasi tinggi. “Memang karena kerjasama kita dengan DUDI selama ini masih kurang. Selain itu juga tidak banyak DUDI yang peduli dengan pendidikan dan menerima siswa prakerin,” kata dia.
Hal tersebut pun, dikatakan Sudi, salah satunya dipengaruhi karena ketidakcocokan kurikulum produktif di SMK dengan kebutuhan DUDI. Sehingga serapan lulusannya sangat rendah. Menyikapi hal tersebut, SMKN 2 Singaraja yang merupakan satu dari enam sekolah revitalisasi di Bali mendapat kesempatan dan bantuan anggaran untuk mensinkronisasikan kurikulum dan hal lainnya yang mendukung proses pendidikan. Bahkan tahun ini adalah tahun kedua yang lebih difokuskan pada peningkatan SDM. Ke depannya SMKN 2 Singaraja sebagai sekolah revitalisasi dapat memberikan contoh kepada sekolah lain di Buleleng setelah berhasil mencapai tagetnya.
Widyaiswara P4TK Bisnis dan Pariwisata, perpanjangan tangan Ditjen Pembinaan SMK Kemendikbud Dwikora Hayuati mengatakan dalam pendampingan di tahun kedua, ratusan sekolah revitalisasi di Indonesia memnag difokuskan pada pembenahan kurikulum yang mengacu pada DUDI, sarana dan proses pembelajaran. Sehingga targetnyam daya serap lulusan dapat meningkat.
“Sekarang kami mengajak industri dari awal hingga akhir, sehingga kurikulumnya disesuikan dengan DUDI untuk keterserapan lulusan. Pendampingan akan dilakukan selama lima tahun ke depan harapannya nanti setelah berhasil sekolah ini menjadi sekolah model,” ujar Dwikora Hayuati.
Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Buleleng I Made Suarja juga mengatakan, SMKN 2 Singaraja sebagai satu-satunya sekolah revitalisasi di Buleleng ke depannya dapat mengimbaskan kemajuan dan perbaikan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan DUDI. Pihaknya pun berharap guru-guru dan kepala sekolah dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan masukan dan pelajaran dari DUDI. “Jadi ke depannya dalam proses pembelajaran siswa tidak lagi diajarkan teori lalu praktik. Melainkan bagaimana diarahkan menjadi seorang pencipta. Dalam pendampingan ini guru-guru dapat lebih cerdas dalam administrasi, apa yang direncanakan itu yang diajarkan. Sehingga ke depannya siswa lulusan SMK memang lulusan yang memiliki keterampilan sesuai kebutuhan DUDI,” kata dia.*k23
Komentar