Pantai Kedonganan Siap Dijadikan Tempat Wisata Alternatif Delegasi IMF-WB
Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung diharapkan bisa dijadikan alternatif wisata bagi delegasi International Monetary Fund (IMF) – World Bank pada Oktober mendatang.
MANGUPURA, NusaBali
Saat ini pantai yang banyak dikunjungi wisatawan itu tengah dilakukan penataan oleh Desa Adat Kedonganan. Penataannya dibagi dua bagian. Sebelah Utara Dermaga Watu Nunggul dijadikan mina wisata. Sementara di sebelah Selatan dijadikan untuk kegiatan para nelayan.
Bendesa Adat Kedonganan Wayan Mertha ketika dikonfirmasi, Minggu (2/9), mengungkapkan penataan pantai tersebut bukan untuk tujuan IMF, tetapi untuk mengoptimalkan fungsi pantai. Tetapi, jika nanti dijadikan tempat wisata alternatif oleh para delegasi IMF, pihaknya bersyukur.
Mertha mengatakan penataan dilakukan secara bertahap karena terkendala anggaran. Untuk tahap pertama tahun ini adalah Kedonganan Sunset Cruise.
“Kami tak ada persiapan khusus untuk IMF. Penataan itu untuk memaksimalkan fungsi pantai yang selama ini belum dioptimalkan. Secara keorganisasian penataan ini tidak secara khusus untuk tujuan IMF. Tujuannya murni untuk membersihkan dan menata kawasan pantai di Utara dermaga. Jika nanti hasil dari penataan itu menjadi daya tarik, kami merasa bersyukut,” tutur Mertha.
Diakuinya, tak ada antisipasi terkait kemungkinan membeludaknya kunjungan saat IMF nanti. “Pada September ini kami membuka cruise di Kedonganan,” tuturnya.
Menurutnya, kapasitas cruise yang disediakan nanti terbatas. Maksimum 120 orang untuk sekali trip. Pihaknya merencanakan tiga kali trip dalam sehari, pagi, siang, dan sore. Nanti kapalnya berkeliling dari Kedonganan hingga Uluwatu pada sore hari. Sementara untuk pagi dan siang hari hanya sampai di Padangpadang.
“Sebenarnya kapal itu kapasitasnya sampai 200 orang. Tetapi kami tak mau yang maksimum seperti itu. Kami ingin yang optimum. Sehingga para penumpang merasa nyaman, karena tak terlalu padat,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan kapal yang digunakan nanti adalah Marina Srikandi 15. Kapal tersebut selama ini digunakan untuk mengangkut penumpang kapal pesiar di Benoa. Kapal itu akan dimodifikasi pada bagian dalamnya untuk memenuhi syarat menjadi cruise.
“Memang kami berencana menawarkan hal ini kepada organizer delegasi IMF. Tim pengelola mungkin sudah berhubungan dengan agen yang terkait dengan IMF. Tetapi secara spesisifik saya belum mendapat laporan. Tetapi saya kira, mereka orang marketing, mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Yang jelas kami ingin ada produk baru yang kami tawarkan. Termasuk kepada delegasi IMF,” paparnya.
Selain memasarkan produk baru yang kini tengah ditata, pihaknya juga akan memasarkan kafe yang ada. Tetapi pemasaran itu tak melalui desa adat. Dikatakan para pemilik kafe diyakini memiliki jaringan pemasaran.
“Untuk penataan saat ini kami menggunakan dana Rp 300 juta dari desa adat. Untuk menata secara keseluruan pantai Utara itu membutuhkan dana yang sangat besar,” ujarnya. *po
Komentar