Petani Pepaya Makin Nyerah
Petani pepaya di Gianyar terpaksa nyerah karena tak bisa berbuat banyak, pasca tanaman pepaya mereka terserang penyakit antraknosa.
Serangan Jamur Antraknosa Mengganas
GIANYAR, NusaBali
Selain tak bisa dicegah, jamur yang terbawa oleh angin atau burung ini juga tak bisa diobati. Tanaman pepaya petani yang tadinya hanya busuk sebagian, kini hampir busuk total. Salah satu petani, Pande Suteja, menyatakan tanaman pepaya miliknya kurang lebih 600 pohon, mati total. “Tidak bisa disembuhkan. Dari ujung merembet ke batang bawahnya, sekarang mati total,” keluh Pande Suteja, Kamis (30/8).
Pria yang juga dokter di Polres Gianyar itu mengaku pepaya yang dia tanam pada Juli 2017 itu sempat panen sekali saja. “Dulu sempat dapat hasil Rp 15 juta. Kemudian cuacanya saat ini dingin disertai hujan, jadi pepaya terserang antraknosa,” ujar pria berkumis itu.
Kata Pande, semestinya, usia tanaman pepaya 3-4 tahun. Sekarang baru setahun lebih, sudah mati. Dikatakan Pande, serangan pepaya itu menyerang hampir seluruh tanaman pepaya di Gianyar. “Memang sempat dicari sama petugas, tapi tidak bisa. Ini faktor musim, tidak bisa disembuhkan walaupun sudah disemprot,” jelasnya.
Menurutnya, serangan itu hanya bisa ditanggulangi dengan menanam ulang pepaya. “Untuk sementara, saya biarkan dulu, potong pepaya yang busuk itu. Saya akan biarkan sampai setahun,” jelasnya.
Apabila langsung ditanami tanaman baru, dirinya khawatir kondisi tanah masih terinfeksi penyakit. Walaupun pepayanya mati total, namun Pande mengaku sudah sempat mendapat untung. “Sudang pernah dapat Rp 15 juta dari hasil tanam,” jelasnya.
Mengenai biaya bibit, Pande mengaku tidak menghabiskan dana besar. “Karena saya dapat sumbangan. Itu program Demplot dari Pemkab Gianyar dan ITB (Institut Teknologi Bandung, Red),” terangnya.
Sebelumnya sempat diberitakan, ratusan tanaman pepaya jenis Calina (California Indonesia) di Subak Purnajaya, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, membusuk karena serangan penyakit Antraknosa (busuk akibat jamur). Takut dengan hama meluas, petani pepaya setempat, Made Sulatra, terpaksa menebang 145 tanaman miliknya dari total 367 tanaman. Akibat hama tersebut, pihaknya mengalami kerugian mencapai Rp 4 juta. Kepala Dinas Pertanian Gianyar Made Raka pun sudah menerjunkan timnya ke lokasi subak. Namun jamur pemusnah pepaya ini tak mampu diatasi.*nvi
GIANYAR, NusaBali
Selain tak bisa dicegah, jamur yang terbawa oleh angin atau burung ini juga tak bisa diobati. Tanaman pepaya petani yang tadinya hanya busuk sebagian, kini hampir busuk total. Salah satu petani, Pande Suteja, menyatakan tanaman pepaya miliknya kurang lebih 600 pohon, mati total. “Tidak bisa disembuhkan. Dari ujung merembet ke batang bawahnya, sekarang mati total,” keluh Pande Suteja, Kamis (30/8).
Pria yang juga dokter di Polres Gianyar itu mengaku pepaya yang dia tanam pada Juli 2017 itu sempat panen sekali saja. “Dulu sempat dapat hasil Rp 15 juta. Kemudian cuacanya saat ini dingin disertai hujan, jadi pepaya terserang antraknosa,” ujar pria berkumis itu.
Kata Pande, semestinya, usia tanaman pepaya 3-4 tahun. Sekarang baru setahun lebih, sudah mati. Dikatakan Pande, serangan pepaya itu menyerang hampir seluruh tanaman pepaya di Gianyar. “Memang sempat dicari sama petugas, tapi tidak bisa. Ini faktor musim, tidak bisa disembuhkan walaupun sudah disemprot,” jelasnya.
Menurutnya, serangan itu hanya bisa ditanggulangi dengan menanam ulang pepaya. “Untuk sementara, saya biarkan dulu, potong pepaya yang busuk itu. Saya akan biarkan sampai setahun,” jelasnya.
Apabila langsung ditanami tanaman baru, dirinya khawatir kondisi tanah masih terinfeksi penyakit. Walaupun pepayanya mati total, namun Pande mengaku sudah sempat mendapat untung. “Sudang pernah dapat Rp 15 juta dari hasil tanam,” jelasnya.
Mengenai biaya bibit, Pande mengaku tidak menghabiskan dana besar. “Karena saya dapat sumbangan. Itu program Demplot dari Pemkab Gianyar dan ITB (Institut Teknologi Bandung, Red),” terangnya.
Sebelumnya sempat diberitakan, ratusan tanaman pepaya jenis Calina (California Indonesia) di Subak Purnajaya, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, membusuk karena serangan penyakit Antraknosa (busuk akibat jamur). Takut dengan hama meluas, petani pepaya setempat, Made Sulatra, terpaksa menebang 145 tanaman miliknya dari total 367 tanaman. Akibat hama tersebut, pihaknya mengalami kerugian mencapai Rp 4 juta. Kepala Dinas Pertanian Gianyar Made Raka pun sudah menerjunkan timnya ke lokasi subak. Namun jamur pemusnah pepaya ini tak mampu diatasi.*nvi
1
Komentar