Pertajam Rekornas, Zohri cs Raih Perak Lari Estafet
Gagal Tambah Medali Emas, Indonesia Tetap Kokoh di Posisi Empat
JAKARTA, NusaBali
Tarung hari ke-11 Asian Games XVIII 2018, Kamis (29/8), menjadi hari kelabu bagi kontingen tuan rumah Indonesia. Tidak satu pun medali emas diraih kontingen Merah Putih kemarin, meskipun tetap bercokol di peringkat empat dalam klasemen distribusi medali. Namun, ada hasil membanggakan di cabang atletik, ketika Lalu Muhammad Zohri cs berhasil sabet medali perak nomor etafet 4x100 meter putra, yang disertai pemecahan rekor nasional.
Dalam final lari estafet 4x100 meter yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Kamis malam, tim Indonesia yang menampilkan kwartet N Fadlin-Lalu Muhammad Zohri-Eko Rimbawan-Bayu Kertanegara finish di urutan kedua dengan catatan waktu 38,77 detik. Ini sekaligus memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri dengan waktu 39,03 detik yang dibukukan saat laga kualifikasi sehari sebelumnya.
Sedangkan medali emas estafet 4x100 meter putra Asian Games 2018 direbut tim Jepang dengan catatan waktu 38,16 detik. Sebaliknya, medali perunggu disabet tim China yang mencatat waktu 38,89 detik.
Tim estafet 4x100 meter putra Indonesia bukan hanya memecahkan rekor nasional. Selain itu, kwartet sprinter terbaik nasional ini juga menjadi yang pertama meraih perak lari estafet 4x100 meter putra, sejak sukses terakhir di Asian Games 1966 silam. Kala itu, tim Merah Putih yang meraih perak Asian Games 1966 diperkuat Sugiri, Supardi, Wahjudi, dan Jootje Oroh.
Raihan perak sekaligus penecarah rekor nasonal lari estafet 4x100 meter putra yang dibukukan Zohri cs semalam, sekaligus menjadi pelipur lara. Inilah medali perak satu-satunya yang direbut Indonesia di Asian Games 2018. Sebelumnya, Indonesia baru meraih 1 medali perunggu melalui Emilia Nova dari nomor lari 100 meter gawang putri. Harapan untuk sabet emas di lintasan atletik Asian Games 2018 ini praktis pupus, setelah sang juara bertahan Mara Natalia Londa (asal Bali) justru gagal mempertahankan gelarnya dalam nomor lompat jauh putri.
Pelatih estafet Indonesia, Eni Nuraini, mengatakan kwartet M Fadlin-Lalu Muhammad Zohri-Eko Rimbawan-Bayu Kertanegara dipilih tampil berdasarkan kondisi terakhir si pelari dan beberapa pertimbangan lain. M Fadlin menjadi pelari pertama dalam estafet, disusul Zohri, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara.
"Untuk mempersiapkan empat orang ini memang tidak mudah. Jadi, setiap latihan kami selalu mengadakan diskusi, terutama pelari kedua, ketiga, dan keempat," ujar Eni Nuraini dilansir detikcom di Senayan, tadi malam. "Nah, di antara mereka bagaimana memperbaiki pertukaran tongkat? Rahasianya di pertukaran tongkat itu sebenarnya."
Eni menyebutkan, pada awalnya Yaspi Bobby diproyeksikan sebagai pelari terakhir. Namun, melihat kondisi Yaspi yang kurang maksimal, maka posisinya digantikan Bayu Kertanegara. "Saya melihat Bayu penampilannya lebih meningkat. Kalau Yaspi, dia agak menurun, seperti kemarin main di lari 100 meter. Jadi, kami mempertimbangkan itu," tandas Eni.
Sementara, pelari termuda dalam tim estafet 4x100 meter putra, Lalu Muhammad Zohri, berterima kasih atas doa seluruh masyarakat, sehingga juara dunia junior nomor sprint 100 meter putra ini mampu meraih perak. "Sebelumnya, saya terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya. Perasaan saya sih bangga sekali dan bersyukur, karena kami bisa memberikan yang terbaik buat Indonesia," jelas sprinter berusia 18 tahun asal Lombok, NTB ini.
Zohri juga mengungkapkan aktivitas sebelum turun ke lintasan tadi malam adalah merapal surat dalam Al Quran. "Saya berdoa. Saya doa yasin," katanya. “Semoga ke depannya lebih berprestasi untuk negeri tercinta ini," lanjut Zohri, yang sebelumnya hanya menduduki peringkat 7 dalam lari 100 meter putra Asian Games 2018 dengan catatan waktu 10,21 detik.
Sementara itu, pertarungan hari ke-11 Asian Games 2018, Kamis kemarin, menjadi hari paling kelabu bagi kontingen Indonesia. Tak satu pun medali emas yang berhasil diraih kemarin. Ini ditingkahi kegagalan pejudo andalan Bali, Ni Kadek Anny Pandini, yang langsung rontok di babak 16 besar Kelas -57 Kg Putri cabang judo. Padahal, peraih medali emas SEA Games 2017 ini turun laga dengan modal sebagai peraih perunggu Test Event Asian Games 2018.
Pada hari-hari sebelumnya, kontingen Indonesia selalu mampu sabet emas. Bahkan, dalam tarung hari ke-10, Rabu (29/8), Indonesia sabet 6 medali emas yang semuanya dari cabang primadona pencak silat. Termasuk melalui pasangan asal Bali, Ni Made Dwi Yanti/Sang Ayu Ketut Sidan Wilantari, yang sabet emas nomor seni ganda putri.
Meski demikian, Indonesia tetap tak tergoyahkan dari posisi empat klasemen sementara distribusi medali Asian Games 2018, dengan koleksi 30 emas, 23 perak, 37 perunggu. Indonesia betada di bawah China yang menempati peringkat teratas (dengan 112 emas, 76 perak, 53 perunggu), Jepang (59-49-66), dan Korea Selatan (39-46-56). Indonesia sepertinya tidak akan terkejar, karena Iran yang membayangi di posisi lima baru meraih 19 keping emas. *k22
Tarung hari ke-11 Asian Games XVIII 2018, Kamis (29/8), menjadi hari kelabu bagi kontingen tuan rumah Indonesia. Tidak satu pun medali emas diraih kontingen Merah Putih kemarin, meskipun tetap bercokol di peringkat empat dalam klasemen distribusi medali. Namun, ada hasil membanggakan di cabang atletik, ketika Lalu Muhammad Zohri cs berhasil sabet medali perak nomor etafet 4x100 meter putra, yang disertai pemecahan rekor nasional.
Dalam final lari estafet 4x100 meter yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Kamis malam, tim Indonesia yang menampilkan kwartet N Fadlin-Lalu Muhammad Zohri-Eko Rimbawan-Bayu Kertanegara finish di urutan kedua dengan catatan waktu 38,77 detik. Ini sekaligus memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri dengan waktu 39,03 detik yang dibukukan saat laga kualifikasi sehari sebelumnya.
Sedangkan medali emas estafet 4x100 meter putra Asian Games 2018 direbut tim Jepang dengan catatan waktu 38,16 detik. Sebaliknya, medali perunggu disabet tim China yang mencatat waktu 38,89 detik.
Tim estafet 4x100 meter putra Indonesia bukan hanya memecahkan rekor nasional. Selain itu, kwartet sprinter terbaik nasional ini juga menjadi yang pertama meraih perak lari estafet 4x100 meter putra, sejak sukses terakhir di Asian Games 1966 silam. Kala itu, tim Merah Putih yang meraih perak Asian Games 1966 diperkuat Sugiri, Supardi, Wahjudi, dan Jootje Oroh.
Raihan perak sekaligus penecarah rekor nasonal lari estafet 4x100 meter putra yang dibukukan Zohri cs semalam, sekaligus menjadi pelipur lara. Inilah medali perak satu-satunya yang direbut Indonesia di Asian Games 2018. Sebelumnya, Indonesia baru meraih 1 medali perunggu melalui Emilia Nova dari nomor lari 100 meter gawang putri. Harapan untuk sabet emas di lintasan atletik Asian Games 2018 ini praktis pupus, setelah sang juara bertahan Mara Natalia Londa (asal Bali) justru gagal mempertahankan gelarnya dalam nomor lompat jauh putri.
Pelatih estafet Indonesia, Eni Nuraini, mengatakan kwartet M Fadlin-Lalu Muhammad Zohri-Eko Rimbawan-Bayu Kertanegara dipilih tampil berdasarkan kondisi terakhir si pelari dan beberapa pertimbangan lain. M Fadlin menjadi pelari pertama dalam estafet, disusul Zohri, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara.
"Untuk mempersiapkan empat orang ini memang tidak mudah. Jadi, setiap latihan kami selalu mengadakan diskusi, terutama pelari kedua, ketiga, dan keempat," ujar Eni Nuraini dilansir detikcom di Senayan, tadi malam. "Nah, di antara mereka bagaimana memperbaiki pertukaran tongkat? Rahasianya di pertukaran tongkat itu sebenarnya."
Eni menyebutkan, pada awalnya Yaspi Bobby diproyeksikan sebagai pelari terakhir. Namun, melihat kondisi Yaspi yang kurang maksimal, maka posisinya digantikan Bayu Kertanegara. "Saya melihat Bayu penampilannya lebih meningkat. Kalau Yaspi, dia agak menurun, seperti kemarin main di lari 100 meter. Jadi, kami mempertimbangkan itu," tandas Eni.
Sementara, pelari termuda dalam tim estafet 4x100 meter putra, Lalu Muhammad Zohri, berterima kasih atas doa seluruh masyarakat, sehingga juara dunia junior nomor sprint 100 meter putra ini mampu meraih perak. "Sebelumnya, saya terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya. Perasaan saya sih bangga sekali dan bersyukur, karena kami bisa memberikan yang terbaik buat Indonesia," jelas sprinter berusia 18 tahun asal Lombok, NTB ini.
Zohri juga mengungkapkan aktivitas sebelum turun ke lintasan tadi malam adalah merapal surat dalam Al Quran. "Saya berdoa. Saya doa yasin," katanya. “Semoga ke depannya lebih berprestasi untuk negeri tercinta ini," lanjut Zohri, yang sebelumnya hanya menduduki peringkat 7 dalam lari 100 meter putra Asian Games 2018 dengan catatan waktu 10,21 detik.
Sementara itu, pertarungan hari ke-11 Asian Games 2018, Kamis kemarin, menjadi hari paling kelabu bagi kontingen Indonesia. Tak satu pun medali emas yang berhasil diraih kemarin. Ini ditingkahi kegagalan pejudo andalan Bali, Ni Kadek Anny Pandini, yang langsung rontok di babak 16 besar Kelas -57 Kg Putri cabang judo. Padahal, peraih medali emas SEA Games 2017 ini turun laga dengan modal sebagai peraih perunggu Test Event Asian Games 2018.
Pada hari-hari sebelumnya, kontingen Indonesia selalu mampu sabet emas. Bahkan, dalam tarung hari ke-10, Rabu (29/8), Indonesia sabet 6 medali emas yang semuanya dari cabang primadona pencak silat. Termasuk melalui pasangan asal Bali, Ni Made Dwi Yanti/Sang Ayu Ketut Sidan Wilantari, yang sabet emas nomor seni ganda putri.
Meski demikian, Indonesia tetap tak tergoyahkan dari posisi empat klasemen sementara distribusi medali Asian Games 2018, dengan koleksi 30 emas, 23 perak, 37 perunggu. Indonesia betada di bawah China yang menempati peringkat teratas (dengan 112 emas, 76 perak, 53 perunggu), Jepang (59-49-66), dan Korea Selatan (39-46-56). Indonesia sepertinya tidak akan terkejar, karena Iran yang membayangi di posisi lima baru meraih 19 keping emas. *k22
Komentar