Petugas Berenang Evakuasi Korban
Korban ditemukan di dasar tebing yang curang sedalam 40 meter.
AMLAPURA, NusaBali
Petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem berenang sejauh 250 meter di Sungai Nyuling, Banjar/Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem untuk mengevakuasi I Gede Dugdug, 78, Rabu (29/8). Warga Banjar Tegallinggah itu ditemukan tak bernyawa setelah dilaporkan hilang sejak Senin (27/8). Setelah dilakukan olah TKP, jenazah dititip sementara di RSUD Karangasem untuk kemudian diupacarai makingsan di gni di setra Desa Pakraman Tegallinggah.
Informasi di lapangan, jenazah korban ditemukan dalam posisi terendam di sungai sekitar pukul 11.00 Wita. Korban ditemukan pertama kali oleh cucunya, I Wayan Putra Sudiana. Temuan itu dilaporkan ke petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem. Pencarian ke lokasi dipimpin I Wayan Suwena. Petugas pun kesulitan mengevakuasi korban karena lokasinya di dasar tebing yang curam sedalam sekitar 40 meter. Petugas bersama warga mengevakuasi jenazah korban dengan cara digotong menyusuri sungai dengan kedalaman air setinggi bahu orang dewasa.
Petugas lebih banyak berenang sejauh 250 meter daripada menyusuri daratan memikul jenazah korban. Total perjalanan mengevakuasi korban dari TKP ke jalan raya sejauh 500 meter. Wayan Suwena mengatakan, jalur evakuasi sangat sulit sehingga tidak memungkinkan memanjat tebing. “Makanya kami mengevakuasi mesti menyusuri sungai sambil berenang sejauh 250 meter ditambah menyusuri jalan darat sehingga total menyusuri sungai sejauh 500 meter,” jelas Wayan Suwena. Setibanya di darat, anggota Polsek Karangasem dipimpin Kapolsek Kompil I Nengah Berata langsung melakukan olah TKP. Pemeriksaan luar dilalukan petugas medis dari Puskesmas Karangasem II dr Ni Made Putri Lestiana. Korban yang mengenakan kaos hitam, rambut putih, dan celana pendek loreng, dalam kondisi tulang belakang patah diduga membentur tebing dan kepala belakang juga luka.
Usai petugas melakukan olah TKP, jenazah korban sempat dititipkan di RSUD Karangasem. Selanjutnya diantar ke setra Desa Pakraman Karangasem dan dilakukan upacara makingsan di gni. “Sesuai adat di Banjar Adat Tegallinggah, jenazah mesti langsung dibawa ke kuburan, tidak diajak ke rumah duka,” jelas Kelian Banjar Adat Tegallinggah I Komang Sudanta. Sementara I Gede Lila, putra ketiga korban menerangkan, belakangan ayahnya sering jalan-jalan ke sawah. “Pada Senin (27/8) sekitar pukul 10.30 Wita, ayah meninggalkan rumah namun hingga malam tidak pulang,” ungkapnya. * k16
Petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem berenang sejauh 250 meter di Sungai Nyuling, Banjar/Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem untuk mengevakuasi I Gede Dugdug, 78, Rabu (29/8). Warga Banjar Tegallinggah itu ditemukan tak bernyawa setelah dilaporkan hilang sejak Senin (27/8). Setelah dilakukan olah TKP, jenazah dititip sementara di RSUD Karangasem untuk kemudian diupacarai makingsan di gni di setra Desa Pakraman Tegallinggah.
Informasi di lapangan, jenazah korban ditemukan dalam posisi terendam di sungai sekitar pukul 11.00 Wita. Korban ditemukan pertama kali oleh cucunya, I Wayan Putra Sudiana. Temuan itu dilaporkan ke petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem. Pencarian ke lokasi dipimpin I Wayan Suwena. Petugas pun kesulitan mengevakuasi korban karena lokasinya di dasar tebing yang curam sedalam sekitar 40 meter. Petugas bersama warga mengevakuasi jenazah korban dengan cara digotong menyusuri sungai dengan kedalaman air setinggi bahu orang dewasa.
Petugas lebih banyak berenang sejauh 250 meter daripada menyusuri daratan memikul jenazah korban. Total perjalanan mengevakuasi korban dari TKP ke jalan raya sejauh 500 meter. Wayan Suwena mengatakan, jalur evakuasi sangat sulit sehingga tidak memungkinkan memanjat tebing. “Makanya kami mengevakuasi mesti menyusuri sungai sambil berenang sejauh 250 meter ditambah menyusuri jalan darat sehingga total menyusuri sungai sejauh 500 meter,” jelas Wayan Suwena. Setibanya di darat, anggota Polsek Karangasem dipimpin Kapolsek Kompil I Nengah Berata langsung melakukan olah TKP. Pemeriksaan luar dilalukan petugas medis dari Puskesmas Karangasem II dr Ni Made Putri Lestiana. Korban yang mengenakan kaos hitam, rambut putih, dan celana pendek loreng, dalam kondisi tulang belakang patah diduga membentur tebing dan kepala belakang juga luka.
Usai petugas melakukan olah TKP, jenazah korban sempat dititipkan di RSUD Karangasem. Selanjutnya diantar ke setra Desa Pakraman Karangasem dan dilakukan upacara makingsan di gni. “Sesuai adat di Banjar Adat Tegallinggah, jenazah mesti langsung dibawa ke kuburan, tidak diajak ke rumah duka,” jelas Kelian Banjar Adat Tegallinggah I Komang Sudanta. Sementara I Gede Lila, putra ketiga korban menerangkan, belakangan ayahnya sering jalan-jalan ke sawah. “Pada Senin (27/8) sekitar pukul 10.30 Wita, ayah meninggalkan rumah namun hingga malam tidak pulang,” ungkapnya. * k16
1
Komentar