SMKN Abang Ciptakan Mobil Listrik Subali Skensa
Mirip Mobil Balapan F1, Kecepatan Maksimal 45 Km Per Jam
AMLAPURA, NusaBali
Siswa SMKN Abang, Karangasem mencatat prestasi fenomenal dengan menciptakan mobil listrik yang diberi nama Subali Skensa (Sekolah Kejuruan Satu). Mobil listrik Subali Skensa buatan siswa Kelas XI dan Kelas XII Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMKN Abang ini sudah dilaunching pihak sekolah, Selasa (4/9).
Acara launching Mobil listrik Subali Skensa ini dilakukan langsung Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Bali, I Made Sutarjana, di Aula SMKN Abang kawasan Banjar Batumadeg, Desa Tista, Kecamatan Abang, Selasa pagi pukul 09.00 Wita. Saat peluncuran mobil listrik yang dirakit sejak Mei 2018 kemarin, Made Sutarjana didampingi Kepala Sekolah (Kasek) SMKN Abang, I Ketut Kerta Negara.
Sesuai namanya, mobil listrik Subali Skensa buatan siswa SMKN Abang ini tidak menggunakan BBM, namun digerakkan baterai. Mobil listrik ini tanpa busi, tanpa knalpot, tanpa saringan oli, tanpa tanki minyak. Bodinya lebih ringan, mirip mobil balapan F1. Mobil yang semua suku cadangnya didatangkan dari luar Bali ini, kapasitasnya hanya untuk satu orang. Jika dihidupkan, mobil listri tanpa bersuara, kecuali klaksonnya dibunyikan. Mobil listrik Subali Sketsa ini bisa melaju dengan kecepatan maksimal 45 kilometer per jam.
Menurut Kasek Ketut Kerta Negara, pembuatan mobil listrik Subalu Skensa ini me-libatkan 68 siswa Kelas X dan 58 siswa Kelas XII Program Kealhian TKR. SMKN Abang yang berdiri tahun 1999 memiliki 5 program keahlian. Selain Program Keahlian TKR, juga ada Program Teknik Konstruksi Kayu (TKK), Teknik Gambar Bangunan (TGB), dan Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan (TKJ).
Khusus perakitan mobil listrik Subali Skensa, dikerjakan anak-anak Kelas XI dan Kelas XII Program TKR di bawah guru pembimbing bidang studi TKR, I Nengah Edi Imawan. Guru pembimbing ini merupakan alumnus SMKN Abang, yang menamatkan pendidikan Jurusan TKR Universitas Negeri Jogjakarta tahun 2013. Selanjutnya, Nengah Edi Imawan mengabdikan ilmunya di SMKN Abang sejak 2015.
Karena SMKN Abang merupakan sekolah kejuruan berbasis industri, maka dilakukan inovasi melalui program ‘SMK Bisa Berdaya Guna dan Hebat’. Guru Nengah Edi Imawan kemudian memunculkan ide untuk merakit mobil listrik yang ramah lingkungan dan murah, dilandasi techno park (kumpulan beragam teknologi).
“Agar ide itu bisa diimplementasikan, kami mengajukan proposal ke ITB Bandung. Pasalnya, ITB merupakan Tim Pendamping Kelompok Teknologi sebagai barometer pengembangan techno park, bagi pengembangan teknologi,” ungkap Kerta Negara.
Setelah proposal masuk, Tim ITB Bandung yang dikoordinasikan Maria Evita dan Danny Priyadi kemudian terjun ke SMKN Abang untuk melakukan visitasi seraya memantau kondisi sekolah, kondisi laboratoium, fasilitas penunjang, guru pembina yang memahami teknologi, selain samping guru pembina TKR Nengah Edi Imawan yang mempresentasikan gagasannya. Saat presentasi yang digelar pertengahan Mei 2018 itu, SMKN Abang juga melibatkan dunia usaha dan dunia industri).
Dari presentasi itu, Tim ITB setuju sebagai tim pendamping selama merakit mobil listrik yang diberi nama Subali Skensa tersebut. Sejak itu pula dimulailah aktivitas perakitan mobil listri Subali Skensa, yang biaya operasionalnya ditanggung Direktorat Pengembangan SMK Kementerian Pendudukan dan Kebudayaan. "Selama merakit mobil dilakukan sampai lembur. Saat diujicoba, setiap tahapan sering error," kenang Kerta Negara.
Menurut Kerta Negara, siswa SMKN Abang kini telah paham bagaimana caranya memproduksi mobil listrik Subali Skensa, setelah selama 4 bulan mendapat bimbingan dari Tim ITB Bandung. Hanya saja, pihaknya belum tahu berapa biaya yang dihabiskan untuk memproduksi satu unit mobil listrik Subali Skensa. Pasalnya, pembiayaan mobil listrik yang dilaunching kemarin sepenuhnya ditanggung Direktorat Pengembangan SMK Kemendikbud.
Sementara itu, guru Program Keahlian TKR SMKN Abang, Nengah Edi Imawan, menerangkan sejak awal pihaknya memikirkan untuk memproduksi kendaraan dengan energi terbarukan, tanpa bahan bakar. Tujuannya, untuk mengurangi gas emisi, ramah lingkungan, berbiaya murah. Sebelum memulai merakit mobil listrik, kata Edi Imawan, terlebih dulu harus membuat rangka mobil mini tiruan menggunakan styrofoam, mirip membuat ogoh-ogoh. “Kemudian ditutup koran, sehingga membentuk mobil mirip F1. Saat membuat rangka menggunakan Styrofoam, kami juga melibatkan guru seni dan budaya,” jelas Edi Imawan dis ela acara launching mobil listrik Subali Skensa, Selasa kemarin.
Edi Imawan mengatakan, soal biaya yang habis dalam pembuatan satu unit mobil listri ini, belum dihitung. Sebab, yang mengerjakan adalah para siswa dan sering error saat ujicoba, sehingga banyak keluar biaya. “Tapi, jika sudah ahlinya yang memproduksi, biaya produksi biasanya kisaran Rp 25 juta hingga Rp 30 juta per unit," papar Edi Imawan.
Menurut Edi Imawan, mibil listrik Subali Skensa ini dibuat dengan bentuk mirip mobil balapan F1 dan berwarna kuning, supaya menarik perhatian masyarakat saat melintas di jalan. “Warna kuning itu kan warna keceriaan," katanya. *k16
Acara launching Mobil listrik Subali Skensa ini dilakukan langsung Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Bali, I Made Sutarjana, di Aula SMKN Abang kawasan Banjar Batumadeg, Desa Tista, Kecamatan Abang, Selasa pagi pukul 09.00 Wita. Saat peluncuran mobil listrik yang dirakit sejak Mei 2018 kemarin, Made Sutarjana didampingi Kepala Sekolah (Kasek) SMKN Abang, I Ketut Kerta Negara.
Sesuai namanya, mobil listrik Subali Skensa buatan siswa SMKN Abang ini tidak menggunakan BBM, namun digerakkan baterai. Mobil listrik ini tanpa busi, tanpa knalpot, tanpa saringan oli, tanpa tanki minyak. Bodinya lebih ringan, mirip mobil balapan F1. Mobil yang semua suku cadangnya didatangkan dari luar Bali ini, kapasitasnya hanya untuk satu orang. Jika dihidupkan, mobil listri tanpa bersuara, kecuali klaksonnya dibunyikan. Mobil listrik Subali Sketsa ini bisa melaju dengan kecepatan maksimal 45 kilometer per jam.
Menurut Kasek Ketut Kerta Negara, pembuatan mobil listrik Subalu Skensa ini me-libatkan 68 siswa Kelas X dan 58 siswa Kelas XII Program Kealhian TKR. SMKN Abang yang berdiri tahun 1999 memiliki 5 program keahlian. Selain Program Keahlian TKR, juga ada Program Teknik Konstruksi Kayu (TKK), Teknik Gambar Bangunan (TGB), dan Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan (TKJ).
Khusus perakitan mobil listrik Subali Skensa, dikerjakan anak-anak Kelas XI dan Kelas XII Program TKR di bawah guru pembimbing bidang studi TKR, I Nengah Edi Imawan. Guru pembimbing ini merupakan alumnus SMKN Abang, yang menamatkan pendidikan Jurusan TKR Universitas Negeri Jogjakarta tahun 2013. Selanjutnya, Nengah Edi Imawan mengabdikan ilmunya di SMKN Abang sejak 2015.
Karena SMKN Abang merupakan sekolah kejuruan berbasis industri, maka dilakukan inovasi melalui program ‘SMK Bisa Berdaya Guna dan Hebat’. Guru Nengah Edi Imawan kemudian memunculkan ide untuk merakit mobil listrik yang ramah lingkungan dan murah, dilandasi techno park (kumpulan beragam teknologi).
“Agar ide itu bisa diimplementasikan, kami mengajukan proposal ke ITB Bandung. Pasalnya, ITB merupakan Tim Pendamping Kelompok Teknologi sebagai barometer pengembangan techno park, bagi pengembangan teknologi,” ungkap Kerta Negara.
Setelah proposal masuk, Tim ITB Bandung yang dikoordinasikan Maria Evita dan Danny Priyadi kemudian terjun ke SMKN Abang untuk melakukan visitasi seraya memantau kondisi sekolah, kondisi laboratoium, fasilitas penunjang, guru pembina yang memahami teknologi, selain samping guru pembina TKR Nengah Edi Imawan yang mempresentasikan gagasannya. Saat presentasi yang digelar pertengahan Mei 2018 itu, SMKN Abang juga melibatkan dunia usaha dan dunia industri).
Dari presentasi itu, Tim ITB setuju sebagai tim pendamping selama merakit mobil listrik yang diberi nama Subali Skensa tersebut. Sejak itu pula dimulailah aktivitas perakitan mobil listri Subali Skensa, yang biaya operasionalnya ditanggung Direktorat Pengembangan SMK Kementerian Pendudukan dan Kebudayaan. "Selama merakit mobil dilakukan sampai lembur. Saat diujicoba, setiap tahapan sering error," kenang Kerta Negara.
Menurut Kerta Negara, siswa SMKN Abang kini telah paham bagaimana caranya memproduksi mobil listrik Subali Skensa, setelah selama 4 bulan mendapat bimbingan dari Tim ITB Bandung. Hanya saja, pihaknya belum tahu berapa biaya yang dihabiskan untuk memproduksi satu unit mobil listrik Subali Skensa. Pasalnya, pembiayaan mobil listrik yang dilaunching kemarin sepenuhnya ditanggung Direktorat Pengembangan SMK Kemendikbud.
Sementara itu, guru Program Keahlian TKR SMKN Abang, Nengah Edi Imawan, menerangkan sejak awal pihaknya memikirkan untuk memproduksi kendaraan dengan energi terbarukan, tanpa bahan bakar. Tujuannya, untuk mengurangi gas emisi, ramah lingkungan, berbiaya murah. Sebelum memulai merakit mobil listrik, kata Edi Imawan, terlebih dulu harus membuat rangka mobil mini tiruan menggunakan styrofoam, mirip membuat ogoh-ogoh. “Kemudian ditutup koran, sehingga membentuk mobil mirip F1. Saat membuat rangka menggunakan Styrofoam, kami juga melibatkan guru seni dan budaya,” jelas Edi Imawan dis ela acara launching mobil listrik Subali Skensa, Selasa kemarin.
Edi Imawan mengatakan, soal biaya yang habis dalam pembuatan satu unit mobil listri ini, belum dihitung. Sebab, yang mengerjakan adalah para siswa dan sering error saat ujicoba, sehingga banyak keluar biaya. “Tapi, jika sudah ahlinya yang memproduksi, biaya produksi biasanya kisaran Rp 25 juta hingga Rp 30 juta per unit," papar Edi Imawan.
Menurut Edi Imawan, mibil listrik Subali Skensa ini dibuat dengan bentuk mirip mobil balapan F1 dan berwarna kuning, supaya menarik perhatian masyarakat saat melintas di jalan. “Warna kuning itu kan warna keceriaan," katanya. *k16
Komentar