Hilang Semalam, Pekak Linglung Ditemukan Tertidur di Sungai
Seorang kakek, I Made Tanggu,73, asal Banjar Buluh, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, ditemukan tidur di Sungai Bengbengan, Banjar Cemengon, Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Jumat (24/8) sekitar pukul 09.30 Wita.
GIANYAR, NusaBali
Tim Reaksi Cepat BPBD Gianyar menemukan Pekak Tanggu dalam kondisi tidur membawa tongkat dan kresek. Bagian tubuhnya kaku, sebagian telah mengembang lantaran kelamaan berendam. Setelah berhasil dievakuasi, Pekak Tanggu pun langsung dimintai perawatan ke Puskesmas Sukawati I. Beruntung tidak ada luka serius di tubuh pekak, sehingga sekitar pukul 10.30 Wita, Pekak Tanggu yang dijemput keluarganya sudah diperbolehkan pulang.
Menurut penuturan anak tertua korban I Wayan Merta, ayahnya ini punya riwayat gangguan jiwa, bukan gila. "Hanya sering linglung," jelasnya saat ditemui di Puskesmas. Namun baru pertama kalinya pergi jauh hingga tak terdeteksi jejaknya.
Sebelum ditemukan, Pekak Tanggu sempat dilaporkan menghilang semalaman sejak Rabu (23/8) pukul 14.00 Wita. Lantaran menghilang kurang dari 24 jam, laporan kehilangan ditujukan pada BPBD Gianyar untuk membantu melakukan pencarian. "Setelah hilang jam dua itu, kami sudah keliling mencari. Bahkan sampai jam 10 malam kita cari gak juga ketemu," ungkapnya. Khawatir terjadi apa-apa, keluarga pun bermaksud melapor polisi. "Tapi kami tetap berusaha mencari dulu, karena belum ada 24 jam. Kebetulan saja ada salah satu petugas BPBD di banjar, jadi kita minta bantuan untuk mencari," jelasnya. Dalam pencarian, anggota keluarga menyebar ke sisi selatan hingga desa Ketewel dan sisi utara ke desa Sukawati. Bahkan keluarga sudah sempat mencari di Tukad Bengbengan tapi tak berhasil menemukan korban. Diduga, Pekak Tanggu yang mantan sopir bus ini ngambul ketika dilarang keluar rumah oleh cucunya. Namun larangan tersebut justru dilawan. "Bapak emosi ambil bambu untuk melawan. Sementara cucunya lari ke pintu runah untuk ngunci, bapak malah naik ke pagar dan melompat," ungkapnya. Wayan Merta mengaku, saat kabur itu dirinya tidak ada di rumah. "Kebetulan saya pas ndak dirumah, jadi saat bapak pergi entah kemana itu kita gak tahu. Apakah ke selatan, barat, timur atau utara," jelasnya. Dirinya pun baru tahu ayahnya ketemu kemarin pagi dari kehebohan warga. "Pagi tadi tyang rencana mau cari ke Singapadu atau Denpasar. Tahunya dapat info sudah ketemu di tukad," ungkapnya. Jarak dari kediamannya smpai lokasi penemuan diperkirakan sekitar 500 meter.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala BPBD Gianyar AA Oka Digjaya mengatakan menerima laporan kehilangan tersebut kemarin sore. Sejumlah anggota Tim Reaksi Cepat pun ditugaskan untuk melakukan penelusuran. "Ada petunjuk, seorang warga melihat kakek ini berjalan menuju sungai bengbengan di Sukawati yang tidak jauh dari rumahnya si kakek," jelas Digjaya.
Berdasarkan petunjuk itu, anggota TRC BPBD Gianyar bersama warga mulai melakukan penyisiran pukul 08.30 Wita. Selama 1 jam, sekitar pukul 09:30 wita akhirnya ditemukan dalam keadaaan tidur di tengah sungai membawa tongkat dan membawa sekantong plastik. "Anggota menemukan si pekak dalam keadaan kaku dan kedinginan, dan langsung mengevakuasi ke Puskesmas Sukawati, beruntung masih bernafas," terangnya.*nvi
Menurut penuturan anak tertua korban I Wayan Merta, ayahnya ini punya riwayat gangguan jiwa, bukan gila. "Hanya sering linglung," jelasnya saat ditemui di Puskesmas. Namun baru pertama kalinya pergi jauh hingga tak terdeteksi jejaknya.
Sebelum ditemukan, Pekak Tanggu sempat dilaporkan menghilang semalaman sejak Rabu (23/8) pukul 14.00 Wita. Lantaran menghilang kurang dari 24 jam, laporan kehilangan ditujukan pada BPBD Gianyar untuk membantu melakukan pencarian. "Setelah hilang jam dua itu, kami sudah keliling mencari. Bahkan sampai jam 10 malam kita cari gak juga ketemu," ungkapnya. Khawatir terjadi apa-apa, keluarga pun bermaksud melapor polisi. "Tapi kami tetap berusaha mencari dulu, karena belum ada 24 jam. Kebetulan saja ada salah satu petugas BPBD di banjar, jadi kita minta bantuan untuk mencari," jelasnya. Dalam pencarian, anggota keluarga menyebar ke sisi selatan hingga desa Ketewel dan sisi utara ke desa Sukawati. Bahkan keluarga sudah sempat mencari di Tukad Bengbengan tapi tak berhasil menemukan korban. Diduga, Pekak Tanggu yang mantan sopir bus ini ngambul ketika dilarang keluar rumah oleh cucunya. Namun larangan tersebut justru dilawan. "Bapak emosi ambil bambu untuk melawan. Sementara cucunya lari ke pintu runah untuk ngunci, bapak malah naik ke pagar dan melompat," ungkapnya. Wayan Merta mengaku, saat kabur itu dirinya tidak ada di rumah. "Kebetulan saya pas ndak dirumah, jadi saat bapak pergi entah kemana itu kita gak tahu. Apakah ke selatan, barat, timur atau utara," jelasnya. Dirinya pun baru tahu ayahnya ketemu kemarin pagi dari kehebohan warga. "Pagi tadi tyang rencana mau cari ke Singapadu atau Denpasar. Tahunya dapat info sudah ketemu di tukad," ungkapnya. Jarak dari kediamannya smpai lokasi penemuan diperkirakan sekitar 500 meter.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala BPBD Gianyar AA Oka Digjaya mengatakan menerima laporan kehilangan tersebut kemarin sore. Sejumlah anggota Tim Reaksi Cepat pun ditugaskan untuk melakukan penelusuran. "Ada petunjuk, seorang warga melihat kakek ini berjalan menuju sungai bengbengan di Sukawati yang tidak jauh dari rumahnya si kakek," jelas Digjaya.
Berdasarkan petunjuk itu, anggota TRC BPBD Gianyar bersama warga mulai melakukan penyisiran pukul 08.30 Wita. Selama 1 jam, sekitar pukul 09:30 wita akhirnya ditemukan dalam keadaaan tidur di tengah sungai membawa tongkat dan membawa sekantong plastik. "Anggota menemukan si pekak dalam keadaan kaku dan kedinginan, dan langsung mengevakuasi ke Puskesmas Sukawati, beruntung masih bernafas," terangnya.*nvi
Komentar