Subak Tohpati Harapkan Realiasi Bendungan
Wilayah Subak Tohpati, Desa Tohpati, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, kini masih menghadapi krisis air untuk irigasi sawah.
SEMARAPURA, NusaBali
Sehingga banyak lahan yang terbengkelai, bahkan kini hanya ditumbuhi gulma dan semak belukar, seperti terpantau di Tempek Kangin, Subak Tohpati, Minggu (26/8) pagi.
Krisis air ini sudah terjadi belasan tahun. Karena debit air dari hulu memang amat terbatas. Karena kondisi itu, sebagian besar petani hanya bisa menyabit rumput liar di lahannya untuk pakan ternak, termasuk ada sawah yang beralih fungsi menjadi tegalan. Bahkan, banyak petani lainnya pun sampai beralih pekerjaaan, di antaranya menjadi buruh bangunan.
Kini para petani di Subak Tohpati kembali mendapat harapan baru untuk menggarap sawahnya. Karena pada tahun 2019 dari Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Bali merencanakan pembangunan Bendungan di wilayah Bangli untuk melancarkan suplai air irigasi hingga ke Subak Tohpati. Rencana pembangunan bendung untuk melancarkan aliran irigasi di subak Tohpati ini, sudah disosialisasikan ke petani setempat. Hal ini pun disambut antusias oleh para petani. “Saya berharap pemerintah bisa merealisasikan janjinya membangun Bendung tersebut,” harap Kelian Subak Tohpati I Nengah Sudana.
Pihaknya sendiri juga sudah diundang ke oleh Dinas PUPR Bali, mengenai perencanaan bendungan tersebut. Disebutkan, sesuai kajian Dinas PUPR Bali, Subak Tohpati tidak mendapatkan suplai air dari bendung suplesi (tambahan) Tohpati, dikarenakan rusaknya bangunan utama berupa bendung suplesi Tohpati dan talang air yang berfungsi mengalirkan air ke lahan Subak Tohpati. “Karena itu Dinas PUPR Bali pun akan membangun Bendung sebagai solusi atas masalah ini,” ujarnya.
Bendungan itu diperkikaran bisa mengaliri 15 hektare sawah, jika ini mengalir normal, dapat dilakukan pengembangan lagi 10 hektare, khususnya untuk lahan di Tempek Kanginan. Sementara 39 hektare lahan di Tempek Kawan masih tetap tergantung dengan air dari subak Tembuku. Hingga saat ini, komunikasi dengan subak tembuku juga sudah baik. *wan
Sehingga banyak lahan yang terbengkelai, bahkan kini hanya ditumbuhi gulma dan semak belukar, seperti terpantau di Tempek Kangin, Subak Tohpati, Minggu (26/8) pagi.
Krisis air ini sudah terjadi belasan tahun. Karena debit air dari hulu memang amat terbatas. Karena kondisi itu, sebagian besar petani hanya bisa menyabit rumput liar di lahannya untuk pakan ternak, termasuk ada sawah yang beralih fungsi menjadi tegalan. Bahkan, banyak petani lainnya pun sampai beralih pekerjaaan, di antaranya menjadi buruh bangunan.
Kini para petani di Subak Tohpati kembali mendapat harapan baru untuk menggarap sawahnya. Karena pada tahun 2019 dari Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Bali merencanakan pembangunan Bendungan di wilayah Bangli untuk melancarkan suplai air irigasi hingga ke Subak Tohpati. Rencana pembangunan bendung untuk melancarkan aliran irigasi di subak Tohpati ini, sudah disosialisasikan ke petani setempat. Hal ini pun disambut antusias oleh para petani. “Saya berharap pemerintah bisa merealisasikan janjinya membangun Bendung tersebut,” harap Kelian Subak Tohpati I Nengah Sudana.
Pihaknya sendiri juga sudah diundang ke oleh Dinas PUPR Bali, mengenai perencanaan bendungan tersebut. Disebutkan, sesuai kajian Dinas PUPR Bali, Subak Tohpati tidak mendapatkan suplai air dari bendung suplesi (tambahan) Tohpati, dikarenakan rusaknya bangunan utama berupa bendung suplesi Tohpati dan talang air yang berfungsi mengalirkan air ke lahan Subak Tohpati. “Karena itu Dinas PUPR Bali pun akan membangun Bendung sebagai solusi atas masalah ini,” ujarnya.
Bendungan itu diperkikaran bisa mengaliri 15 hektare sawah, jika ini mengalir normal, dapat dilakukan pengembangan lagi 10 hektare, khususnya untuk lahan di Tempek Kanginan. Sementara 39 hektare lahan di Tempek Kawan masih tetap tergantung dengan air dari subak Tembuku. Hingga saat ini, komunikasi dengan subak tembuku juga sudah baik. *wan
Komentar