Demokrat Berang Kadernya Dibajak
“Lama-lama kami melihat elite di tim sukses Pak Jokowi-Ma'ruf ini mirip sales MLM (multilevel marketing) aja”
PDIP: Kami Nggak Bajak Kader PD
JAKARTA, NusaBali
Partai Demokrat (PD) berang kader mereka dibajak dan dilirik tim sukses Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Ketua DPP PD Jansen Sitindaon bahkan sampai menyamakan elite timses Jokowi dengan sales. "Lama-lama kami melihat elite di tim sukses Pak Jokowi-Ma'ruf ini mirip sales MLM (multilevel marketing) aja," kata Jansen, Kamis (30/8), seperti dilansir detikcom.
Jansen keberatan timses Jokowi menggoda Ketua DPD PD Jatim Soekarwo. Jansen meminta timses Jokowi fokus menyusun dan membenahi program pasangan yang diusung dalam pilpres mendatang. "Bukannya fokus membenahi program-program Pak Jokowi agar terlihat cemerlang di depan publik, eh ini malah kerjanya sibuk ke sana-kemari 'memprospek', menarik-narik dan mengiming-imingi kader Partai Demokrat masuk menjadi tim sukses Jokowi-Ma'ruf," sebut Jansen.
"Sesudah Deddy Mizwar, ini sekarang Pakde Karwo, Ketua DPD kami di Jawa Timur, juga mau diprospek sebagaimana ucapan Asrul Sani," sebut Jansen.
Arsul Sani, yang menjabat Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, sebelumnya berbicara soal peluang Soekarwo bergabung. Ini lantaran Ketua Partai Demokrat (PD) Jawa Timur itu pernah menyatakan mendukung Jokowi.
Bagi Jansen, manuver Arsul tak elok. Tak elok lantaran PD sudah berposisi mengusung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019. "Kalau koalisi pendukung Pak Jokowi tidak percaya diri untuk menang, atau kader mereka di sana kurang berkualitas, ya mbok jangan jugalah sampai sevulgar ini menunjukkannya ke publik. Yang malu nanti Pak Jokowi-nya sendiri," kata Jansen.
Jasen tidak yakin Jokowi merestui langkah timses yang melirik kader lain. Jansen meminta tim Jokowi-Ma'ruf mengedepankan etika dalam berpolitik.
Sementara itu, PDIP berpendapat pindahnya kader-kader Partai Demokrat karena gaya kepemimpinan Jokowi yang merangkul. "Sebetulnya karena kepemimpinan Pak Jokowi yang menyatukan, yang merangkul, yang mereka berteriak lantang ke Pak Jokowi pun dirangkul," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/8).
Dia mengatakan sifat Jokowi yang merangkul mirip dengan pemimpin Indonesia terdahulu. Dia menyebut sosok Bung Hatta dan juga Presiden ke-3 RI BJ Habibie. "Seperti Bung Hatta itu kan juga sosok berdisiplin, Pak Habibie juga selalu bicara tentang harapan dan mengakselarasi kemampuan teknologi kita," kata Hasto.
Hasto menegaskan PDIP tak berniat membajak kader-kader PD. Dia mengatakan PDIP tak pernah membajak kader parpol lain. Kader-kader PD yang ingin bergabung untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. "Kami nggak pernah tarik-menarik, kami nggak punya pengalaman membajak kader partai lain, nggak ada coba dilihat. Kami nggak pernah," tegas Hasto.
Hasto menyebut kader-kader PD tidak bergabung ke PDIP, melainkan mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Sementara soal adanya beberapa eks menteri Jokowi yang pindah mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hasto mengatakan tak mempersoalkan hal tersebut. "Kemarin bukan bergabung ke PDIP, ini bergabung mendukung Pak Jokowi karena kepemimpinannya. Ya kalau kami PDIP juga sama. Kami tanya Bung Antoni di PSI ketika ada kader kami yang pindah kami lebih memilih introspeksi ke dalam," kata Hasto.
Sebagaimana diketahui, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, bergabung dengan tim sukses Jokowi-Ma'ruf. Terkait keputusan Deddy, PD Jabar belum memberikan sikap. Selain Deddy Mizwar, TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) juga menyatakan mendukung Jokowi dan mundur dari Demokrat. Dukungan kepada Jokowi juga diberikan Gubernur Papua Lukas Enembe yang merupakan Ketua DPD Partai Demokrat Papua. *
JAKARTA, NusaBali
Partai Demokrat (PD) berang kader mereka dibajak dan dilirik tim sukses Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Ketua DPP PD Jansen Sitindaon bahkan sampai menyamakan elite timses Jokowi dengan sales. "Lama-lama kami melihat elite di tim sukses Pak Jokowi-Ma'ruf ini mirip sales MLM (multilevel marketing) aja," kata Jansen, Kamis (30/8), seperti dilansir detikcom.
Jansen keberatan timses Jokowi menggoda Ketua DPD PD Jatim Soekarwo. Jansen meminta timses Jokowi fokus menyusun dan membenahi program pasangan yang diusung dalam pilpres mendatang. "Bukannya fokus membenahi program-program Pak Jokowi agar terlihat cemerlang di depan publik, eh ini malah kerjanya sibuk ke sana-kemari 'memprospek', menarik-narik dan mengiming-imingi kader Partai Demokrat masuk menjadi tim sukses Jokowi-Ma'ruf," sebut Jansen.
"Sesudah Deddy Mizwar, ini sekarang Pakde Karwo, Ketua DPD kami di Jawa Timur, juga mau diprospek sebagaimana ucapan Asrul Sani," sebut Jansen.
Arsul Sani, yang menjabat Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, sebelumnya berbicara soal peluang Soekarwo bergabung. Ini lantaran Ketua Partai Demokrat (PD) Jawa Timur itu pernah menyatakan mendukung Jokowi.
Bagi Jansen, manuver Arsul tak elok. Tak elok lantaran PD sudah berposisi mengusung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019. "Kalau koalisi pendukung Pak Jokowi tidak percaya diri untuk menang, atau kader mereka di sana kurang berkualitas, ya mbok jangan jugalah sampai sevulgar ini menunjukkannya ke publik. Yang malu nanti Pak Jokowi-nya sendiri," kata Jansen.
Jasen tidak yakin Jokowi merestui langkah timses yang melirik kader lain. Jansen meminta tim Jokowi-Ma'ruf mengedepankan etika dalam berpolitik.
Sementara itu, PDIP berpendapat pindahnya kader-kader Partai Demokrat karena gaya kepemimpinan Jokowi yang merangkul. "Sebetulnya karena kepemimpinan Pak Jokowi yang menyatukan, yang merangkul, yang mereka berteriak lantang ke Pak Jokowi pun dirangkul," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/8).
Dia mengatakan sifat Jokowi yang merangkul mirip dengan pemimpin Indonesia terdahulu. Dia menyebut sosok Bung Hatta dan juga Presiden ke-3 RI BJ Habibie. "Seperti Bung Hatta itu kan juga sosok berdisiplin, Pak Habibie juga selalu bicara tentang harapan dan mengakselarasi kemampuan teknologi kita," kata Hasto.
Hasto menegaskan PDIP tak berniat membajak kader-kader PD. Dia mengatakan PDIP tak pernah membajak kader parpol lain. Kader-kader PD yang ingin bergabung untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. "Kami nggak pernah tarik-menarik, kami nggak punya pengalaman membajak kader partai lain, nggak ada coba dilihat. Kami nggak pernah," tegas Hasto.
Hasto menyebut kader-kader PD tidak bergabung ke PDIP, melainkan mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Sementara soal adanya beberapa eks menteri Jokowi yang pindah mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hasto mengatakan tak mempersoalkan hal tersebut. "Kemarin bukan bergabung ke PDIP, ini bergabung mendukung Pak Jokowi karena kepemimpinannya. Ya kalau kami PDIP juga sama. Kami tanya Bung Antoni di PSI ketika ada kader kami yang pindah kami lebih memilih introspeksi ke dalam," kata Hasto.
Sebagaimana diketahui, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, bergabung dengan tim sukses Jokowi-Ma'ruf. Terkait keputusan Deddy, PD Jabar belum memberikan sikap. Selain Deddy Mizwar, TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) juga menyatakan mendukung Jokowi dan mundur dari Demokrat. Dukungan kepada Jokowi juga diberikan Gubernur Papua Lukas Enembe yang merupakan Ketua DPD Partai Demokrat Papua. *
1
Komentar