Konservasi Lembu Putih Desa Taro Raih Kalpataru 2018
Kerja keras masyarakat Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, dengan pembinaan Pemkab Gianyar khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DH), dalam mengkonservasi satwa langka jenis Lembu Putih, makin membuahkan hasil.
GIANYAR, NusaBali
Terbukti, Yayasan Lembu Putih (YLP, Desa Taro berhasil meraih penghargaan Kalpataru dari Pemerintah RI. Penghargaan diberikan kepada YLP karena dinilai sukses mengkonservasi alam dalam katagori pelindung lingkungan. Penghargaan berupa Trofi Kalpataru diserahkan langsung oleh Menko Ekonomi Darmin Nasution, bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bahar, pada puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN), Kamis (30/8), di Taman Wisata Alam Batu Putih, Tangkoko Bitung, Sulawesi Utara.
Penghargaan diterima Ketua Yayasan Lembu Putih Desa Taro Made Mardiana, didampingi Sekda Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya, Wakil Ketua DPRD Gianyar Made Togog, dan Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra.
Kepala DLH Gianyar Kujus Pawitra mengatakan, di Indonesia terdapat 513 kabupaten/kota. Kabupaten Gianyar salah satu dari 10 kabupaten/kota di Indonesia yang menerima penghargaan Kalpataru. Jika menyimak adanya 513 kabupaten/kota di Indonesia, maka 10 kalpataru yang diraih 10 kabupaten/kota tentu bukan prestasi yang mudah diraih. ‘’Prestasi ini tentu karena kerja keras bersama dengan jajaran di Desa Taro. Sejak awal pembinaan, kami sangat yakin konservasi Lembu Putih ini akan meraih kalpataru, meski tahapan menuju prestasi bukan langkah mudah,’’ jelas pejabat asal Banjar Kesian, Desa Lebih, Gianyar ini.
Kujus Pawitra menambahkan, keberadaan Lembu Putih di Desa Taro tak hanya dapat dimaknai sebagai wujud kecintaan pada lingkungan, khususnya sumber daya satwa. Namun konservasi ini amat sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal dan spiritualitas Hindu di Bali. ‘’Karena dalam tradisi upacara besar Hindu di Bali, Lembu Putih wajib dihadirkan sebagai sarana penting yadnya. Dan, Lembu Putih ini tentu juga dirawat dengan ritual Tumpek Kandang, setiap Sabtu/Saniscara Kliwon Uye,’’ jelas mantan Camat termuda di Gianyar ini.
Sebagaimana diketahui, kalpataru atau kalpavriksha (bahasa Sanskerta, Red) berarti pohon kehidupan. Kalpataru adalah penghargaan oleh Pemerintah RI kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia.
Sekda Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya mengharapkan penghargaan Kalpataru ini makin memotivasi masyarakat dan semua pihak dalam melestarikan lingkungan. Karena dengan memelihara ekosistem, maka alam dan berserta isinya akan mengalami keseimbangan. "Konservasi ini sekaligus bisa menjadi salah satu destinasi wisata alam di Gianyar," ujarnya.
Dikatakan, sebelumnya Pemkab Gianyar juga telah membangun Kebun Raya Gianyar di Banjar Pilan, Desa Kerta, Kecamatan Payangan. Kebun raya ini sebuah wujud konsistensi nyata dalam menjaga kelestarian alam. Selain itu, Gianyar juga telah mendukung terwujudnya penangkaran penyu di Pantai Saba, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh," jelasnya. *lsa
Penghargaan diterima Ketua Yayasan Lembu Putih Desa Taro Made Mardiana, didampingi Sekda Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya, Wakil Ketua DPRD Gianyar Made Togog, dan Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra.
Kepala DLH Gianyar Kujus Pawitra mengatakan, di Indonesia terdapat 513 kabupaten/kota. Kabupaten Gianyar salah satu dari 10 kabupaten/kota di Indonesia yang menerima penghargaan Kalpataru. Jika menyimak adanya 513 kabupaten/kota di Indonesia, maka 10 kalpataru yang diraih 10 kabupaten/kota tentu bukan prestasi yang mudah diraih. ‘’Prestasi ini tentu karena kerja keras bersama dengan jajaran di Desa Taro. Sejak awal pembinaan, kami sangat yakin konservasi Lembu Putih ini akan meraih kalpataru, meski tahapan menuju prestasi bukan langkah mudah,’’ jelas pejabat asal Banjar Kesian, Desa Lebih, Gianyar ini.
Kujus Pawitra menambahkan, keberadaan Lembu Putih di Desa Taro tak hanya dapat dimaknai sebagai wujud kecintaan pada lingkungan, khususnya sumber daya satwa. Namun konservasi ini amat sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal dan spiritualitas Hindu di Bali. ‘’Karena dalam tradisi upacara besar Hindu di Bali, Lembu Putih wajib dihadirkan sebagai sarana penting yadnya. Dan, Lembu Putih ini tentu juga dirawat dengan ritual Tumpek Kandang, setiap Sabtu/Saniscara Kliwon Uye,’’ jelas mantan Camat termuda di Gianyar ini.
Sebagaimana diketahui, kalpataru atau kalpavriksha (bahasa Sanskerta, Red) berarti pohon kehidupan. Kalpataru adalah penghargaan oleh Pemerintah RI kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia.
Sekda Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya mengharapkan penghargaan Kalpataru ini makin memotivasi masyarakat dan semua pihak dalam melestarikan lingkungan. Karena dengan memelihara ekosistem, maka alam dan berserta isinya akan mengalami keseimbangan. "Konservasi ini sekaligus bisa menjadi salah satu destinasi wisata alam di Gianyar," ujarnya.
Dikatakan, sebelumnya Pemkab Gianyar juga telah membangun Kebun Raya Gianyar di Banjar Pilan, Desa Kerta, Kecamatan Payangan. Kebun raya ini sebuah wujud konsistensi nyata dalam menjaga kelestarian alam. Selain itu, Gianyar juga telah mendukung terwujudnya penangkaran penyu di Pantai Saba, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh," jelasnya. *lsa
1
Komentar