Cegah Flu Burung, Dinas PPK Sasar Pasar Galiran
Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (PPK) Klungkung mengantispasi penyebaran wabah flu burung dengan spraying (penyemprotan).
SEMARAPURA, NusaBali
Petugas dinas ini menyasar pedagang ayam dan bebek di Pasar Galiran, Klungkung, Selasa (29/3) pagi. Karena penyakit yang disebabkan oleh virus H5N1 ini sangat berbahaya, baik bagi unggas maupun manusia. Penyemprotan pada Selasa sekitar pukul 08.00 Wita, dipimpin Kepala Bidang Kesehatan (Kabid Keswan) Dinas PPK Klungkung, Anak Agung Raka Arnawa, dengan lima petugas. Mereka menyisir satu persatu kandang unggas yang sebagian besar berisi ratusan ayam dan bebek. “Kita menggunakan cairan disinfektan, untuk antisipasi penyakit Flu Burung,” ujar Kabid Keswan Arnawa.
Kata dia, penyemprotan unggas areal pasar memang dilakukan setiap seminggu sekali, termasuk juga menyasar para peternak yang tersebar di Kabupaten Klungkung. Hal itu untuk mencegah merebaknya penyakit flu burung, meskipun dalam tiga tahun terkahir di Kabupaten Klungkung nihil kasus flu burung. Hanya saja kasus ini, memang sempat booming pada 2012. “Kita lebih baik mencegah daripada mengobati,” tegasnya.
Disebutkan, akhir 2015 ditemukan beberapa kasus unggas, terutama ayam mati secara mendadak. Namun setelah dicek dengan rapid test, kebanyakan ayam tersebut terserang penyakitnewcastle disease (ND) atau dikenal dengan penyakit tetelo. Dalam kedua kasus ini memang menyebabkan unggas mati mendadak, hanya saja flu burung membunuh unggas dalam jumlah banyak, sedangkan ND secara bertahap. “Kami sarankan untuk tidak mengkonsumsi unggas yang mati karena sakit,” imbau Arnawa.
Dijelaskan, ciri-ciri ayam terserang flu burung antara lain kebiruran pada jengger, tidak mau makan, pada bagian paha dan dada muncul bercak kemerahan dan sebagainya. Jika sudah terserang virus ini, kecil kemungkinan unggas tetap hidup, bahkan bisa menular kepada manusia. Sedangkan ND bercirikan keluar kotoran berwarna putih, ayam stres dan sebagainya. Jika daya tahan tubuh ayam kuat, maka bisa hidup. “Ayam yang selamat dari ND bakal lebih kebal, jika kembali terserang ND,” terangnya.
Seorang pedagang ayam di Pasar Galiran, Ni Nyoman Purniasaih mengaku, sampai saat ini memang tidak ada ayamnya mati secara mendadak akibat terserang flu burung. Ada yang mati karena kepanasan, itupun hanya satu sampai dua ekor. “Saya rutin dua kali sehari melakukan penyempropan pada kandang ternak,” ujar wanita asal Desa Lepang, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini. 7 w
Komentar