Peserta Buta Aksara Gemetar Pegang Pulpen
Warga yang mengikuti program pengentasan buta aksara kebingungan memulai pembelajaran. Mereka kebingungan cara pegang pulpen dan menulis.
AMLAPURA, NusaBali
Banyak yang gemetar memulai menulis huruf dan angka. Mereka pun protes ke perbekel karena diikutkan program keaksaraan. Perbekel Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Karangasem, I Wayan Suara, termasuk menjadi sasaran protes.
Perbekel Wayan Suara menerima protes warga saat memantau warga belajar di Bale Banjar Abiantiying, Jumat (31/8). “Masak sudah tua dan sudah punya cucu diikutkan belajar membaca, menulis, dan menghitung,” ungkap Wayan Suara menirukan protes warga. Peserta program keaksaraan di Desa Amerta Bhuana sebanyak 16 orang. Mereka diajar oleh dua tutor yakni I Made Sudarsana dan I Made Sudianyana. Mengurangi beban warga kebingungan memulai menulis, tutor akhirnya membantu cara menulis dengan memegangi tangan peserta.
Wayan Suara meyakinkan warga belajar agar bersedia ikut program keaksaraan. Sebab jika tidak ikut di tahun 2018 maka akan kembali muncul sebagai warga buta aksara. “Kami berupaya merayu warga ikut program keaksaraan agar mereka bisa membaca, menulis, dan menghitung. Program keaksaraan ini berlangsung selama 38 kali pertemuan,” ungkap Wayan Suara.
Masalah serupa juga terjadi di Desa Peringsari, Kecamatan Selat. Perbekel Desa Peringsari, I Wayan Bawa, lebih kompleks lagi menghadapi masalah karena yang ikut program keaksaraan sebanyak 202 warga tersebar di 7 banjar adat. Program keaksaraa di Desa Peringsari melibatkan 17 tutor. “Ada yang gemetar pegang pulpen, kesulitan memulai menulis, ada yang pegang pulpen erat-erat sehingga kaku tidak bisa digoreskan,” jelas Wayan Bawa.
Program keaksaraan di Desa Peringsari digelar tiga kali seminggu dari pukul 14.00 Wita - 16.00 Wita. Hari pertemuannya berubah-ubah terpenting 38 kali pertemuan. Sebanyak 202 warga belajar yang terdaftar tersebar di 7 banjar yakni Banjar Lusuh Kauh sebanyak 10 warga, Umasari Kangin 62 warga, Lusuh Kangin 50 warga, Padangaji Kangin 14 warga, Siladumi 34 warga, selebihnya dari Padangaji Kawan dan Taman Dharma.
Kepala Bidang Pendidikan Anak Usai Dini dan Pendidikan Non Formal (PAUD dan PNF) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Ketut Sudana, mengatakan sebanyak 2.219 warga belajar di tahun 2018. Program keaksaraan melibatkan 192 tutor. Tutor itu yang nantinya mendidik 2.219 warga belajar tersebar di Kecamatan Selat sebanyak 861 warga, Rendang 549 warga, Sidemen 525 warga, dan Manggis 284 warga. Sedangkan yang masih buta aksara sebanyak 14.498 jiwa. “Setelah melakukan 38 tatap muka dilanjutkan ujian minggu II September, bagi yang lulus dapat SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara),” kata Sudana. *k16
Perbekel Wayan Suara menerima protes warga saat memantau warga belajar di Bale Banjar Abiantiying, Jumat (31/8). “Masak sudah tua dan sudah punya cucu diikutkan belajar membaca, menulis, dan menghitung,” ungkap Wayan Suara menirukan protes warga. Peserta program keaksaraan di Desa Amerta Bhuana sebanyak 16 orang. Mereka diajar oleh dua tutor yakni I Made Sudarsana dan I Made Sudianyana. Mengurangi beban warga kebingungan memulai menulis, tutor akhirnya membantu cara menulis dengan memegangi tangan peserta.
Wayan Suara meyakinkan warga belajar agar bersedia ikut program keaksaraan. Sebab jika tidak ikut di tahun 2018 maka akan kembali muncul sebagai warga buta aksara. “Kami berupaya merayu warga ikut program keaksaraan agar mereka bisa membaca, menulis, dan menghitung. Program keaksaraan ini berlangsung selama 38 kali pertemuan,” ungkap Wayan Suara.
Masalah serupa juga terjadi di Desa Peringsari, Kecamatan Selat. Perbekel Desa Peringsari, I Wayan Bawa, lebih kompleks lagi menghadapi masalah karena yang ikut program keaksaraan sebanyak 202 warga tersebar di 7 banjar adat. Program keaksaraa di Desa Peringsari melibatkan 17 tutor. “Ada yang gemetar pegang pulpen, kesulitan memulai menulis, ada yang pegang pulpen erat-erat sehingga kaku tidak bisa digoreskan,” jelas Wayan Bawa.
Program keaksaraan di Desa Peringsari digelar tiga kali seminggu dari pukul 14.00 Wita - 16.00 Wita. Hari pertemuannya berubah-ubah terpenting 38 kali pertemuan. Sebanyak 202 warga belajar yang terdaftar tersebar di 7 banjar yakni Banjar Lusuh Kauh sebanyak 10 warga, Umasari Kangin 62 warga, Lusuh Kangin 50 warga, Padangaji Kangin 14 warga, Siladumi 34 warga, selebihnya dari Padangaji Kawan dan Taman Dharma.
Kepala Bidang Pendidikan Anak Usai Dini dan Pendidikan Non Formal (PAUD dan PNF) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Ketut Sudana, mengatakan sebanyak 2.219 warga belajar di tahun 2018. Program keaksaraan melibatkan 192 tutor. Tutor itu yang nantinya mendidik 2.219 warga belajar tersebar di Kecamatan Selat sebanyak 861 warga, Rendang 549 warga, Sidemen 525 warga, dan Manggis 284 warga. Sedangkan yang masih buta aksara sebanyak 14.498 jiwa. “Setelah melakukan 38 tatap muka dilanjutkan ujian minggu II September, bagi yang lulus dapat SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara),” kata Sudana. *k16
Komentar