Dinkes Bali Gelar Rapat Pokjanal Posyandu, Sinergi Lintas Sektor Mesti Dikuatkan
Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyelenggarakan Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Nasional (Pokjanal) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Tingkat Provinsi di Denpasar, Senin (27/8).
DENPASAR, NusaBali
Pokjanal posyandu dinilai penting untuk dikuatkan guna memantau kesehatan masyarakat di masing-masing desa. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr I Made Adi Wiguna, menjelaskan tujuan rakor adalah untuk meningkatkan penguatan pokjanal posyandu di tingkat provinsi, yang nantinya akan dilanjutkan di masing-masing kabupaten dan kota, hingga ke tingkat kecamatan di Bali.
“Kami mulai dari provinsi, membahas apa saja permasalahan yang ditemui di posyandu. Jadi, bagaimana perubahan perilaku masyarakat untuk hadir ke posyandu sebagai wahana untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Pokjanal posyandu dinilai sangat penting dalam membantu kesehatan masyarakat, terutama untuk memantau perkembangan balita dan ibu hamil. Sayangnya, ada posyandu yang tidak aktif karena beberapa permasalahan, seperti pembiayaan serta tingkat partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu. “Pembahasan pokjanal lebih kepada bagaimana penganggaran, partisipasi kehadiran masyarakat ke posyandu, serta konsep pembinaan yang dilakukan oleh masing-masing pokjanal,” ungkapnya.
Kader posyandu merupakan pemberdayaan masyarakat yang ada di desa. Menurut Kepala Bidang Keswadayaan dan Lembaga Kemasyarakatan Dinas Pemberdayaan dan Desa (PMD) Provinsi Bali Ir I Nengah Suta Maryana MMA, jumlah posyandu di seluruh Bali berkisar 4.800-an posyandu, namun yang tergolong aktif sekitar 60 persen dari jumlah tersebut. “Sisanya kami terus upayakan untuk mengaktifkan posyandu yang ada. Karena posyandu ini adalah titik awal untuk pemberdayaan masyarakat di desa,” ujarnya.
Di sisi lain, Suta Maryana mengakui adanya keterbatasan anggaran, sarana-prasarana, dan sumber daya manusia untuk pelaksanaan posyandu ini. Selain itu, pergantian kepemimpinan di desa seringkali skala prioritas untuk pelayanan posyandu belum sepenuhnya dipahami. Padahal posyandu sangat penting untuk memantau kesehatan masyarakat di desa tersebut.
Disinggung mengenai target posyandu tahun ini, Suta mengatakan, fokus untuk meningkatkan strata posyandu sehingga bisa menjadi lebih berdaya. “Target kami mungkin persentase jumlah posyandu aktif itu yang akan kami upayakan. Dengan rapat koordinasi hari ini (kemarin), kami berharap keberadaan posyandu bisa lebih baik dan tentunya dukungan dari pokjanal lintas sektor harus kita sinergikan,” tandasnya. *ind
Pokjanal posyandu dinilai penting untuk dikuatkan guna memantau kesehatan masyarakat di masing-masing desa. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr I Made Adi Wiguna, menjelaskan tujuan rakor adalah untuk meningkatkan penguatan pokjanal posyandu di tingkat provinsi, yang nantinya akan dilanjutkan di masing-masing kabupaten dan kota, hingga ke tingkat kecamatan di Bali.
“Kami mulai dari provinsi, membahas apa saja permasalahan yang ditemui di posyandu. Jadi, bagaimana perubahan perilaku masyarakat untuk hadir ke posyandu sebagai wahana untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Pokjanal posyandu dinilai sangat penting dalam membantu kesehatan masyarakat, terutama untuk memantau perkembangan balita dan ibu hamil. Sayangnya, ada posyandu yang tidak aktif karena beberapa permasalahan, seperti pembiayaan serta tingkat partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu. “Pembahasan pokjanal lebih kepada bagaimana penganggaran, partisipasi kehadiran masyarakat ke posyandu, serta konsep pembinaan yang dilakukan oleh masing-masing pokjanal,” ungkapnya.
Kader posyandu merupakan pemberdayaan masyarakat yang ada di desa. Menurut Kepala Bidang Keswadayaan dan Lembaga Kemasyarakatan Dinas Pemberdayaan dan Desa (PMD) Provinsi Bali Ir I Nengah Suta Maryana MMA, jumlah posyandu di seluruh Bali berkisar 4.800-an posyandu, namun yang tergolong aktif sekitar 60 persen dari jumlah tersebut. “Sisanya kami terus upayakan untuk mengaktifkan posyandu yang ada. Karena posyandu ini adalah titik awal untuk pemberdayaan masyarakat di desa,” ujarnya.
Di sisi lain, Suta Maryana mengakui adanya keterbatasan anggaran, sarana-prasarana, dan sumber daya manusia untuk pelaksanaan posyandu ini. Selain itu, pergantian kepemimpinan di desa seringkali skala prioritas untuk pelayanan posyandu belum sepenuhnya dipahami. Padahal posyandu sangat penting untuk memantau kesehatan masyarakat di desa tersebut.
Disinggung mengenai target posyandu tahun ini, Suta mengatakan, fokus untuk meningkatkan strata posyandu sehingga bisa menjadi lebih berdaya. “Target kami mungkin persentase jumlah posyandu aktif itu yang akan kami upayakan. Dengan rapat koordinasi hari ini (kemarin), kami berharap keberadaan posyandu bisa lebih baik dan tentunya dukungan dari pokjanal lintas sektor harus kita sinergikan,” tandasnya. *ind
1
Komentar