Parade Cak Modern Tampilkan 18 Komunitas Seni
Digelar Setiap Hari Sabtu dan Minggu di Art Center
DENPASAR, NusaBali
Agenda gelar seni di Taman Budaya-Art Center, Denpasar tidak pernah sepi dari kegiatan. Usai kegiatan Bali Mandara Mahalango, kegiatan lanjut dengan dengan pagelaran ‘Parade Cak Modern’ serangkaian gelar seni akhir pekan sepanjang tahun, Bali Mandara Nawanatya. Sebagai pembuka, parade cak akan dimeriahkan oleh Sanggar Cak Rina dan SMAN 1 Negara.
Mereka akan berparade di Panggung Terbuka Ardha Candra, Sabtu (1/9) malam. Sanggar Cak Rina yang sudah terkenal dengan aksi panggung para pemainnya yang membawa obor menyala, akan membawa lakon pertempuran Sugriwa-Subali dari epos cerita Ramayana bersanding dengan siswa SMAN 1 Negara dari ‘Gumi Makepung’, Jembrana.
“Sanggar Cak Rina akan menampilkan cak yang tergolong modern, dengan berbagai sentuhan inovasi. Ditambah lagi, sanggar ini dari Banjar Tegeskanginan, Peliatan, Ubud ini, sudah mempunyai pengalaman melanglang buana hingga ke luar negeri,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, Kamis (30/8).
Parade cak, kata Dewa Beratha, merupakan ruang untuk seniman muda dalam menginovasi kesenian cak. Menurutnya, memasukkan cerita lain atau cerita rakyat yang ada di masing-masing daerah bisa menjadi kreasi cak. “Bisa juga dengan body cak dan menambahkan beberapa instrument musik. Jadi lebih kreatif. Kalau yang klasik kan menggunakan suara penari saja,” katanya.
Parade cak akan ada setiap akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu selama sebulan penuh. Parade cak modern menampilkan komunitas seni dari perwakilan SMA/SMK se-Bali yang sebelumnya telah mendapatkan pembinaan. Dari tiga tahun pelaksanaan, tahun ini semakin banyak komunitas seni yang mendaftar ingin bergabung.
“Kalau tahun lalu, dalam sebulan pelaksanaan Parade Cak Modern diisi oleh 10 komunitas seni, maka untuk tahun ini jumlahnya meningkat menjadi 18 komunitas seni, yakni Sanggar Cak Rina dan 17 komunitas seni lainnya dari SMA/SMK,” katanya.
Setiap komunitas seni dari SMA/SMK yang pentas cak modern tersebut, minimal harus melibatkan 100 orang (di luar penabuh) dan proses pembinaannya sudah dilakukan sejak 10 Agustus lalu dengan langsung terjun ke masing-masing sekolah. Pihaknya berharap gelaran Nawanatya kali ini, tak saja mewadahi kreativitas dan inovasi seniman muda, sekaligus dapat membangun wadah kebersamaan, kekompakan, belajar bekerja sama, dan saling mengisi diantara generasi muda. *ind
Mereka akan berparade di Panggung Terbuka Ardha Candra, Sabtu (1/9) malam. Sanggar Cak Rina yang sudah terkenal dengan aksi panggung para pemainnya yang membawa obor menyala, akan membawa lakon pertempuran Sugriwa-Subali dari epos cerita Ramayana bersanding dengan siswa SMAN 1 Negara dari ‘Gumi Makepung’, Jembrana.
“Sanggar Cak Rina akan menampilkan cak yang tergolong modern, dengan berbagai sentuhan inovasi. Ditambah lagi, sanggar ini dari Banjar Tegeskanginan, Peliatan, Ubud ini, sudah mempunyai pengalaman melanglang buana hingga ke luar negeri,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, Kamis (30/8).
Parade cak, kata Dewa Beratha, merupakan ruang untuk seniman muda dalam menginovasi kesenian cak. Menurutnya, memasukkan cerita lain atau cerita rakyat yang ada di masing-masing daerah bisa menjadi kreasi cak. “Bisa juga dengan body cak dan menambahkan beberapa instrument musik. Jadi lebih kreatif. Kalau yang klasik kan menggunakan suara penari saja,” katanya.
Parade cak akan ada setiap akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu selama sebulan penuh. Parade cak modern menampilkan komunitas seni dari perwakilan SMA/SMK se-Bali yang sebelumnya telah mendapatkan pembinaan. Dari tiga tahun pelaksanaan, tahun ini semakin banyak komunitas seni yang mendaftar ingin bergabung.
“Kalau tahun lalu, dalam sebulan pelaksanaan Parade Cak Modern diisi oleh 10 komunitas seni, maka untuk tahun ini jumlahnya meningkat menjadi 18 komunitas seni, yakni Sanggar Cak Rina dan 17 komunitas seni lainnya dari SMA/SMK,” katanya.
Setiap komunitas seni dari SMA/SMK yang pentas cak modern tersebut, minimal harus melibatkan 100 orang (di luar penabuh) dan proses pembinaannya sudah dilakukan sejak 10 Agustus lalu dengan langsung terjun ke masing-masing sekolah. Pihaknya berharap gelaran Nawanatya kali ini, tak saja mewadahi kreativitas dan inovasi seniman muda, sekaligus dapat membangun wadah kebersamaan, kekompakan, belajar bekerja sama, dan saling mengisi diantara generasi muda. *ind
Komentar