Warga Tegallinggah Pesta Lelawah
Krama Banjar/Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem berburu kelelawar sambil melakukan pencarian orang hilang.
AMLAPURA, NusaBali
Hasilnya, krama mendapatkan 112 ekor lelawah atau kelelawar. Ratusan kelelawar itu kemudian diolah untuk konsumsi. Pesta lelawah itu digelar pasca I Gede Dugdug, 78, warga setempat yang dilaporkan hilang ditemukan meninggal Sungai Nyuling, Rabu (29/8) pukul 11.00 Wita.
Kerabat korban yang turut melakukan pencarian menyusuri Sungai Nyuling di antaranya I Made Merta Wisuda, I Nengah Merta, I Made Komo, I Wayan Nano, dan lainnya. Semula mereka berniat membantu melakukan pencarian di jalur yang diduga sempat dilewati korban. Ternyata sepanjang Sungai Nyuling terutama di tebing sungai dengan struktur tebing batu karang banyak ada goa-goa kecil tempat tinggal ratusan kelelawar. Mereka dengan mudah menangkap kelelawar yang sedang tidur dengan cara dipukul. “Di jalur Sungai Nyuling ini banyak kelelawar. Sudah lama tidak ada yang berburu kelelawar, kebetulan ada pencarian kami ikut sambil berburu kelelawar,” ungkap Made Merta Wisuda.
Kelelawar itu dijadikan sate, lawar, kuah, pesan, dan adonan lainnya. “Daging kelelawar cocok untuk orang tua. Untuk menambah tenaga, fisik terasa lebih bugar,” katanya. Sementara Nengah Merta mengaku biasa mengolah daging kelelawar. “Dagingnya terasa lebih hangat dibandingkan daging burung lainnya,” jelasnya. Menurutnya, berburu kelelawar sebaiknya siang hari, hanya saja mesti berani menyusuri tebing yang curam. Sebab kelelawar tinggalnya di tebing. “Siang hari kelelawar lagi tidur, takut sinar matahari. Kelelawar keluar mulai sore,” katanya. Daging kelelawar bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit asma, gatal-gatal, menambah stamina, dan menyembuhkan sakit tenggorokan. *k16
Hasilnya, krama mendapatkan 112 ekor lelawah atau kelelawar. Ratusan kelelawar itu kemudian diolah untuk konsumsi. Pesta lelawah itu digelar pasca I Gede Dugdug, 78, warga setempat yang dilaporkan hilang ditemukan meninggal Sungai Nyuling, Rabu (29/8) pukul 11.00 Wita.
Kerabat korban yang turut melakukan pencarian menyusuri Sungai Nyuling di antaranya I Made Merta Wisuda, I Nengah Merta, I Made Komo, I Wayan Nano, dan lainnya. Semula mereka berniat membantu melakukan pencarian di jalur yang diduga sempat dilewati korban. Ternyata sepanjang Sungai Nyuling terutama di tebing sungai dengan struktur tebing batu karang banyak ada goa-goa kecil tempat tinggal ratusan kelelawar. Mereka dengan mudah menangkap kelelawar yang sedang tidur dengan cara dipukul. “Di jalur Sungai Nyuling ini banyak kelelawar. Sudah lama tidak ada yang berburu kelelawar, kebetulan ada pencarian kami ikut sambil berburu kelelawar,” ungkap Made Merta Wisuda.
Kelelawar itu dijadikan sate, lawar, kuah, pesan, dan adonan lainnya. “Daging kelelawar cocok untuk orang tua. Untuk menambah tenaga, fisik terasa lebih bugar,” katanya. Sementara Nengah Merta mengaku biasa mengolah daging kelelawar. “Dagingnya terasa lebih hangat dibandingkan daging burung lainnya,” jelasnya. Menurutnya, berburu kelelawar sebaiknya siang hari, hanya saja mesti berani menyusuri tebing yang curam. Sebab kelelawar tinggalnya di tebing. “Siang hari kelelawar lagi tidur, takut sinar matahari. Kelelawar keluar mulai sore,” katanya. Daging kelelawar bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit asma, gatal-gatal, menambah stamina, dan menyembuhkan sakit tenggorokan. *k16
1
Komentar