nusabali

Demokrat Minta Prabowo Belajar dari SBY

  • www.nusabali.com-demokrat-minta-prabowo-belajar-dari-sby

Wasekjen Partai Demokrat (PD), Andi Arief berbicara soal kemenangan Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014.

JAKARTA, NusaBali
Dari analisisnya, Jokowi menang karena sukses mengklaim keberhasilan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kampanye. "Kenapa Prabowo kalah oleh Jokowi tahun 2014 terutama di kalangan wong cilik? Karena Jokowi memanfaatkan mandatory spending sektor pendidikan dan kesehatan zaman SBY yang hanya diubah dengan kartu. Jokowi berhasil klaim sukses SBY ke dalam dirinya," ujar Andi, Minggu (26/8).

Andi berbicara survei yang selalu mengunggulkan Jokowi di kantung suara wong cilik atau berpenghasilan rendah. Andi menyebut keunggulan Jokowi itu karena sukses meneruskan keberhasilan SBY.

"Mengapa jika dalam survei Jokowi didukung rakyat berpendidikan rendah kategori miskin, itu karena Jokowi identik dengan bantuan dana pendidikan dan kesehatan untuk rakyat miskin peninggalan SBY. Soal infrastruktur tambahan kecil," ucap Andi.

Bagi Andi, Prabowo kalah karena sama sekali tak mencoba memanfaatkan keberhasilan SBY saat memimpin Indonesia dua periode. Prabowo, kata Andi, tak seperti Jokowi yang terus mengampanyekan keberhasilan pemerintahan SBY ke dalam bentuk kartu.

"Kekalahan Prabowo di 2014 karena ia tak eksploitir keberhasilan SBY selama 10 tahun terutama dalam mengurus rakyat yang konkret dan tak menjanjikan program itu akan diteruskan. Jokowi yang klaim itu lewat kampanye kartu," ucap Andi dilansir detik.com. "Jokowi tidak banyak berbuat untuk rakyat tapi dianggap kerakyatan karena rakyat identikan dana kesehatan dan pendidikan yang mandatory peninggalan SBY adalah upaya dirinya. Memang ini tidak salah, keberuntungan menjabat setelah pemerintahan berhasil," jelas Andi.

Andi lantas berbicara soal cara Prabowo memenangi Pilpres 2019. Bagi Andi, Prabowo harus mengedepankan isu kerakyatan, seperti Jokowi lakukan di 2014. "Bagaimana Prabowo bisa mengalahkan Jokowi di 2019 bukan bergantung pada Ijtimak Ulama atau fatwa langit Amien Rais, tetapi bergantung pada apa yang ditawarkan buat rakyat yang lebih dari SBY dan dilanjutkan Jokowi saat ini. Ini bukan Pilkada DKI, ini pilpres," jelas Andi.

"Partai Demokrat akan berjuang maksimal untuk mengubah keadaan. Tidak mudah memang, karena rumor di rakyat Jokowi kuat karena lawannya tidak kuat. Partai Demokrat akan mengajak Prabowo untuk kembali ke Revolusi Putih Plus. Dulu Revolusi Putih ini pernah digagas Prabowo. Mudah-mudahan dengan Revolusi Putih plus tawaran Demokrat bisa menjadi alternatif," pungkas Andi. Andi juga melontarkan kritikan terhadap gerakan #2019GantiPresiden. Andi heran mengapa gerakan ini terus berjalan meskipun Joko Widodo sudah punya lawan dalam sosok Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Gerakan golput dan gerakan ganti presiden itu posisinya kurang lebih sama. Tidak cocok dengan calon-calon yang ada. Di balik #2019GantiPresiden ada kader PKS. Pertanyaannya, apakah PKS tidak cocok dengan capres pilihannya?" kritik Andi seperti dikutip dari Twitter resminya, Minggu kemarin. *

Komentar