BROL Luncurkan Aplikasi ‘Laut Nusantara’
Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI meluncurkan aplikasi ‘Laut Nusantara’ yang digadang-gadang menjadi salah satu aplikasi untuk membantu peningkatan produktivitas dan keamanan nelayan saat melaut di perairan Indonesia.
NEGARA, NusaBali
Aplikasi berbasis android yang diciptakan melalui kerjasama dengan salah satu provider swasta di Indonesia, itu dipastikan lebih sempurna dibanding aplikasi ‘Nelayan Pintar (Nelpin)’ yang sebelumnya juga diciptakan KKP. Peluncuran aplikasi ‘Laut Nusantara’ itu dilaksanakan berbarengan dengan hari jadi BROL ke-13 di Desa Budeng, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Kamis (30/8). Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan RI Aryo Hanggono, didampingi Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia (BRSDMKP) KKP Sjarief Widjaja, mengatakan meski dikerjasamakan dengan salah satu provider swasta, namun pengguna aplikasi ‘Laut Nusantara’, itu terbuka untuk semua layanan seluler. Dalam aplikasi tersebut, selain terdapat informasi mengenai keberadaan ikan di lautan, juga ada informasi mengenai kondisi cuaca, dan beberapa informasi lainnya.
Menurut Aryo Hanggono yang didampingi Kepala BROL di Desa Budeng I Nyoman Radiarta, kebanyakan nelayan di Indonesia, termasuk di Jembrana masih bersifat tradisional. Namun seiring perkembangan teknologi, nelayan mesti bisa mengikuti perkembangan, sehingga nelayan dapat lebih maju. “Sekarang banyak anak-anak muda juga menjadi nelayan, dan rata-rata sudah memiliki smartphone. Ini perlu dimotivasi untuk memanfaatkan teknologi, dengan harapan ke depan tidak ada lagi nelayan termajinalkan dan miskin. Tetapi nelayan harus maju dan berkembang,” ujar Aryo Hanggono, yang pada peluncuran aplikasi ‘Laut Nusantara’, juga mengisi sosialisasi kepada beberapa nelayan tentang cara penggunaan aplikasi tersebut.
Khusus aplikasi ‘Laut Nusantara’ yang diluncurkan per 30 Agustus 2018, dipastikan lebih sempurna dibanding aplikasi serupa sebelum-sebelumnya, dengan menghadirkan informasi lebih lengkap dan real time. Aplikasi yang bisa diakses menggunakan data seluler, ini berdasar uji coba di sejumlah daerah, masih bisa dibuka hingga jarak 10 mil dari pantai. Jarak itu pun dinilai masih sangat relevan, karena nelayan yang biasa menggunakan jukung maupun perahu tradisional berukuran kecil lainnya, memiliki daya jangkau rata-rata kurang dari 20 mil. *ode
Aplikasi berbasis android yang diciptakan melalui kerjasama dengan salah satu provider swasta di Indonesia, itu dipastikan lebih sempurna dibanding aplikasi ‘Nelayan Pintar (Nelpin)’ yang sebelumnya juga diciptakan KKP. Peluncuran aplikasi ‘Laut Nusantara’ itu dilaksanakan berbarengan dengan hari jadi BROL ke-13 di Desa Budeng, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Kamis (30/8). Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan RI Aryo Hanggono, didampingi Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia (BRSDMKP) KKP Sjarief Widjaja, mengatakan meski dikerjasamakan dengan salah satu provider swasta, namun pengguna aplikasi ‘Laut Nusantara’, itu terbuka untuk semua layanan seluler. Dalam aplikasi tersebut, selain terdapat informasi mengenai keberadaan ikan di lautan, juga ada informasi mengenai kondisi cuaca, dan beberapa informasi lainnya.
Menurut Aryo Hanggono yang didampingi Kepala BROL di Desa Budeng I Nyoman Radiarta, kebanyakan nelayan di Indonesia, termasuk di Jembrana masih bersifat tradisional. Namun seiring perkembangan teknologi, nelayan mesti bisa mengikuti perkembangan, sehingga nelayan dapat lebih maju. “Sekarang banyak anak-anak muda juga menjadi nelayan, dan rata-rata sudah memiliki smartphone. Ini perlu dimotivasi untuk memanfaatkan teknologi, dengan harapan ke depan tidak ada lagi nelayan termajinalkan dan miskin. Tetapi nelayan harus maju dan berkembang,” ujar Aryo Hanggono, yang pada peluncuran aplikasi ‘Laut Nusantara’, juga mengisi sosialisasi kepada beberapa nelayan tentang cara penggunaan aplikasi tersebut.
Khusus aplikasi ‘Laut Nusantara’ yang diluncurkan per 30 Agustus 2018, dipastikan lebih sempurna dibanding aplikasi serupa sebelum-sebelumnya, dengan menghadirkan informasi lebih lengkap dan real time. Aplikasi yang bisa diakses menggunakan data seluler, ini berdasar uji coba di sejumlah daerah, masih bisa dibuka hingga jarak 10 mil dari pantai. Jarak itu pun dinilai masih sangat relevan, karena nelayan yang biasa menggunakan jukung maupun perahu tradisional berukuran kecil lainnya, memiliki daya jangkau rata-rata kurang dari 20 mil. *ode
1
Komentar