Atlet Layar Komang Suartana, Demi Merah Putih Rela Tak Ikut Wisuda
Meski tak ditarget medali di Asian Games 2018 ini, Komang Suartana yang meraih emas di Seoul Windsurfing International Championship, Korea pada 20–22 April 2018, itu punya target pribadi naik podium.
46 Atlet Bali Perkuat Kontingen Indonesia di Asian Games XVIII 2018, Ini Sebagian dari Mereka
JAKARTA, NusaBali
Demi Merah Putih, atlet layar Komang Suartana rela tidak mengikuti wisuda sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (Stispol) Wira Bhakti Denpasar yang digelar pada 13 Juli 2018 lalu. Dia lebih mengutamakan latihan pelatnas Asian Games XVIII 2018 di Jakarta – Palembang, 18 Agustus – 2 September. “Impian saya memang ingin main di Asian Games. Saya senang bisa memperkuat tim Indonesia, walau tidak mengikuti wisuda sarjana pada 13 Juli kemarin,” ujar Komang Suartana alias Mang Bangli kepada NusaBali usai latihan, Jumat (3/8) sore.
Dia tidak merasa kecewa melewati moment bersejarah di bidang pendidikan formalnya. Baginya lebih baik menjalankan tugas negara agar kelak dia dapat mempersembahkan hasil terbaik untuk Indonesia. Keluarga dan pihak kampus memahami keputusan anak bungsu dari tiga bersaudara ini. Apalagi dia sudan izin dari pelatnas pada 1 Juli 2018 untuk mengikuti sidang skripsi. “Ketua kampus sudah memberikan izin saya tidak ikut wisuda. Mereka mendukung sepenuhnya kiprah saya di Asian Games,” papar Komang Suartana.
JAKARTA, NusaBali
Demi Merah Putih, atlet layar Komang Suartana rela tidak mengikuti wisuda sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (Stispol) Wira Bhakti Denpasar yang digelar pada 13 Juli 2018 lalu. Dia lebih mengutamakan latihan pelatnas Asian Games XVIII 2018 di Jakarta – Palembang, 18 Agustus – 2 September. “Impian saya memang ingin main di Asian Games. Saya senang bisa memperkuat tim Indonesia, walau tidak mengikuti wisuda sarjana pada 13 Juli kemarin,” ujar Komang Suartana alias Mang Bangli kepada NusaBali usai latihan, Jumat (3/8) sore.
Dia tidak merasa kecewa melewati moment bersejarah di bidang pendidikan formalnya. Baginya lebih baik menjalankan tugas negara agar kelak dia dapat mempersembahkan hasil terbaik untuk Indonesia. Keluarga dan pihak kampus memahami keputusan anak bungsu dari tiga bersaudara ini. Apalagi dia sudan izin dari pelatnas pada 1 Juli 2018 untuk mengikuti sidang skripsi. “Ketua kampus sudah memberikan izin saya tidak ikut wisuda. Mereka mendukung sepenuhnya kiprah saya di Asian Games,” papar Komang Suartana.
Foto: Komang Suartana bersama pelatih Wayan Sujana (kanan). .-NOPI
Saat ujian, pria yang menempuh pendidikan di jurusan Administrasi Negara ini mendapat nilai A+ untuk skripsinya. Nilai tersebut tak mudah diraih, lantaran dia mengerjakan skripsi di tengah-tengah latihan pelatnas. Dia mengerjakan usai latihan. Kemudian mempelajari lagi untuk persiapan sidang. Setelah sidang dia terbang ke Jakarta untuk berlatih kembali. Di pelatnas Komang Suartana bersaing dengan sang kakak, Gede Subagiasa.
Gede Subagiasa merupakan atlet layar Bali yang memperkuat Indonesia di Asian Games 2014, Incheon, Korea pada kelas Mistral. Dari hasil seleksi, ayah dua anak ini mampu mengalahkan sang kakak. Maklum kelas RSX adalah nomor spesialis Komang Suartana.
Di Asian Games 2018, Komang Suartana tidak ditargetkan medali. Namun peraih medali perak SEA Games 2011 ini punya target pribadi. “Saya tidak ditargetkan medali, tapi saya punya target pribadi naik podium. Semua tergantung pertandingan nanti. Mudah-mudahan bisa, karena kapan lagi tampil di Asian Games,” tegas Komang Suartana.
Di Asian Games 2018 ini Komang Suartana bersaing dengan atlet-atlet yang mumpuni. Mereka juga memiliki prestasi mengkilat di arena internasional seperti China, Korea, Hongkong, dan Jepang. Atlet dari negara tersebut sering ikut kejuaraan Eropa. Bahkan masuk 10 besar dunia. Tapi itu semua tak membuatnya gentar.
Dia akan tampil all out ketika pertandingan berlangsung. Sayang keluarga besarnya tidak datang ke Jakarta. Begitu pula dengan pihak kampus. Mereka, kata Komang Suartana, mendoakan dari Pulau Dewata. Bagi suami dari Nyoman Sugiantari, ini langkah itu sangat tepat.
Keluarga besar Komang Suartana pun tidak kecewa melewatkan moment penting tersebut. “Mereka tidak kecewa. Lagipula kalau mereka datang ke sini, pikiran saya bercabang. Terutama saat hari H nanti, saya bisa tidak fokus. Jadi doa lebih penting dari segalanya,” ucap Komang Suartana.
Mendekati Asian Games, Komang Suartana sudah tidak ada jadwal try out lagi. Dia hanya menambah porsi latihan semisal pumping dan jam latihan diperpanjang. Komang Suartana mengenal layar tahun 2001 silam dari sang kakak, Gede Subagiasa yang lebih dahulu menggeluti olahraga tersebut.
Komang Suartana yang sering main windsurfing mulai mencoba-coba layar, kemudian mempraktikkan di laut. Hasilnya dalam tempo satu bulan, Komang Suartana sudah menguasainya. Hal ini tidak terlepas dari skill windsurfingnya. Dia pun berlatih bersama sang kakak di Pantai Sanur, Denpasar Selatan.
Selanjutnya berlatih dengan I Gusti Made Oka Sulaksana. Berlatih dengan atlet kawakan semakin mengasah kemampuan Komang Suartana. Dia memberanikan diri ikut Kejurnas 2001 di Jakarta. Di sana Komang Suartana meraih juara ketiga. Pertandingan pertamanya dan hasil yang diraihnya itu, membuat dia semakin termotivasi.
Komang Suartana mengikuti berbagai pertandingan tingkat nasional dan internasional. Puncaknya, dia berhasil mempersembahkan emas bagi Indonesia di SEA Games Jakarta 2011. Terakhir meraih emas di Seoul Windsurfing International Championship 2018, Korea pada 20 – 22 April kemarin. *k22
Komentar