Warga Bajera Protes PDAM
Warga tak berani konsumsi air PDAM untuk air minum meskipun telah dimasak.
TABANAN, NusaBali
Sekitar 45 warga Banjar Bajera Kelod dan Bajera Tengah, Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg melayangkan protes ke kantor PDAM wilayah Selemadeg yang berlokasi di Desa Bajera, Senin (4/4). Mereka keluhkan air PDAM yang keruh dan berlumpur. Kedatangan warga diterima langsung Kepala PDAM Selemadeg, Ida Bagus Puja. Pertemuan antara warga dengan pimpinan PDAM dimediasi Perbekel Desa Bajera, I Putu Sukarata.
Warga Bajera Kelod, Putu Adi, 32, mengatakan akibat air PDAM keruh sehingga tak bisa dimanfaatkan untuk memasak. “Airnya kotor, jika didiamkan ada endapan lumpur,” ungkap Putu Adi. Meski tak sering, namun air keruh dan kotor itu selalu terjadi setiap minggu. Ditambahkan, air yang keruh itu hanya berani dimanfaatkan untuk cuci dan mandi. Warga pun ketakutan memasak air itu untuk diminum.
Putu Adi mengaku heran, air keruh berlumpur hanya terjadi di Banjar Bajera Kelod dan Bajera Tengah saja. Sementara Bajera Kaja relatif aman, tanpa pernah keluhkan air PDAM keruh. “Mengingat sudah berlangsung lama, warga akhirnya mendatangi PDAM Selemadeg agar meningkatkan kualitas layananannya,” ungkap bapak seorang putri ini.
Kepala PDAM wilayah Selemadeg, Ida Bagus Puja tidak menampik jika air yang dialirkan ke rumah pelanggan di Bajera Kelod dan Bajera Tengah mengalami kekeruhan. Air itu bersumber dari mata air Kikian, Pangkung Kidang, dan menggunakan air permukaan dari sungai Yeh Otan. “Ada banjir membawa lumpur sehingga air keruh. Tapi kami selalu hentikan ambil air sungai Yeh Otan jika terjadi banjir,” terang Ida Bagus Puja.
Ditambahkan, saat pengambilan air di sungai Yeh Otan distop, otomatis layanan air di Banjar Bajera Tengah dan dan Bajera Kelod terhenti sementara. Alirannya terputus paling lama sekitar satu jam. “Air keruh yang mengendap menyebabkan terlihat kotor,” imbuhnya. Mengatasi itu, PDAM telah memasang 8 titik penguras di ujung-ujung pipa di wilayah Banjar Bajera Kelod. “Pemasangannya sempat terhenti karena ada ngaben massal,” tambahnya.
Ida Bagus Puja mengatakan, PDAM Tabanan memiliki 1.702 pelanggan di wilayah Desa Bajera. Kebutuhan air di desa itu 17 liter per detik, sementara sumber mata air di Kikian dan Pangkung Kidang hanya bisa mengalirkan 8,2 liter per detik. “Sisanya diambil dari sungai Yeh Otan,” jelasnya. 7 cr61
1
Komentar